Semarang – Persaudaraan Lintas
Agama (PeLiTA) Semarang menghelat acara Srawung Kaum Muda Lintas Agama
(5/3/2017). Acara yang digelar di halaman Balaikota Semarang dan dihadiri oleh
sedikitnya 2.314 peserta terdaftar dari 71 komunitas kebhinekaan merupakan wujud
adanya keprihatinan terhadap masalah intoleransi, separatis, dan fundamentalis
di kalangan masyarakat Indonesia.
Agama (PeLiTA) Semarang menghelat acara Srawung Kaum Muda Lintas Agama
(5/3/2017). Acara yang digelar di halaman Balaikota Semarang dan dihadiri oleh
sedikitnya 2.314 peserta terdaftar dari 71 komunitas kebhinekaan merupakan wujud
adanya keprihatinan terhadap masalah intoleransi, separatis, dan fundamentalis
di kalangan masyarakat Indonesia.
Hendrar Prihardi selaku
Walikota Semarang memberikan sambutannya sebagai penanda dimulainya acara.
Selain itu, hadir pula beberapa tokoh agama dan budayawan, seperti Romo
Aloys Budi Purnomo, Gus Ubaidillah Achmad, Pdt. Thahjadi Nugroho, Negah Wirta
Darmayana, Joko Pinurbo, Harjanto Halim,
Dewi Susilo Budiharjo, JS Andi Gunawan, dan
Pandita Aggadhammo Warto. Para tokoh
tersebut turut memberikan orasi tentang arti pentingnya kebhinekaan dan
semangat persaudaraan lintas agama.
Walikota Semarang memberikan sambutannya sebagai penanda dimulainya acara.
Selain itu, hadir pula beberapa tokoh agama dan budayawan, seperti Romo
Aloys Budi Purnomo, Gus Ubaidillah Achmad, Pdt. Thahjadi Nugroho, Negah Wirta
Darmayana, Joko Pinurbo, Harjanto Halim,
Dewi Susilo Budiharjo, JS Andi Gunawan, dan
Pandita Aggadhammo Warto. Para tokoh
tersebut turut memberikan orasi tentang arti pentingnya kebhinekaan dan
semangat persaudaraan lintas agama.
Dalam orasinya Joko Pinurbo, “Jadi,
mari bapak
ibu terutama para guru di sekolah, ajaklah para siswa lebih banyak membaca dan
menulis karya sastra karena karya sastra itu lebih banyak memberikan latihan
rohani kepada kita,” ujarnya.
mari bapak
ibu terutama para guru di sekolah, ajaklah para siswa lebih banyak membaca dan
menulis karya sastra karena karya sastra itu lebih banyak memberikan latihan
rohani kepada kita,” ujarnya.
Selain orasi yang dilakukan
oleh beberapa tokoh agama dan budayawan, peserta yang hadir dapat ikut
berpartisipasi dalam bakti sosial dan donor darah. Serta dapat pula menyaksikan
pentas tari dan pentas musik.
Karomah, peserta yang merupakan
mahasiswi UIN Walisongo, “Acara ini sangat bagus karena kita bisa tahu bahwa
Indonesia bisa bersatu karena keberagamannya. Harapannya, dapat mempertahankan
acara seperti ini, kalau bisa setiap tahun” tuturnya. Rangkaian
acara ini ditutup dengan pembacaan deklarasi
kebhinnekaan oleh tokoh agama, budayawan, dan empat orang muda yang diikuti oleh para peserta
secara serentak.
oleh beberapa tokoh agama dan budayawan, peserta yang hadir dapat ikut
berpartisipasi dalam bakti sosial dan donor darah. Serta dapat pula menyaksikan
pentas tari dan pentas musik.
Karomah, peserta yang merupakan
mahasiswi UIN Walisongo, “Acara ini sangat bagus karena kita bisa tahu bahwa
Indonesia bisa bersatu karena keberagamannya. Harapannya, dapat mempertahankan
acara seperti ini, kalau bisa setiap tahun” tuturnya. Rangkaian
acara ini ditutup dengan pembacaan deklarasi
kebhinnekaan oleh tokoh agama, budayawan, dan empat orang muda yang diikuti oleh para peserta
secara serentak.
(HW/ Ulil, Ema, Habib).