![]() |
Dok. Hayamwuruk |
Sejak 70 tahun lamanya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selalu didoktrin sebagai negara agraris. Padahal, Indonesia bisa menjadi poros maritim dunia karena didukung 71% luas wilayahnya yang merupakan kelautan. Hal itu disampaikan Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti, dalam sambutannya di penutupan Orientasi Diponegoro Muda (ODM) 2018, Minggu (15/8/2018).
“Kalau kita bangun dengan maritime base develop, membangun dari laut, pasti dengan waktu yang tidak lama lagi, cita-cita menjadi poros maritim dunia akan bisa kita lakukan,” ujar Susi.
Susi menilai kurangnya perhatian pemerintah pada pengembangan maritim membuat berkurangnya kedaulatan laut Indonesia. Susi mengatakan bahwa hal ini terlihat dengan banyaknya kapal-kapal illegal yang mencuri ikan di wilayah Indonesia.
“Pengelolaan yang tidak fokus dan berorientasi pada kelautan, akhirnya banyak pencuri ikan yang masuk ke lautan Indonesia hingga dua sampai tiga dekade terakhir,” ujarnya.
Pencurian ikan yang terjadi di Indonesia, kata Susi, merupakan efek negatif yang timbul atas kebijakan masa lalu yang dinilai sangat merugikan. “Bahkan kita membuat kesalahan besar pada tahun 2001, kita memberikan izin registrasi bendera Indonesia kepada kapal-kapal asing, maka lengkaplah pencurian ikan di Indonesia, menjadi gerakan yg masif,” ujarnya.
Selain itu, Susi, menyampaikan data tentang efek negatif yang terjadi di nelayan selama tahun 2003 hingga tahun 2013. “Jumlah sensus nelayan tahun 2003-2013, berkurang 50 persennya, kemudian 115 eksportir yang bekerja dibidang perikanan juga tutup karena kehabisan raw material (bahan baku), dan BBM kita yang disubsidipun diambil oleh mereka untuk mencuri ikan-ikan kita.”
Menurut Susi, saat ini pengentasan kebijakan pencurian ikan secara ilegal telah dilakukan Presiden Jokowi dengan menetapkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Menurut Susi, kebijakan positif tersebut membuat Indonesia selama tiga tahun terakhir, menjadi peringkat pertama dalam neraca perdagangan ikan di Asia Tenggara.
Susi menilai peran Djuanda di masa lalu, sangat penting untuk membawa Indonesia diakui dunia sebagai negara kepulauan. “Djuanda mempersatukan negara dengan pulau-pulau yang menjadi kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia berani membawa proposal untuk menjadikan negara kepulauan diakui dunia. Karena tanpa dia, laut kita hanya punya 3mil saja dari pinggir pantai,”
Diakhir, Susi berpesan kepada generasi muda yang tertarik dalam bisnis kemaritiman untuk mempersiapkannya sejak dini. “Salah satu bidang yang menarik, dan masih luas terbuka adalah bisnis kemaritiman, baik menangkap ikan, mengelola, memasarkannya, mendidik pada bidang kemaritiman adalah masa depan yang bisa dipersiapkan dari sekarang.”
Penulis : Qanish
Editor : Ulil & Dwi