Oleh Agus Sopian
Tahap Pertama
□ Petunjuk awal (first lead)
□ Liputan Pendahuluan (initial reporting)
□ Pencarian dan pendalaman literatur (literature search)
□ Wawancara para pakar dan sumber-sumber ahli (interviewing experts)
□ Penjejakan dokumen-dokumen (finding a paper trail)
□ Wawancara sumber-sumber kunci dan saksi-saksi (interviewing key informants and sources)
Tahap Kedua
□ Pengamatan langsung di lapangan (first hand observation)
□ Pengorganisasian file (organizing files)
□ Wawancara lebih lanjut (more interviews)
□ Analisa dan pengorganisasian data (analyzing and organizing data)
□ Penulisan (writing)
□ Pengecekan fakta (fact checking)
□ Pengecekan pencemaran nama baik (libel check)
Petunjuk Awal
Guntingan koran, obrolan di warung kopi, surat kaleng, telepon gelap atau bahkan desas-desus.
Liputan Pendahuluan
Fase ini biasanya melahirkan “nama-nama yang muncul” dalam subyek liputan, dan memberikan gambaran tentang kronologi kasus. Dari nama-nama yang muncul dan kronologi yang ada, kita dapat menetapkan siapa saja sumber-sumber yang akan dikejar untuk diwawancarai dan tempat mana yang perlu diobservasi.
Pencarian dan Pendalaman Literatur
□ Kliping koran atau searching di internet.
□ Buku dan berbagai sumber lain.
Pencarian dan pendalaman mengacu pada hasil liputan awal, kronologi, dan sumber kontak.
Wawancara Ahli
Bondan Winarno mewawancarai sumber-sumber yang benar-benar menguasai bidang pertambangan. Dia misalnya mewawancarai Dr. Soetaryo Sigit, Rachman Wiriosudarmo, Dr. Ong Han Ling serta Jeffrey Malaihollo Ph.D. Mereka ahli-ahli pertambangan dan sangat mengetahui soal eksplorasi emas.
Penjejakan Dokumen
Pada fase ini pekerjaan sudah mengerucut ke tahap “spesialisasi” plus dokumen-dokumen khusus seperti BAP, berkas sidang pengadilan, lembaran visum, dsb.
Wawancara Sumber Kunci
Fase ini jelas paling sulit. Perlu kesabaran dan keuletan untuk meyakinkan calon sumber kunci.
Lingkaran Sumber
Pengamatan Lapangan
Observasi di lapangan berguna untuk mendapat data detil sekaligus memastikan kebenaran dokumen
Pengorganisasian File
Data-data hasil pengamatan lapangan, yang dikawinkan dengan data-data sebelumnya, perlu diorganisasikan secara cermat dalam file-file. Di masa ini, dengan perkembangan komputer yang luar biasa, pengorganisasian file bukan hal sulit.
Penulis Rick Meyer dari Los Angeles Times memisahkan fakta dan wawancara ke dalam kertas kecil yang mirip kartu catatan.
Wawancara Tambahan
Sifat wawancara ini adalah menambahi data-data bolong ketika file sudah diorganisasikan secara cermat dan teliti. Wawancara ini umumnya hanya berlangsung untuk sumber-sumber kunci dan saksi-saksi.
Analisa dan Organisasi Data
• Yvonne T. Chua dari PCIJ memilah-milah data dengan Microsoft Excel.
• Metode lebih baku diperkenalkan Robert Greene dari Newsday berupa Sistem Memo: Copy Ready dan Procedural .
Sistem Memo Greene
• Memo copy ready meliputi semua fakta yang sudah diverifikasi dan bisa diatribusikan dengan jelas, mana yang off the record, background atau attribution’ dan not to be quoted.
• Memo procedural meliputi semua fakta yang belum diverifikasi. Teori, spekulasi dan tip termasuk dalam kategori ini.
Dalam memo ini, nama orang senantiasa diketik dengan huruf besar. Hal ini akan mempermudah editor, koordinator tim atau reporter dalam membaca memo-memo yang berdatangan setiap hari. Penyebutan nama pertama kalinya senantiasa ditambah dengan date of birth (dob). Secara sederhana memo ini hanya sekumpulan blok-blok yang dibuat berdasarkan perkembangan harian atau dua harian untuk dipakai dalam konstruksi laporan lebih lanjut.
Sistem Memo Greene II
Sebuah sumber bisa menghasilkan dua macam memo. Dalam kasus Kebumen, misalnya. Seorang perwira militer mengatakan bahwa Prabowo Subianto ada di Kebumen pada saat yang hampir bersamaan dengan terjadinya huru-hara untuk menengok kuburan kakeknya. Ini fakta yang sudah diverifikasi, dan masuk ke dalam Copy Ready. Namun ketika perwira ini berspekulasi bahwa Prabowo terlibat kerusuhan, kita harus memasukkannya dalam memo Procedural.
Penulisan
Anda yang sudah terbiasa menulis panjang, mungkin ini fase paling mudah. Yang perlu diingat, dalam menulis yang pertama-tama didahulukan adalah bahwa laporan harus benar. Baru kemudian, menarik dan relevan
Cek Fakta
• Intisari jurnalisme adalah verifikasi.
• Lakukan “penyuntingan skeptis” (Redaktur Reid MacCluggage dari The Day) atau “penyuntingan ala jaksa penuntut” (Redaktur Peter Bhatia dan Sandra Rowe dari Oregonian).
• Lakukan cek akurasi. David Yarnold, redaktur eksekutif San Jose Mercury News), mengembangkan sistem daftar pemeriksaan akurasi (accuracy checklist) mulai nama, background sampai kutipan.
• Majalah Pantau mengembangkan Redaktur Fact Checker, yang diadopsi dari The New Yorker.
Libel Check
PCIJ menyewa penasehat hukum sebelum menurunkan laporan tentang Presiden Estrada. Di dunia, juga muncul trend serupa untuk kasus-kasus spesial. Majalah Pantau memiliki Ombudsman, yang antara lain memberi pertimbangan atas soal-soal sensitif termasuk masalah libel ini.
* Agus Sopian adalah Wakil Ketua Yayasan Pantau, Jakarta.
That’s a great story. Waiting for more. top blowjob samples Gay amateur straight guys preggo hardcore Tepes coat of arms toys http://www.diet-pill-5.info/protocol-diet-pill.html Livejournal icons xanax Free cd data recovery software Girl peeing in parking lot keene city toys Keyword celexa and pregnancy shop baikalguide Voip half height fax modem Gluing vinyl inflatable toys Backpack 16650 Toy boats wooden