Lebih dari setahun yang lalu, tepatnya 2 juni 2014, Gedung Parkir Terpadu yang berlokasi di samping Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) diresmikan oleh Prof. Sudharto P Hadi, rektor Undip saat itu. Meski belum dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan parkir, bangunan dengan 5 lantai tersebut hingga sekarang telah difungsikan untuk fakultas-fakultas di sekelilingnya, seperti Kedokteran (FK) termasuk RSND, Kesehatan Masyarakat (FKM), Sains dan Matematika (FSM), Psikologi (FPsi), dan Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Seperti halnya rencana pembukaan koridor Trans Semarang di area kampus, parkir terpadu merupakan proyek jangka panjang yang direncanakan untuk menopang sarana transportasi kampus dan mengurangi kemacetan di Undip.
Selain di samping RSND, rencananya parkir terpadu rencananya juga akan dibangun di kawasan kampus ilmu humaniora dan teknik pada 2017 mendatang. Target penggunanya ialah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Hukum (FH), Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) dan Teknik (FT). “Kemungkinan untuk Fakultas Teknik (FT) juga akan ditempatkan pada parkir terpadu yang serupa, berbarengan dengan FIB, FH, dan FISIP” ungkap Eddy Surahmad, Kepala Bagian Tata Usaha, Rumah Tangga, Hukum, dan Tata Laksana (Kabag Tarkum) Undip.
Lahan kosong yang bertempat di sebelah Widya Puraya, dekat FIB, rencananya akan menjadi titik pembangunan parkir terpadu di kawasan kampus ilmu humaniora dan teknik. Eddy menambahkan, bahwa sejauh ini proyek tersebut masih dalam proses pengkajian secara teknis, termasuk pengecekan kontur tanah.
Nantinya, dengan berjalannya sistem parkir terpadu di dua titik tersebut, diharapkan penggunaan sepeda motor akan berkurang. Pasalnya, menurut Eddy, “nanti ketika ada mahasiswa, dosen, dan pegawai yang memarkir kendaraannya di parkir terpadu tersebut, jika mau menuju ke kampus yang rute jarak tempuhnya lumayan jauh, akan disiapkan untuk menggunakan bis kampus keliling”. Sedangkan, untuk kampus yang jarak tempuhnya dekat dapat menggunakan sepeda kampus atau berjalan kaki.
Seperti diketahui, saat ini banyak sekali kendaraan roda empat yang parkir di tepi jalan sehingga menyebabkan kemacetan. Parkir terpadu, hadir sebagai upaya menata pengguaan transportasi di lingkungan kampus. Tidak hanya berlaku bagi mahasiswa, melainkan juga para dosen dan pegawai di Undip. “Ketika kita menggunakan parkirterpadu itu kan sistem pengamanannya lebih bagus daripada adanya setiap unit kantong parkir yang menurut kami secara estetika tidak baik. Semrawut. Jadi kita masukkan dalam satu komplek khusus gitu. Masalah estetika, masalah keamanan itu akan terjamin,” kata Eddy.
(Faidah Umu S. dan Resza Mustafa)