Doc: LPM Hayamwuruk
Acara Dies Natalis Undip ke-62, Ngaji Kebangsaan digelar di Lapangan Widya Puraya Undip, Tembalang pada Selasa malam (15/10/2019). Acara yang diklaim dihadiri oleh 1000-2000 orang ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat persaudaraan berlandaskan Ukhuwah Wathoniyah dan Ukhuwah Basyariyah.
“Acara ini digelar karena adanya urgensi, ada banyak orang yang mengarahkan ke hal-hal yang monolitik, maunya jadi satu, pengennya tidak ada perbedaan, kalau berbeda didekati dengan kekerasan,” ujar Hendra selaku ketua acara ketika ditemui Hayamwuruk.
Ngaji Kebangsaan tidak hanya ditujukan untuk mereka yang beragama muslim saja, tapi semua elemen sesuai tema acara, Merawat Budaya melalui Tadarus Budaya yang berlandaskan Ukhuwah Wathoniyah.
Pengajian itu, pungkas Hendra, berasal dari kata kaji, dia tidak eksklusif untuk muslim saja, berbeda dengan; Sholawatan, Mauludan, Manakiban, Tahlilan, dan sebagainya.
“Ada undangan resmi dari berbagai institusi organisasi, contoh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) kami undang, teman-teman Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) kami undang, ada (juga) Romo Budi kami undang,” ujarnya.
Dengan membangun Ukhuwah Wathoniyah, harapannya adalah agar negara kita tidak seperti negara-negara di Timur Tengah yang kacau balau karena membangun persaudaraan sesama muslim saja (Ukhuwah Islamiyah), “Padahal di dalam Islam sendiri mazhab beragam, pendapat beragam, ” lanjutnya.
“Dan hal ini tidak bisa tercapai kalau kita tidak menghargai sebagai sesama manusia, Kalau kita masih bisa mengatakan kalau teman Papua itu monyet, artinya kita tidak adil sejak dalam pikir,” tegas Hendra.
Reporter: Ige, Zanu
Penulis: Zanu
Editor: Qanish