Hari
bumi internasional yang biasanya diperingati tanggal 22 April, justru
dilaksanakan satu hari setelahnya, Minggu (23/04), oleh aktivis Jaringan
Semarang Peduli Ibu Bumi. Mereka melakukan kampanye hari
bumi internasional di depan gedung DPRD Jawa Tengah. Acara yang
diselenggarakan dengan tema Mari Memaknai Bumi, Mari Selamatkan Ibu
Bumi ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat Semarang.
bumi internasional yang biasanya diperingati tanggal 22 April, justru
dilaksanakan satu hari setelahnya, Minggu (23/04), oleh aktivis Jaringan
Semarang Peduli Ibu Bumi. Mereka melakukan kampanye hari
bumi internasional di depan gedung DPRD Jawa Tengah. Acara yang
diselenggarakan dengan tema Mari Memaknai Bumi, Mari Selamatkan Ibu
Bumi ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat Semarang.
Ivan
Wagner , koordinator lapangan (Korlap) acara
mengungkapkan alasan mengapa peringatan hari bumi internasioanal ini diadakan tangggal
23 April, karena bertepatan dengan Car Free Day (CFD). Tujuannya adalah
agar dapat mengajak masyarakat untuk peduli
terhadap aksi penyelamatan bumi.“Kita bisa kampanye publik kepada
masyarakat yang ada di car free day ini mengenai pentingnya menjaga bumi,
pentingnya untuk menyelematkan bumi, dan pentingya untuk kita care terhadap
ibu bumi,” ujarnya Ivan.
Wagner , koordinator lapangan (Korlap) acara
mengungkapkan alasan mengapa peringatan hari bumi internasioanal ini diadakan tangggal
23 April, karena bertepatan dengan Car Free Day (CFD). Tujuannya adalah
agar dapat mengajak masyarakat untuk peduli
terhadap aksi penyelamatan bumi.“Kita bisa kampanye publik kepada
masyarakat yang ada di car free day ini mengenai pentingnya menjaga bumi,
pentingnya untuk menyelematkan bumi, dan pentingya untuk kita care terhadap
ibu bumi,” ujarnya Ivan.
Acara
ini diawali dengan kampanye kepada masyarakat Semarang. Dimulai
dari gedung DPRD Semarang, memutari simpang lima dan kembali lagi
di Gedung DPRD. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan aksi
teatrikal yang dilakukan Barokah. Aksi teatrikal tersebut
menampilkan seseorang yang keluar dari parit, lalu berjalan menuju
ke piring berisikan semen untuk memakannya. Namun, orang tersebut sadar
bahwa semen tidak bisa dimakan.
ini diawali dengan kampanye kepada masyarakat Semarang. Dimulai
dari gedung DPRD Semarang, memutari simpang lima dan kembali lagi
di Gedung DPRD. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan aksi
teatrikal yang dilakukan Barokah. Aksi teatrikal tersebut
menampilkan seseorang yang keluar dari parit, lalu berjalan menuju
ke piring berisikan semen untuk memakannya. Namun, orang tersebut sadar
bahwa semen tidak bisa dimakan.
Salah
satu pengunjung, Didik Budiarto mengapresiasi adanya acara peringatan hari
bumi Internasional tersebut. “Menurut saya acara ini sangat
positif, sangat bagus, sangat saya dukung.” ucapnya.
satu pengunjung, Didik Budiarto mengapresiasi adanya acara peringatan hari
bumi Internasional tersebut. “Menurut saya acara ini sangat
positif, sangat bagus, sangat saya dukung.” ucapnya.
Ivan berharap agar setiap
individu peduli dengan kondisi lingkungannya. ”Kita refleksi diri, penting
menjaga bumi, penting untuk melestarikan lingkungan, dan itu dimulai dari kita
sendiri,” tuturnya.
individu peduli dengan kondisi lingkungannya. ”Kita refleksi diri, penting
menjaga bumi, penting untuk melestarikan lingkungan, dan itu dimulai dari kita
sendiri,” tuturnya.
Selain kampanye
dan aksi teatrikal, dalam acara ini juga terdapat pameran
foto Kartini Kendeng, aksi tandu bola dunia, aksi clean the
city, photo booth, serta tanda tangan peduli solidaritas.
Acara ini dihadiri oleh berbagai komunitas yang ada di
Semarang, seperti LBH Semarang, WALHI, Persaudaraan Lintsas Agama (Pelita)
Semarang, Gus Durian Semarang, SPAK, PMII UIN Walisongo, Lembaga Sutdi Sosial
dan Agama (elsa) Semarang, Semarang Caveer Asociation, KSMW, KP2KKN,
GMPK, GBPK, KJ-Ham, dan Pattiro.
dan aksi teatrikal, dalam acara ini juga terdapat pameran
foto Kartini Kendeng, aksi tandu bola dunia, aksi clean the
city, photo booth, serta tanda tangan peduli solidaritas.
Acara ini dihadiri oleh berbagai komunitas yang ada di
Semarang, seperti LBH Semarang, WALHI, Persaudaraan Lintsas Agama (Pelita)
Semarang, Gus Durian Semarang, SPAK, PMII UIN Walisongo, Lembaga Sutdi Sosial
dan Agama (elsa) Semarang, Semarang Caveer Asociation, KSMW, KP2KKN,
GMPK, GBPK, KJ-Ham, dan Pattiro.
(HW/Ulil)