Hingga hari keempat pascagempa di Yogyakarta dan beberapa daerah di Jawa Tengah, pendistribusian bantuan ke korban masih belum merata. Bahkan beberapa lokasi sama sekali belum menerima bantuan.
Luji, salah seorang relawan, mengatakan, lokasi gempa yang sulit dijangkau, jalan-jalan yang retak-retak, menjadi kendala pendistribusian bantuan. Meski demikian, di lokasi yang sebenarnya bisa dijangkau, seperti di dekat Prambanan, ternyata masih ada yang belum menerima bantuan.
Inilah yang menjadi masalah. Di sepanjang Jalan Solo-Jogja ternyata mobil-mobil pengangkut bantuan dihentikan oleh warga-warga di jalan. “Mereka sudah seperti preman. Kita nggak mau kasih gimana, karena mereka juga butuh bantuan,” kata Luji.
Akibatnya kiriman bantuan itu tidak sampai di tempat lokasi hingga ke pedalaman. Penghentian bantuan oleh warga itu masih terjadi hingga hari ini. Ketika Rabu (31/5) pagi Luji hendak ke Semarang, ia masih menjumpai warga yang bergerombol di pinggir jalan, menghentikan mobil pengakut bantuan yang lewat. “Bahkan ada mobil pribadi yang dihentikan,” tambahnya.
“Ada yang menolak diturunkan. Seperti FPI, mereka berani menolak. Kalau berani kayak gitu, bantuan bisa sampai ke tempat tujuan. Tapi kalau kita cuma sedikit, kita nggak bisa melawan. Mereka jumlahnya banyak,” terang Luji.
Ia menyarankan bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan ke Klaten bisa lewat jalur dalam, tidak melewati Jalan Solo-Jogja, tapi melewati jalur Magelang.
Sementara itu, masalah penyaluran bantuan juga terjadi di Yogya. Posko Utama yang letaknya jauh dari lokasi gempa menjadi kendala. “Seperti warga dari Imogiri, jaraknya sekitar 17 Kilometer ke posko utama. Hanya sebagian warga yang mengambil bantuan ke posko,” katanya..
“Banyak sekali sms yang masuk ke hp saya. Saya hanya bisa menangis membaca sms itu. Teman-teman saya sampai sekarang masih belum mendapat bantuan,” ucapnya sambil menunjukkan sms-sms itu ke saya.
Luji sendiri sebenarnya juga menjadi salah satu korban gempa di Klaten. Rumahnya telah rata dengan tanah. “Tapi saya sangat bersyukur, keluarga saya selamat. Saya hanya bisa bantu dengan mencari dukungan dari teman-teman di luar Klaten dan Jogja,” katanya.
Tak lama kemudian Luji minta pamit. Sore ini dia akan menjadi pemandu bagi para relawan dari
Sastra Undip. Mereka akan bertolak menuju Klaten. Para mahasiswa itu membawa bantuan yang telah berhasil terkumpul dari para mahasiswa dan dosen serta karyawan di lingkungan kampus. Sementara penggalangan dana masih akan dilakukan hingga Jumat (2/6).
Bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan atau ingin mengetahui kondisi lokasi pasca gempa, bisa menghubungi Luji di nomor telepon 081575144821.
Tulisan ini juga dipublikasikan di Suara Merdeka CyberNews