Geliat Sastra di Kampung Blog

Oleh Yustina Susantiningsih

“Mungkin ingin kau temukan diriku di sini, dalam catatan ini. Sebagai orang sunyi menelusuri lorong-lorong yang mengabstraksi di ambang sadar dan mimpi diri sendiri. Mungkin hanya ilusi. Yang kutulis di sini.”

Begitulah bunyi deskripsi blog Nanang Suryadi. Blog yang beralamat http://nanangsuryadi.blogspot.com itu diberi judul “Ruang Puisi Ruang Hati Ruang Sunyi”. Penyair kelahiran Pulomerak, Serang ini menulis sajak untuk sesama rekan penyair, ataupun seputar masalah sosial yang sedang aktual. Dalam posting terakhirnya tertanggal 2 Februari 2007, dia menulis sajak untuk Joko Pinurbo, yang diberi judul “Pinjam Celana”.

Berikut ini penggalan puisi Nanang yang ditujukan untuk penyair mata senja alias Joko Pinurbo, yang dalam karyanya tampak akrab dengan celana dan kematian itu:

aku pinjam celana sebentar,
aku ingin menulis puisi tentang senja,
mungkin juga tentang sebuah celana,
yang aku pinjam, senja ini
sebentar saja
“tapi celanaku telah usang, nanang
aku pinjamkan rambut saja, mau?”

Sementara itu, Joko Pinurbo yang namanya sering disingkat dengan Jokpin, memuat beberapa ulasan para penyair atas karyanya diblognya yang beralamat di http://mata-senja.blogspot.com. Dari histori posting (tulisan diblog), blog penyair yang telah beberapa kali memenangkan penghargaan ini pertama kali online pada Februari 2007.

Lain lagi dengan Hasan Aspahani. Pendiri milis sejuta-puisi ini selain memuat puisi-puisinya diblog miliknya (http://sejuta-puisi.blogspot.com), juga menulis kritik puisi. Ia menerjemahkan kumpulan surat RM Rilke, penyair agung asal Jerman, ke dalam bahasa Indonesia, puisi Pablo Neruda, dan beberapa karya penyair dunia lainnya.

HAH (nama pena Hasan Aspahani) juga menulis kritik dan proses kreatif beberapa sastrawan senior, seperti Sapardi Djoko Damono, hingga Sitok Srengenge. Selain mengelola blog pribadinya, Pemimpin Redaksi harian Batam Post ini ternyata juga ikut mengelola beberapa situs online, diantaranya puisi.net dan http://fordisastra.com . Melihat intensitas penyair asal Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur tersebut, dia layak disebut sebagai sastrawan cyber.

Selain blog atau situs penyair, ada juga blog yang khusus memuat cerpen. Bentuknya memang tidak sebaku seperti yang muncul di media massa. Cerita pendek yang dimuat diblog diantaranya merupakan curhat pemilik blog (blogger), yang disajikan dengan gaya penulisan lcatatan harian. Tapi jangan salah, beberapa blogger mampu mengemas curhat itu menjadi untaian catatan harian yang indah.

Seperti yang dimuat di blog http://negeri-senja.com. Sesuai profile yang ditampilkan diblog, pemilik blog ini adalah seorang perempuan bernama Atta, 27 tahun, tinggal di Jakarta. Setiap postingnya mampu mengundang perhatian para blogger. Rata-rata terdapat 30 komentar tiap postingnya, bahkan pernah mencapai di atas 50 komentar. Di kalangan blogger Indonesia, blog negeri-senja.com ini memang sudah cukup populer. Kita dapat menemukan blognya di daftar link para blogger. Entahlah, apakah karena memang tulisannya yang bagus, atau jangan-jangan karena si empu blog yang merupakan seorang perempuan, lajang, dan ehm…cantik pula!

Fenomena lain yang hampir serupa dengan negeri-senja, adalah blog http://biru-badai-salju.blogspot.com. Blog ini belakangan sudah tak diupdate lagi oleh pemiliknya yang bernama Biru Elang Bara. Kendati sudah tak diperbaharui, tulisan terakhir 17 Juni 2005, tapi masih dikunjungi oleh para blogger lain.

Di kotak pesan (shout box), seorang menyampaikan kerinduan akan tulisan-tulisan baru, atau pujian-pujian akan kekuatan bahasa si Biru, demikian para blogger menyapanya. Blog ini seolah-olah mampu membius para blogger yang kebanyakan adalah kaum hawa. Barangkali karena pemiliknya adalah seorang laki-laki, seperti yang dapat dikenali dari profil dan cerita yang dimuat blog. Laki-laki yang puitis nan romantis, barangkali ini yang ada dalam benak pembaca blognya yang diberi judul “ujung waktu di cecabang sunyi”. Entahlah, Biru, Elang, atau siapapun dia kini seolah-olah menghilang. Baru-baru ini dia membalas pertanyaan pengunjung blognya. Katanya, lain waktu dia akan menulis lagi, tapi entah kapan…

Satu lagi blog yang memuat semacam cerpen, adalah Cerita Seratus Kata (http://100kata.blogspot.com). Sesuai namanya, cerita-cerita yang ditulis berjumlah seratus kata. Tidak kurang dan tidak lebih. Blog unik ini dikelola oleh beberapa blogger yang berjumlah 9 orang. Untuk menampung diskusi para pembaca blog ini, para pengasuh blog menyediakan milis di yahoogroups dengan nama “seratuskata”.

Dari gambaran sekilas blogger yang menulis cerpen atau puisi di blog, didapatkan kesimpulan bahwa blog memiliki peran penting sebagai media aktualisasi para penulis. Dengan blog seorang bisa memuat karyanya, sesuai selera pribadinya, tanpa harus cemas akan dikembalikan oleh redaktur. Dengan kata lain, mereka menulis sendiri, mengeditnya sendiri, dan memuatnya ke situs pribadinya.

Blogger yang dikisahkan di atas memang baru sebagian kecil dari komunitas blogger Indonesia yang hingga kini telah mencapai angka ratusan ribu, yang sebagian diantaranya memuat karya sastra. Sejumlah pengarang beken kini juga telah memiliki blog.

Kumpulan puisi Goenawan Mohammad sekarang bisa dibaca di http://puisigm.blogspot.com, puisi-puisi dan agenda kegiatan penyair senior WS Rendra dimuat di web pribadinya www.burungmerak.com. Blog/web pribadi kedua pengarang itu memang tak dikelola senidiri oleh pemiliknya. Ada admin yang disewa untuk mengelola blog, dari mendesain web/blog sampai memposting tulisan. Karya yang dimuat juga merupakan salinan dari karya yang pernah diterbitkan di buku maupun koran.

Jika mengacu pada definisi blog, yang merupakan diari online, yang dikelola oleh personal, maka kedua pengarang itu tak bisa disebut sebagai blogger. Tapi usaha yang dilakukan oleh kedua pengarang ini patut diacungi jempol, karena setidaknya mereka sadar akan pentingnya internet sebagai media yang efektif untuk mempublikasikan karya sastra.

Sebagian blogger memang dengan sengaja memuat karyanya di situs pribadinya. Pilihannya ini bukan karena karyanya ditolak oleh redaktur media, kemudian membuatnya frustasi. Tapi bisa jadi karena mereka menemukan kenyamanan memuat karyanya diblog.
Bagi penulis yang sedang belajar, blog bisa dijadikan sebagai media untuk berlatih menulis. Anda bisa membayangkan betapa bahagianya seorang penulis pemula ketika karyanya dikomentari oleh orang lain. Karyanya mendapatkan apresiasi dari pembaca.

Dengan blog, interaksi blogger-pembaca dengan mudah dapat terjalin. Bahkan distribusi karya yang dimuat diblog lebih luas jika dibandingkan karya yang diterbitkan di media cetak. Apalagi jika anda punya kemampuan menulis dalam bahasa Inggris, bahasa yang paling banyak digunakan oleh para blogger di penjuru jagat maya.

One thought on “Geliat Sastra di Kampung Blog

  1. Aslm.,…
    saya dari LPM WPS Politeknik Negeri Sriwijaya…….

    salam pers rekan- rekan………

    mampir di banggasurya.blogspot.com
    okay………..

    thanks………..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top