Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) Semarang bekerjasama dengan BEM Undip mengadakan sosialisasi pengolahan sampah organik kepada ibu-ibu PKK Desa Mangunharjo, di kantor Kelurahan Mangunharjo, minggu lalu (27/3). Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari Gerakan Bangun Tembalang (Gerbang) yang diusung Bidang Pengabdian Masyarakat BEM Undip.
Mini project ini bertujuan mengedukasi masyarakat dalam bidang pemanfaatan sampah organik. Ada tiga media yang bisa digunakan dalam pembuatan kompos, yaitu takakura (aerob), anaerob, dan lahan.
Praktik yang diajarkan yaitu takakura dengan sasaran peserta ibu rumah tangga. Selain praktis dan ringkas, cara ini cocok untuk mendaur ulang sampah dapur (daun-daunan, sayuran, dan buah). Pembuatan kompos membutuhkan alat dan bahan seperti keranjang, karton/kardus, sekam, EM4, kompos starter, sampah organik, pengaduk, dan pencacah.
Media Takakura dikenal dengan proses aerob sehingga diolah pada keranjang yang memiliki lubang untuk keluar masuknya udara.Pengomposan terjadi dengan baik jika sisi luar keranjang terasa hangat ketika disentuh. Indikator kompos yang sudah jadi memiliki suhu dingin atau mendekati suhu ruangan, tidak mengeluarkan bau busuk, dan bentuk fisik seperti tanah (berwarna kehitaman). Kompos yang sudah jadi dapat langsung digunakan.
Pelatihan ini diharapkan mampu membuka pola pikir masyarakat untuk lebih menggunakan pupuk organik dibandingkan pupuk non organik. Selain dimanfaatkan sebagai pupuk organik, pengolahan kompos ini dapat mengurangi penumpukan sampah, pembakaran yang tidak mematuhi kaidah, dan penggunaan pupuk kimia yang dapat mengancam ekosistem alam.
Oleh: Yuriza Eshananda
(Mahasiswa jurusan Biologi Undip, 2013)