Oleh : Farida S.D.
Reporter : Novia R., Fakhrun Nisa, Citra P.R.
Suasana Kegiatan Sosialisasi “Read, Know, Share” di Lapangan Widya Puraya |
Jumat (25/04/2014), sekitar pukul 07.25 WIB, jalanan di sekitar gerbang utama Undip terlihat ramai seperti biasa. Lalu lalang kendaraan bermotor tak henti melalui pintu gerbang, namun agak tersendat di perempatan Peternakan-Sipil. Tampak dua orang satpam tengah sibuk mengalihkan para pengendara agar melewati belokan Sipil atau Peternakan dan menutup bulevar utama Undip dengan menggunakan portal bertuliskan Car Free Day. Ya, Car Free Day (CFD) Undip tengah berlangsung pada pagi itu. Acara ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh universitas setiap Jumat pagi, dan selalu diikuti warga Undip. Para peserta CFD kemudian menuju lapangan Widya Puraya, untuk mengikuti rangkaian acara selanjutnya.
CFD kali ini menjadi seremoni Undip untuk memperingari Hari Bumi Internasional 22 April lalu. Namun tak hanya memperingati itu, tampak pula keriuhan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Perpustakaan (Ilpus) dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) yang juga turut serta merayakan acara andalan mereka, yakni “Read, Know, Share” (RKS) dalam rangka Hari Buku Sedunia di lokasi dan acara yang sama.
Event RKS hari itu terdiri dari berbagai tahapan. Alur acara diawali dengan jalan bersama yang diikuti oleh mahasiswa Ilpus dan beberapa perwakilan dari jurusan lain di FIB. Rute jalan bersama ini mengikuti rute CFD yang dimulai dari Bundaran depan Gerbang Undip disertai dengan orasi mahasiswa. Kemudian rute berakhir di lapangan Widya Puraya untuk acara senam bersama.
Seusai senam, Pembantu Rektor III, Drs. Warsito, SU., selaku perwakilan Rektor yang berhalangan hadir kala itu, memberikan sambutan dan membuka acara. Ia mempersilakan perwakilan HMJ Ilpus, Erwan Setia Budi, untuk mensosialisasikan program RKS yang merupakan salah satu dari program kerja HMJ ini. Lelaki yang kerap disapa Erwan ini memaparkan bahwa RKS merupakan program untuk mengkampanyekan minat baca di masyarakat, dan akan dirangkai kembali pada tanggal 18 Mei mendatang dalam Car Free Day Semarang di kawasan Simpang Lima.
Peringatan Hari Buku sendiri sebenarnya jatuh pada hari Rabu, 23 April lalu. Dan kabarnya, acara RKS ini pun seharusnya diselenggarakan pada hari itu. Ketika ditanya perpindahan hari tersebut, Agus, ketua HMJ Ilpus periode 2014-2015, mengakui bahwa hal itu demi keefektifan acara. “Disaranin ikut Car Free Day hari jumat aja waktu bareng-bareng sama universitas. Jadi massanya lebih banyak dan juga antusiasme mahasiswanya lebih banyak. Kalo hari rabu itu kan sedikit. Nggak terlalu banyak kayak gini.”
Senada dengan Agus, Septiani Puji Rahayu, ketua panitia RKS sendiri mengungkapkan bahwa pemunduran acara RKS untuk peringatan Hari Buku Sedunia ini merupakan rekomendasi dari pihak universitas. “Sebenernya konsep awal kita kan gak kayak gini gitu lho. Konsep awal kita tuh e…kemarin tanggal 23, cuma karena dari pihak rektorat tidak mengizin, bukan tidak mengizinkan, lebih merekomendasikan kalo diadakan hari jumat, jadi kita itu mengatur ulang lagi…apa…jadwal yang seharusnya kita laksanain kayak gitu, jadi mundur. Terus, e..acaranya juga kita ubah , bukan yang kayak waktu tanggal 23.”
Kendati acara dipindahkan dari hari Rabu ke Jumat, mahasiswi Ilpus angkatan 2013 ini menyatakan bahwa acara RKS terbilang sukses dan lancar. Meski di sisi lain ia juga menyayangkan, karena target menggandeng mahasiswa FIB dari setiap jurusan kurang begitu maksimal. Ia mengakui bahwa acara yang ia gawangi bersama rekan-rekannya ini memang terkesan mendadak dan masih kurang dalam publikasi. Belum lagi beberapa pihak yang menolak bekerjasama dengan mereka dan pendanaannya yang mandiri. Oleh karenanya, penggabungan acara yang diusulkan oleh pihak rektorat tersebut ternyata cukup membuahkan hasil dengan diikuti banyaknya massa dan sekaligus menambah informasi bagi mahasiswa diluar FIB mengenai program mereka.
Menambahkan Erwan, Agus menyatakan acara ini memang dibagi menjadi dua sesi yang berkelanjutan. Sesi pertama, yakni pada Jumat itu merupakan sesi kampanye untuk memperingati Hari Buku Internasional di lingkup universitas. Sedangkan pada sesi terakhir, yang akan diselenggarakan pada tanggal 18 Mei mendatang, akan ada pembagian buku gratis hasil donasi mahasiswa dari setiap fakultas di Undip sejak 9 April 2014.
Rencananya, buku-buku yang terkumpul tersebut akan dipilah terlebih dahulu, sebagian akan dibagikan kepada peserta CFD di Simpang Lima, dan sebagian lain akan didistribusikan ke beberapa perpustakaan komunitas di Semarang, seperti perpustakaan Sahabat Pulau, Rumah Pintar (Rumpin), dan beberapa Taman Baca Masyarakat yang dikelola oleh mahasiswa Ilpus.
Target mereka di CFD adalah para peserta yang sebagian besar adalah masyarakat ekonomi menengah atas. “Mungkin, terkesan sombong gitu ya bagi-bagi buku kepada kalangan menengah ke atas, kan biasanya ke CFD itu menengah keatas. Tapi itu tuh sebagai wujud sindiran kalo mereka itu selama itu sangat tidak peduli dengan baca buku, sangat tidak peduli dengan dunia pendidikan kayak gitu lho. Dan harapannya kita dengan adanya aksi kita bagi-bagi buku itu jadi tren baru gitu kan?” ujar Septi ketika ditanya mengenai tujuan RKS ini. Ia merasa miris dengan kondisi minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Menurut sumber survei yang mereka peroleh, Indonesia berada di peringkat 39 dari 41 negara yang memiliki kebiasaan membaca buku dalam satu tahun. Jika dibandingkan dengan Malaysia jumlah buku yang dibaca orang Indonesia adalah 1:4 buku per tahun. Sebagian besar karena masyarakat cenderung meremehkan pentingnya membaca buku, terutama kalangan remaja yang lebih asyik berkutat dengan gadget-nya dari pada memegang buku. Berkaca dari acara “Kick Andy”, ia berharap dapat menciptakan tren baru disamping pemberian doorprize yang lazim dilakukan media lain.
Maka dengan adanya program RKS ini, mereka berharap minat baca di kalangan mahasiswa, masyarakat umum, baik muda tua bisa meningkat, sehingga masyarakat Indonesia dapat berkembang pemikirannya. “Dari Kick Andy, setiap orang yang nonton di Kick Andy itu kan dapet, ini kan dapet buku. Nah kita itu pengennya juga gitu. Nanti besok-besok orang, bagi-bagi itu bukan bagi-bagi uang, bukan bagi-bagi makan, bukan bagi-bagi apa, tapi besok-besok bisa bagi buku gitu lho. Kan itu sumber pengetahuan ya mbak. Jadi itu ya pengetahuan itu, bisa lebih banyak yang tahu kayak gitu lho. Informasi-informasi baru, informasi-informasi terkini orang-orang itu bisa lebih banyak yang tahu gitu. Kan kayak acara kita itu Read, Know, Share ; Baca, Tahu, Sebarkan. Setelah kita membaca, kita mau tahu itu terus kita share sama orang lain gitu lho. Kayak gitu…”***