Oleh: Fakhrun Nisa
Universitas Diponegoro telah mencanangkan diri untuk menjadi Universitas Riset pada tahun
2020 mendatang. Hal ini sebagaimana termaktub dalam visi Undip
yang menyebutkan bahwa, “Pada tahun
2020, Undip merupakan Universitas Riset
yang unggul”. Oleh karena itu,
tidak dipungkiri lagi bahwa
“virus” penelitian ilmiah menyebar ke berbagai elemen civitas akademika Undip.
Tidak hanya dosen
yang giat melakukan penelitian,
mahasiswa pun turutan didalam mewujudkan visi Undip tersebut.
Iklim Riset semakin kental
di Undip. Terlebih setelah Undip menjadi tuan rumah Pimnas
(Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional)
pada Agustus 2014
silam, dan berbuah peringkat
ke-6 pada hasil akhir.
Namun, pada Pimnas tahun ini peringkat Undip terlempar dari
10 besar.
Memang tidak semua mahasiswa tertarik dengan dunia penelitian,
namun bukan berarti dunia riset sepi akan peminat.
Kini mahasiswa berlomba-lomba meningkatkan kemampuan riset dan menulisnya dalam bentuk karya tulis ilmiah.Mereka rajin mengikuti
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah)
dan ajang lain seperti
PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Dengan mengikuti kegiatan tersebut menuntut mereka untuk bias mengembangkan riset dan bersaing dengan sesame mahasiswa. Berbagai pelatihan menulis karya ilmiah dan
penelitian pun ramai diselenggarakan. Salah satunya adalah acara Semarak
Bidikmisi Prestatif yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Bidikmisi
(Kamadiksi) Undip.
Menuju Generasi Unggul dalam Riset tersebut diselenggarakan di Auditorium
FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik) Undip. Acara ini digelar sebagai wujud
brainstorming
kepada mahasiswa bidikmisi
Undip untuk bisa berprestasi serta memotivasi mereka untuk membuat program atau
penelitian yang berguna bagi masyarakat.Tidak hanya mahasiswa bidikmisi yang menjadi peserta
kegiatan, tetapi juga mahasiswa biasa nonbidikmisi. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Abdullah Malik selaku ketua panitia, “Kami memberikan kuota untuk reguler (mahasiswa
nonbidikmisi, red.) juga, karena untuk mengantisipasi, riset itu ndak
hanya cuma di bidikmisi tapi dari reguler juga bisa. Reguler
kami kasih kuota
50”, tuturnya.
menarik minat mahasiswa Undip. Hal ini dituturkan oleh Abdullah, bahwa sejak
pertama kali pendaftaran dibuka, pendaftar telah mencapai angka 650. Namun
dengan terpaksa panitia hanya menerima peserta sejumlah 315. Penyelenggaraannya
pun sesuai dengan ekspektasi panitia. Diharapkan pula bahwa setelah mengikuti
kegiatan ini peserta tidak hanya sekadar mendapat ilmu yang ditulis, tetapi
juga mampu mengaplikasikan bahkan membuat karya tulis yang menarik, lolos
Pimnas dan juara.
bidikmisi dan Rp 10.000,- bagi mahasiswa reguler, panitia menjadikannya sebuah
jurus jitu untuk menjaring massa. Hal ini seperti yang diakui oleh Abdullah, “Orang
pasti bakalan tertarik dan juga dengan adanya seperti ini, itu perlu dilakukan.
Misalnya kalau dilihat-lihat, biasanya ada yang sepuluh ribu, tujuh puluh ribu,
lima puluh ribu, dan orang-orang seperti kami yang bidikmisi itu susah untuk
ikut serta”, Lanjutnya.
beasiswa dari pemerintah untuk mahasiswa kurang mampu agar bisa melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi. Tidak hanya biaya kuliah yang gratis, setiap
bulannya mahasiswa bidikmisi akan mendapatkan uang saku untuk kehidupan
sehari-hari seperti biaya kos dan makan. Di Undip, mahasiswa bidikmisi
mendapatkan uang saku sebanyak Rp 600.000,- tiap bulannya.
bekerja sama dengan pihak Kesma (Kesejahteraan Mahasiswa) Rektorat Undip.
Sokongan pihak rektorat terbukti dengan hadirnya Pembantu Rektor III (PR III)
untuk memberikan sambutan dan kata-kata motivasi dalam acara ini.
13.00 WIB tersebut ternyata selesai lebih awal.Lewat pukul 12.00 WIB acara
telah usai. Meski begitu peserta tetap merasa puas. Ketika ditanya perihal
acara ini, Anwar
Solakhudin, mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian memberikan pendapatnya. “Menarik sekali, dari
sini kita dapat menambah pengalaman baru dari contoh-contoh PKM yang sudah mendapat
mendali.”, Ujar Anwar yang kini tengah mengembangkan program kreatifitas
kewirausahaannya yang berjudul Ayam Kampus Seksi atau yang bisa disebut AKASSI.
bahwa kegiatan ini inspiratif dan membangun jiwa mahasiswa untuk lebih senang terhadap riset dan bisnis. Setelah mengikuti kegiatan ini, mahasiswa baru jurusan
Agroekoteknologi yang juga mahasiswa bidikmisi, mengaku ingin ikut terjun dalam
dunia riset dan bisnis.