Sekitar 120 orang yang tergabung dalam Sahabar Munir Semarang menuntut pemerintah Jokowi untuk menyelesaikan kasus kematian Munir. Aksi tersebut digelar dengan membawa spanduk yang bertuliskan “13 th
Gugurnya Munir # Aku Munir” di depan Lawang Sewu, Jalan Pemuda, Kamis (7/8/2017).
Gugurnya Munir # Aku Munir” di depan Lawang Sewu, Jalan Pemuda, Kamis (7/8/2017).
Wildannur Urfan menuturkan
aksi ini tidak sekadar sebagai peringatan, namun untuk lebih mengenalkan sosok
Munir kepada masyarakat.
aksi ini tidak sekadar sebagai peringatan, namun untuk lebih mengenalkan sosok
Munir kepada masyarakat.
“Tiga belas tahun
gugurnya Munir, sebenarnya kita tidak ingin momen pada malam hari ini itu hanya
untuk sebagai kita mengenang kematiannya saja, tidak. Tapi segala nilai-nilai
yang dibawanya, dan yang penting sebenarnya abu-abunya kasus ini (sudah
mencapai) tiga belas tahun,” ucapnya.
gugurnya Munir, sebenarnya kita tidak ingin momen pada malam hari ini itu hanya
untuk sebagai kita mengenang kematiannya saja, tidak. Tapi segala nilai-nilai
yang dibawanya, dan yang penting sebenarnya abu-abunya kasus ini (sudah
mencapai) tiga belas tahun,” ucapnya.
Samuel Bona Rajagukguk,
LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Semarang
menagih janji pemerintah untuk menyelesaikan kasus pembunuhan Munir.
LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Semarang
menagih janji pemerintah untuk menyelesaikan kasus pembunuhan Munir.
“Ada inkonsisten
pemerintah dalam menegakkan kasus HAM (Hak Asasi Manusia) padahal itu sudah
diakomodir (dalam) nawacitanya bahkan janji kampanyenya artinya presiden (Jokowi)
kita tidak berani, ” ujar Samuel.
pemerintah dalam menegakkan kasus HAM (Hak Asasi Manusia) padahal itu sudah
diakomodir (dalam) nawacitanya bahkan janji kampanyenya artinya presiden (Jokowi)
kita tidak berani, ” ujar Samuel.
Senada dengan itu, Janua,
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) berharap kasus pelanggaran HAM yang terjadi di
Indonesia segera diselesaikan.
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) berharap kasus pelanggaran HAM yang terjadi di
Indonesia segera diselesaikan.
“Harapannya
pelanggaran-pelangaran HAM baik itu bukan hanya (kasus) Munir ya, dari 1965
sampai hari ini itu harus diselesaikan dan juga orang Papua yang sampai kasus – kasus pelanggaran HAM di Papua
segera terselesaikan,” ujarnya.
pelanggaran-pelangaran HAM baik itu bukan hanya (kasus) Munir ya, dari 1965
sampai hari ini itu harus diselesaikan dan juga orang Papua yang sampai kasus – kasus pelanggaran HAM di Papua
segera terselesaikan,” ujarnya.
Aksi
ini digelar dengan orasi, pembacaan puisi, pertunjukan musik, aksi teatrikal
dan ditutup dengan menyalakan lilin disertai doa bersama.
ini digelar dengan orasi, pembacaan puisi, pertunjukan musik, aksi teatrikal
dan ditutup dengan menyalakan lilin disertai doa bersama.
Aksi ini
dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat yang ada di
Semarang, seperti UNNES,
LRC KJHAM, Undip, UIN Walisongo, polines, Unpand, BEM FIB Undip, BEM FSM undip,
BEM FH Undip, Kamisan FIB Undip, Wadah Musik Sastra FIB Undip, Front Mahasiswa
Nasional (FMN) Undip, Gusdurian Unnes, Satjipto Rahardjo Institute, Komunitas
Payung, FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia).
dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat yang ada di
Semarang, seperti UNNES,
LRC KJHAM, Undip, UIN Walisongo, polines, Unpand, BEM FIB Undip, BEM FSM undip,
BEM FH Undip, Kamisan FIB Undip, Wadah Musik Sastra FIB Undip, Front Mahasiswa
Nasional (FMN) Undip, Gusdurian Unnes, Satjipto Rahardjo Institute, Komunitas
Payung, FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia).
(HW/Ulil)