
Dokumentasi Hayamwuruk
Selasa
(25/04) pagi, nampak terlihat spanduk putih berkuran 3×1 meter bertuliskan
“Orang Miskin Dilarang Belajar #RevolusiPendidikan” terpampang di jembatan
dekat gerbang masuk utama Universitas Diponegoro (Undip). Salah seorang sumber
yang terlibat dalam pemasangan spanduk tersebut mengaku, pemasangan itu tidak
berasal dari lembaga manapun.
(25/04) pagi, nampak terlihat spanduk putih berkuran 3×1 meter bertuliskan
“Orang Miskin Dilarang Belajar #RevolusiPendidikan” terpampang di jembatan
dekat gerbang masuk utama Universitas Diponegoro (Undip). Salah seorang sumber
yang terlibat dalam pemasangan spanduk tersebut mengaku, pemasangan itu tidak
berasal dari lembaga manapun.
“Kita
tidak mengatasnamakan lembaga, tapi kita ini timbul karena kesadaran pribadi
kita, kesadaran pribadi orang-orang yang peka terhadap pendidikan di Indonesia
ini.” ujar sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya.
tidak mengatasnamakan lembaga, tapi kita ini timbul karena kesadaran pribadi
kita, kesadaran pribadi orang-orang yang peka terhadap pendidikan di Indonesia
ini.” ujar sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya.
Pukul
06.05 WIB spanduk tersebut dilepas oleh petugas keamanan. Kebetulan, Muhammad
Fijar Lazuardi, mahasiswa Sejarah Undip melihat kejadian tersebut. “Saya ada keperluan di Alfamart dan melihat
pencopotan itu,” tuturnya.
06.05 WIB spanduk tersebut dilepas oleh petugas keamanan. Kebetulan, Muhammad
Fijar Lazuardi, mahasiswa Sejarah Undip melihat kejadian tersebut. “Saya ada keperluan di Alfamart dan melihat
pencopotan itu,” tuturnya.
Fijar
mengaku setuju dengan adanya spanduk tersebut. Karena merupakan sarana
kebebasan berpendapat dan sarana untuk menyadarkan masyarakat jika pendidikan
yang berlangsung sedang tidak baik. “Pertama, karena kebebasan berpendapat dan
kedua sebagai suatu peringatan untuk masyarakat umum bahwa pendidikan kita
sedang tidak baik-baik saja,” ucapnya.
mengaku setuju dengan adanya spanduk tersebut. Karena merupakan sarana
kebebasan berpendapat dan sarana untuk menyadarkan masyarakat jika pendidikan
yang berlangsung sedang tidak baik. “Pertama, karena kebebasan berpendapat dan
kedua sebagai suatu peringatan untuk masyarakat umum bahwa pendidikan kita
sedang tidak baik-baik saja,” ucapnya.
Ketika
tim Hayamwuruk menemui petugas keamanan Undip, mereka menjelaskan tidak
mengetahui siapa yang mencabutnya. “Wah, kita tidak tahu itu, tidak ada yang ngambil.“jelasnya.
Bahkan pihak keamanan Undip sempat menyarankan untuk pemasangan spanduk,
seharusnya izin ke bagian Rumah Tangga Undip terlebih dulu. “Kalau mau masang
spanduk izin ke Rumah Tangga (Undip) kan tidak berat,” lanjut petugas keamanan
tersebut.
tim Hayamwuruk menemui petugas keamanan Undip, mereka menjelaskan tidak
mengetahui siapa yang mencabutnya. “Wah, kita tidak tahu itu, tidak ada yang ngambil.“jelasnya.
Bahkan pihak keamanan Undip sempat menyarankan untuk pemasangan spanduk,
seharusnya izin ke bagian Rumah Tangga Undip terlebih dulu. “Kalau mau masang
spanduk izin ke Rumah Tangga (Undip) kan tidak berat,” lanjut petugas keamanan
tersebut.
Saat mengetahui spanduk tersebut dicopot, sumber yang
tidak mau disebut identitasnya itu mengaku prihatin. “Demokrasi di
kampusku sangat-sangat memprihatinkan” ungkapnya.
tidak mau disebut identitasnya itu mengaku prihatin. “Demokrasi di
kampusku sangat-sangat memprihatinkan” ungkapnya.

Dokumentasi M.Fijar Lazuardi
(HW/ULIL)