Selasa
pagi (17/10) Undip menyelenggarakan rapat senat terbuka dengan agenda Dies
Natalis Undip Ke-60. Bertempat di stadion Undip rapat tersebut dihadiri oleh berbagai
kalangan. Mahasiswa baru, Gubernur Jawa Tengah, Walikota Semarang, Ikatan
Alumni (IKA) Undip, tamu undangan lainnya, bahkan Presiden Republik Indonesia
turut memberikan orasi pada acara tersebut.
pagi (17/10) Undip menyelenggarakan rapat senat terbuka dengan agenda Dies
Natalis Undip Ke-60. Bertempat di stadion Undip rapat tersebut dihadiri oleh berbagai
kalangan. Mahasiswa baru, Gubernur Jawa Tengah, Walikota Semarang, Ikatan
Alumni (IKA) Undip, tamu undangan lainnya, bahkan Presiden Republik Indonesia
turut memberikan orasi pada acara tersebut.
Dies
Natalis kali ini mengambil tema Sinergis-Transformatif-Elevatif dengan sub tema
Riset untuk Rakyat. Hal ini dibuktikan dengan diberikannya salah alat hasil
penelitian berupa alat pengawet hasil pertanian DOZONE karya Dr. Muhammad Nuh
kepada kelompok tani. Rektor Undip, Yos Johan Utama menjelaskan jika riset yang
dilakukan merupakan salah satu cara mendukung program nawacita Presiden
Republik Indonesia, Joko Widodo.
Natalis kali ini mengambil tema Sinergis-Transformatif-Elevatif dengan sub tema
Riset untuk Rakyat. Hal ini dibuktikan dengan diberikannya salah alat hasil
penelitian berupa alat pengawet hasil pertanian DOZONE karya Dr. Muhammad Nuh
kepada kelompok tani. Rektor Undip, Yos Johan Utama menjelaskan jika riset yang
dilakukan merupakan salah satu cara mendukung program nawacita Presiden
Republik Indonesia, Joko Widodo.
Dalam
sambutannya, Prof. Yos—panggilan akrab Yos Johan Utama—menyampaikan jika Undip
tidak hanya mendukung program kerja Presiden, tapi juga turut mendukung program
kerja Kemenristek Dikti. Bukti dukungan Undip yaitu dengan menyelenggarakan
pendidikan bagi golongan yang tidak mampu lebih dari 20%.
sambutannya, Prof. Yos—panggilan akrab Yos Johan Utama—menyampaikan jika Undip
tidak hanya mendukung program kerja Presiden, tapi juga turut mendukung program
kerja Kemenristek Dikti. Bukti dukungan Undip yaitu dengan menyelenggarakan
pendidikan bagi golongan yang tidak mampu lebih dari 20%.
“Walaupun
Undip sudah berubah menjadi PTN-BH, namun Undip sebagai benteng Pancasila yang
berusaha dan terus berusaha mengamalkan sila-silanya tidak pernah dan tidak
akan pernah melupakan akar filosofi Pancasila sebagai Universitas Rakyat,”
ungkap Yos.
Undip sudah berubah menjadi PTN-BH, namun Undip sebagai benteng Pancasila yang
berusaha dan terus berusaha mengamalkan sila-silanya tidak pernah dan tidak
akan pernah melupakan akar filosofi Pancasila sebagai Universitas Rakyat,”
ungkap Yos.
Bentuk
dukungan nyata Undip kepada mahasiswa dapat dilihat dari jumlah ketersediaan
beasiswa yang terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2015 Undip
menyediakan beasiswa sebesar Rp 56,3 Milyar, kemudian di tahun 2016 meningkat
menjadi Rp 71,55 Milyar, dan tahun 2017 kembali meningkat menjadi Rp 72,94
Milyar. Besaran beasiswa tersebut didasarkan kepada kesadaran bahwa kemampuan
ekonomi jangan sampai menghambat pendidikan tinggi.
dukungan nyata Undip kepada mahasiswa dapat dilihat dari jumlah ketersediaan
beasiswa yang terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2015 Undip
menyediakan beasiswa sebesar Rp 56,3 Milyar, kemudian di tahun 2016 meningkat
menjadi Rp 71,55 Milyar, dan tahun 2017 kembali meningkat menjadi Rp 72,94
Milyar. Besaran beasiswa tersebut didasarkan kepada kesadaran bahwa kemampuan
ekonomi jangan sampai menghambat pendidikan tinggi.
“Undip
telah menetapkan satu prinsip, tidak boleh dan tidak akan pernah boleh ada
mahasiswa yang gagal studi hanya karena ketidakmampuan finansial. Dan oleh
karenanya sebagai universitas yang berbasis Pancasila dan kerakyatan, Undip
menerima dan menyelenggarakan pendidikan bagi golongan yang tidak mampu lebih
dari 20%”, tambah Yos.
telah menetapkan satu prinsip, tidak boleh dan tidak akan pernah boleh ada
mahasiswa yang gagal studi hanya karena ketidakmampuan finansial. Dan oleh
karenanya sebagai universitas yang berbasis Pancasila dan kerakyatan, Undip
menerima dan menyelenggarakan pendidikan bagi golongan yang tidak mampu lebih
dari 20%”, tambah Yos.