Oleh Ahmad Tirta Wirawan
Saat ini kondisi pendidikan Indonesia semakin tak menentu. Sistem pendidikan Indonesia mengalami stagnasi atau kemandegan. Kondisi ini dipicu oleh berbagai macam faktor. Salah satu penyebabnya adalah keterlibatan dunia bisnis dalam sistem pendidikan di Indonesia. Akibatnya, proses pendidikan yang holistik dan humanis agak tersingkirkan.
Hakekat lembaga pendidikan yang berkewajiban mencerdaskan bangsa telah bergeser menjadi sebuah komersialisasi pendidikan. Masih ada perangkat aturan main dalam dunia pendidikan yang menjadikan siswa hanya sebagai “sumber uang”. Ada anggapan bahwa untuk mendapatkan pendidikan bermutu harus membayar mahal, yang mampu membayar dianggap mampu bersekolah. Selain itu, ada lagi faktor lain yang memicu lemahnya sistem pendidikan di Indonesia. Rendahnya tingkat kekritisan, sikap apatisme dan skeptisme dari lembaga pendidikan menjadi penyebab utama rendahnya kualitas pendidikan kita.
Kondisi tersebut di atas mempunyai pengaruh yang tidak sedikit terhadap dunia kemahasiswaan. Dunia kemahasiswaan sangat jauh berbeda dengan sekolah. Saat sekolah, kita menjadi tanggung jawab guru atau lembaga sekolahnya. Sedangkan saat kuliah, mahasiswa yang menentukan sendiri arah hidup dan strategi belajarnya. Wajar saja, perbedaan yang mencolok ini menyebabkan keterkejutan bagi sebagian mahasiswa baru. Keterkejutan tersebut dilatarbelakangi gaya hidup, sistem belajar, metode tatap muka dengan dosen. Sebagian mahasiswa beranggapan bahwa kampus tempat pergulatan beragam idealisme.
Di kampus, mahasiswa harus memanfaatkan fasilitas yang ada. Selain belajar dengan cara tatap muka di kelas, mahasiswa bisa memakai metode belajar di luar kampus seperti diskusi agar lebih kritis. Diskusi ini bisa difasilitasi oleh organisasi ekstra dan intra kampus. Dengan demikian mahasiswa bisa lebih mandiri dan kreatif. Proses pembelajaran ini bisa lebih efektif dan efisien yang berpijak pada arah bangsa ke depan.
Mengisi waktu di luar perkuliahan, tak harus melulu harus dengan kegiatan asah otak. Ada alternatif lain: bekerja part time. Mahalnya biaya hidup, sewa kos, dan kenaikan harga barang yang mahal menjadi alasan utama mengapa mahasiswa mencari kerja sambilan. Namun, kuliah sambil bekerja bukan hanya karena krisis keuangan. Dunia kerja bisa juga dijadikan ajang melatih mental dan kemandirian. Banyak lowongan yang bisa dimanfaatkan. Tapi, usahakan jangan mengganggu atau minimal mengorbankan kuliah. Jika jeli, ada pekerjaan sambilan yang bisa menopang proses kuliah. Berikut celah kerja yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa :
Tentor Les privat
Les privat alias bimbingan belajar di rumah sekarang lagi tren. Orang tua merasa anaknya lebih aman kalau anaknya belajar di rumah ketimbang di luar. Apalgi kalau tentornya berasal dari Undip. Yang jadi murid biasanya anak SMP atau SMU. Bidang pelajaran yang paling lazim adalah bahasa Inggris dan praktek program komputer. Tapi kadang, ada juga anak sastra yang berani ngajar matematika dan fisika. Uangnya lumayan buat nambah jajan. Tapi, menjadi pengajar harus sabar.
Penerjemah
Pekerjaan ini khusus bagi mereka yang ahli dalam bidang bahasa. Profesi ini tidak disarankan bagi mereka yang kemampuan bahasanya pas-pasan. Order yang paling banyak tentu saja bahasa Inggris. Menjadi penerjemah relatif santai. Tak perlu keluar rumah. Selain menambah uang saku, pasti menambah kosakata. Menjadi penerjemah jangan sampai telat menyelesaikan order. Jika telat, reputasi bisa hancur. Penerjemah profesional (umumnya mahasiswa angkatan tua), biasanya mulai mencari order terjemahan buku. Kalau berhasil tembus, honornya bisa jutaan.
Jaga rental
Pekerjaan ini paling lazim untuk kalangan mahasiswa. Selain dapat duit, penguasaan komputer juga bertambah. Namun, untuk jaga rental harus betah begadang alias betah melek. Jika sedang banyak order, harus dikerjakan dengan cara SKS (Sistem Kebut Semalam).
Jaga warnet
Ini pekerjaan yang asyik. Bisa surfing atau download gratis di internet. Bisa chatting atau kirim e-mail atau sambil main games. Selain itu, manfaatnya buat studi kuliah juga besar. Kini, banyak dosen yang mengharuskan mahasiswa mencari referensi di internet. Begitu banyak manfaat yang bisa diperoleh saat menjadi penjaga warnet.
Jaga wartel
Ini pekerjaan yang paling membosankan. Pantat bisa sakit dan panas karena duduk terus. Kita akan bertambah jenuh kalau di wartel tak ada TV. Meski membosankan, banyak juga mahasiswa sastra yang memilih profesi ini. Biasanya jurus mengatasi kebosanan yaitu baca komik atau majalah.
Pramuniaga
Jenis pekerjaan ini paling sedikit dipilih oleh mahasiswa. Sebab, jam kerjanya siang sehingga tabrakan dengan waktu kuliah. Kalau berani ambil resiko dengan pekerjaan ini, maka tak ada salahnya dicoba. Umumnya, restoran fast- food manjadi tempat favorit untuk memulai karir ini.
Sales Promotion Girl (SPG)
Pekerjaan SPG khusus untuk cewek cantik dan juga tinggi. Kerjaannya cukup mudah. Kerjanya tinggal senyum dan menawarkan barang ke konsumen. Honornya juga lumayan besar ditambah lagi dengan bonusnya. Semakin banyak barang yang berhasil dijual, semakin besar pula honor yang bisa diperoleh. Honor sebulan dijamin cukup untuk bayar SPP satu semester.
Penyiar Radio
Tak semua mahasiswa punya kemampuan di bidang penyiaran. Di Fakultas Sastra, yang bekerja sebagai penyiar radio sangat sedikit dan bisa dihitung dengan jari. Menjadi penyiar radio harus pandai berceloteh, mempunyai wawasan luas di bidang musik, serta pandai berhumor.
Reporter Freelance
Ini merupakan pekerjaan yang spesifik di bidang jurnalistik. Umumnya hanya mahasiswa angkatan tua yang menggeluti profesi ini. Pekerjaan ini muncul jika mahasiswa yang bersangkutan punya banyak jaringan kerja. Menjadi seorang reporter freelance bisa mengasah kemampuan kita di bidang tulis menulis. Jadi, tak ada salahnya merintis profesi ini mulai sekarang. Jika sukses, bisa dijadikan batu loncatan bagi yang berminat menjadi wartawan.
Kolumnis atau Penulis Lepas di Media Massa
Ini berbeda dengan reporter freelance. Pekerjaan yang satu ini tidak melulu terkait dengan bidang jurnalistik, tapi lebih umum pada dunia tulis menulis. Banyak media massa cetak, baik lokal maupun nasional, menawarkan beragam rubrik pada pembaca. Di sini, masyarakat bisa mengirimkan naskah dari artikel sampai cerpen. Malahan, saat ini juga banyak yang sudah membuka rubrik khusus untuk mahasiswa. Ada sejumlah imbalan yang didapat penulis jika tulisannya dimuat. Sekarang, Undip bahkan memberi penghargaan tersendiri bagi setiap tulisan mahasiswa yang dimuat di media massa. Jumlahnya lumayan bisa untuk menambah uang jajan. Bahkan beberapa mahasiswa menjadikan sambilan ini sebagai biaya penopang hidup.
Wirausaha/Multi Level Marketing (MLM)
Banyak perusahaan MLM yang beredar di pasaran Setiap perusahaan MLM menawarkan sistem kerja yang berbeda. Tapi, secara umum ada satu kesamaan dalam tiap perusahaan MLM. Sistem tersebut adalah sistem poin. Semakin banyak rekan kerja yang bisa kita dapatkan, semakin besar pula poin yang kita dapatkan. Poin tersebut nantinya akan ditambahkan dalam kas kita. Jarang sekali mahasiswa yang bisa menekuni profesi ini dalam waktu yang lama. Ini disebabkan karena sistem kerjanya yang mengharuskan mencari rekan kerja.****
That’s a great story. Waiting for more. Hilmar dental insurance Viagra 100mg Information video cameras depakote and hf Medical merchant account Search for malpractice with dr. nutrition and malpractice law suits http://www.trading-card-price-guide.info International health plans malpractice medication administration ofertas renault