
Mengenakan
jas almamater, ratusan mahasiswa dari berbagai universitas yang tergabung dalam
Aliansi BEM Semarang Raya melakukan aksi di depan kantor Gubernur Jawa Tengah,
Senin pagi (2/5). Aksi tersebut menuntut beberapa hal antara lain menolak
segala bentuk komersialisasi dan liberalisasi pendidikan, mengawal dan
mendorong pendidikan yang berkeadilan, merata dan berkelanjutan; dan yang
terakhir menambah anggaran anggaran pendidikan.
jas almamater, ratusan mahasiswa dari berbagai universitas yang tergabung dalam
Aliansi BEM Semarang Raya melakukan aksi di depan kantor Gubernur Jawa Tengah,
Senin pagi (2/5). Aksi tersebut menuntut beberapa hal antara lain menolak
segala bentuk komersialisasi dan liberalisasi pendidikan, mengawal dan
mendorong pendidikan yang berkeadilan, merata dan berkelanjutan; dan yang
terakhir menambah anggaran anggaran pendidikan.
Muhammad
Haniful Akmal, Koordinator Lapangan Aksi mengatakan bahwa aksi tersebut
merupakan muara dari Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) BEM SI (Seluruh Indonesia)
regional Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diadakan di Universutas
Negeri Semarang (Unnes), tanggal 21 April lalu.
Haniful Akmal, Koordinator Lapangan Aksi mengatakan bahwa aksi tersebut
merupakan muara dari Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) BEM SI (Seluruh Indonesia)
regional Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diadakan di Universutas
Negeri Semarang (Unnes), tanggal 21 April lalu.
“Pembagian
beberapa isu, Unnes sendiri mendapat isu anggaran pendidikan yang di dalamnya
seperti kita ketahui ada isu terkait pengurangan dana anggaran pendidikan dari
tahun 2015 ke 2016, yang jumlahnya sekitar 3,9 triliun. Muara dari pada itu
menyebabkan dampak masalah seperti penaikan UKT, penarikan SPI, kemudian
pengurangan kuota beasiswa, baik beasiswa reguler maupun beasiswa bidikmisi
yang mungkin diambil tahun ini hanya sekitar 10% dari jumlah mahasiswa baru (universitas)
negeri maupun swasta,” tuturnya.
beberapa isu, Unnes sendiri mendapat isu anggaran pendidikan yang di dalamnya
seperti kita ketahui ada isu terkait pengurangan dana anggaran pendidikan dari
tahun 2015 ke 2016, yang jumlahnya sekitar 3,9 triliun. Muara dari pada itu
menyebabkan dampak masalah seperti penaikan UKT, penarikan SPI, kemudian
pengurangan kuota beasiswa, baik beasiswa reguler maupun beasiswa bidikmisi
yang mungkin diambil tahun ini hanya sekitar 10% dari jumlah mahasiswa baru (universitas)
negeri maupun swasta,” tuturnya.
Akmal
juga mengatakan bahwa sebelumnya berbagai universitas di Semarang telah
melakukan tiga kali konsolidasi setelah Rakerwil. Pertama di Student Center Undip bersama mahasiswa
Undip, Unika, UIN, dan Unnes, yang merupakan representasi perwakilan mahasiswa
di Semarang, kedua diadakan di gedung PKM Unnes, dan konsolidasi ketiga
diputuskan akan dilaksanakan aksi dengan tuntutan tiga hal tersebut.
juga mengatakan bahwa sebelumnya berbagai universitas di Semarang telah
melakukan tiga kali konsolidasi setelah Rakerwil. Pertama di Student Center Undip bersama mahasiswa
Undip, Unika, UIN, dan Unnes, yang merupakan representasi perwakilan mahasiswa
di Semarang, kedua diadakan di gedung PKM Unnes, dan konsolidasi ketiga
diputuskan akan dilaksanakan aksi dengan tuntutan tiga hal tersebut.
Sekitar
pukul 12.30, Suratman, perwakilan DPRD Jawa Tengah, keluar dan menerima tuntutan-tuntutan
BEM SI. Ia mengatakan bahwa nantinya tuntutan tersebut akan disampaikan kepada
DPR RI. (HW/Alya Lubnaganis)
pukul 12.30, Suratman, perwakilan DPRD Jawa Tengah, keluar dan menerima tuntutan-tuntutan
BEM SI. Ia mengatakan bahwa nantinya tuntutan tersebut akan disampaikan kepada
DPR RI. (HW/Alya Lubnaganis)