Dok. Hayamwuruk
Jembatan Sikatak yang dibangun sejak pertengahan 2019 mulai terlihat perkembangannya. Jembatan ini nantinya akan menghubungkan jalan buntu di sebelah Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) menuju jalan Prof. Soedarto depan LPPU dan Rusunawa dengan maksud untuk mengurangi akses warga memasuki kawasan kampus.
Pembangunan jembatan ini dilatarbelakangi oleh karena jalan masuk utama kampus dan jalan masuk yang melalui Sekolah Vokasi dinilai terlalu sempit, sehingga pembangunan jembatan Sikatak dinilai tepat untuk memenuhi kebutuhan.
“Akhirnya dibangun jembatan itu, kan juga biar mengurangi akses warga biar bisa mendapat jalur khusus lewat sana (jembatan sikatak) agar tidak masuk kampus,” kata Kepala Bidang Pengadaan, Heppy Haryanta.
Heppy menambahkan, bahwa pembangunan Jembatan Sikatak ini dalam pemantauan TP4D dan merupakan perencanaan sejak tahun 2017 silam. Selain itu, dia mengklaim bahwa pembangunan Jembatan Sikatak telah melalui kajian Amdal pula.
“Kalau itu emang semua pekerjaan yang ada di kota, tidak hanya disini itu harus dalam pemantauan TP4D kota atau kabupaten. Harusnya ada (kajian amdalnya), itu kan perencanaan udah lama, sekitar tahun 2017, tapi kan anggarannya baru ada,” bebernya.
Ketua Rukun Warga (RW) setempat, Supriyanto mengatakan bahwa warga Jurang Belimbing tidak mengetahui apa-apa tentang arah dan tujuan dibangunnya jembatan tersebut. Dirinya hanya bisa mengira-ngira pembangunan jembatan itu untuk memecah kemacetan dan untuk keamanan kampus.
“Menurut pemahaman kami bisa jadi Undip sudah mempersiapkan keamanan lingkungannya, sehingga membuat akses jalan umum dengan tujuan agar orang umum tidak melalui lingkungan kampus. Undip gak salah, memang mereka harus mengamankan asetnya, membuat kenyamanan bagi seluruh warga kampusnya (mahasiswa),” katanya ketika
diwawancarai oleh Tim Hayamwuruk.
diwawancarai oleh Tim Hayamwuruk.
Supriyanto juga menambahkan warganya tidak masalah bila disuruh menggunakan jembatan tersebut, yang jadi masalah adalah kalau akses memasuki kawasan kampus untuk warga dan mahasiswa di Jurang Belimbing dikurangi dan harus memutar melalui jembatan.
“Kan sekarang kita punya keunggulan kampus ada di depan kita, tapi kalau kita harus memutar kan gak ada bedanya dengan yang ada di LPPU dan Banjarsari, kan sama saja. Masa kuliahnya di depan sini harus memutar, kan jadi kurang pas dan mungkin itu nanti bisa memengaruhi pengusaha kos-kosan di sekitar sini,” tutupnya.
Reporter: Rizky, Ige, Zanu, Niken, Indri
Penulis: Zanu
Editor: Lukluk