Dana
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), mengalami penurunan untuk tahun 2020
di Universitas Diponegoro (Undip), termasuk di Fakultas Ilmu Budaya (FIB),
khususnya alokasi ke sektor Ormawa dan UKM. Hal itu disampaikan Alamsyah selaku Wakil Dekan I. Dia
menyebutkan bahwa Dana DIPA tahun 2020 untuk Ormawa berkurang sekitar 25 persen
dan untuk UKM sekitar 50 persen.
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), mengalami penurunan untuk tahun 2020
di Universitas Diponegoro (Undip), termasuk di Fakultas Ilmu Budaya (FIB),
khususnya alokasi ke sektor Ormawa dan UKM. Hal itu disampaikan Alamsyah selaku Wakil Dekan I. Dia
menyebutkan bahwa Dana DIPA tahun 2020 untuk Ormawa berkurang sekitar 25 persen
dan untuk UKM sekitar 50 persen.
“Dana (DIPA) untuk tahun 2020, untuk ormawa
itu Rp 29.612.000. Kemudian dana (untuk) UKM Rp 20.260.000,” ujarnya ketika
ditemui di ruang kerjanya pada Jumat (6/3/20).
itu Rp 29.612.000. Kemudian dana (untuk) UKM Rp 20.260.000,” ujarnya ketika
ditemui di ruang kerjanya pada Jumat (6/3/20).
“Sedangkan, untuk tahun
2019 lalu, alokasi dana Dipa baik untuk Ormawa maupun UKM, sama-sama
mendapatkan sekitar 40 juta rupiah,” tambah jelas
Alamsyah..
2019 lalu, alokasi dana Dipa baik untuk Ormawa maupun UKM, sama-sama
mendapatkan sekitar 40 juta rupiah,” tambah jelas
Alamsyah..
Namun, berbeda dengan yang
disampaikan Ketua Senat Mahasiswa (SM) FIB, Ratih, saat rapat ketua Ormawa FIB pada
Kamis (20/2/20). Pada rapat tersebut, Ratih menyampaikan jumlah dana untuk
Ormawa berkurang menjadi Rp 25.120.000.
disampaikan Ketua Senat Mahasiswa (SM) FIB, Ratih, saat rapat ketua Ormawa FIB pada
Kamis (20/2/20). Pada rapat tersebut, Ratih menyampaikan jumlah dana untuk
Ormawa berkurang menjadi Rp 25.120.000.
Suharyo sebagai Wakil Dekan II menjelaskan
penurunan tersebut merupakan kebijakan universitas, dalam hal ini Undip yang
sekarang berfokus untuk mengejar predikat World
Class University (WCU). “Kebijakan universitas (Diponegoro) sekarang ini adalah
bagaimana semua kegiatan fokusnya untuk mencapai WCU bagi Undip yang, (untuk) masuk
500 besar (dunia), dik,” paparnya
pada Jumat (6/3/20).
penurunan tersebut merupakan kebijakan universitas, dalam hal ini Undip yang
sekarang berfokus untuk mengejar predikat World
Class University (WCU). “Kebijakan universitas (Diponegoro) sekarang ini adalah
bagaimana semua kegiatan fokusnya untuk mencapai WCU bagi Undip yang, (untuk) masuk
500 besar (dunia), dik,” paparnya
pada Jumat (6/3/20).
Demi mencapai predikat itu, dana sebesar tujuh milyar
rupiah akan diprioritaskan, salah satunya, untuk “fasilitas pembelajaran
minimal” yang artinya fasilitas pembelajaran yang paling mendesak untuk mahasiswa. “Katakan minimal itu, misalnya, selama
ini belum ada komputer
(di tiap kelas), maka
kemudian dibelikan. Atau misalnya pendingin
ruangan banyak yang rusak, ya, misalnya karena sudah lebih dari lima tahun.
Jadi, misalnya, ya mengajukan pembelanjaan (ke
pihak Rektorat Undip) pendingin ruangan. Begitu seterusnya,”
ungkap Suharyo.
rupiah akan diprioritaskan, salah satunya, untuk “fasilitas pembelajaran
minimal” yang artinya fasilitas pembelajaran yang paling mendesak untuk mahasiswa. “Katakan minimal itu, misalnya, selama
ini belum ada komputer
(di tiap kelas), maka
kemudian dibelikan. Atau misalnya pendingin
ruangan banyak yang rusak, ya, misalnya karena sudah lebih dari lima tahun.
Jadi, misalnya, ya mengajukan pembelanjaan (ke
pihak Rektorat Undip) pendingin ruangan. Begitu seterusnya,”
ungkap Suharyo.
Selain itu, dana tujuh milyar tersebut sudah
dibagi-bagi ke beberapa komponen dan akan digunakan untuk
beberapa hal. “Pelayanan pendidikan, biaya penelitian, pengabdian
masyarakat, belanja pegawai, biaya operasional, termasuk misalnya untuk
fasilitas difabel, ya, yang pernah saya sampaikan di (forum) temu mahasiswa, gitu,” tambah Suharyo.
dibagi-bagi ke beberapa komponen dan akan digunakan untuk
beberapa hal. “Pelayanan pendidikan, biaya penelitian, pengabdian
masyarakat, belanja pegawai, biaya operasional, termasuk misalnya untuk
fasilitas difabel, ya, yang pernah saya sampaikan di (forum) temu mahasiswa, gitu,” tambah Suharyo.
Namun,
tentu bukan cuma fasilitas komputer, pendingin ruangan
baru, dan gedung-gedung saja yang mampu mendongkrak performa Undip untuk
mencapai predikat WCU. Pengembangan akademik mahasiswa juga menjadi fokus
pengalokasian dana DIPA tahun ini. “Sekarang ditekankan bagaimana kegiatan
mahasiswa itu bisa untuk mencapai prestasi, ‘kan gitu, dik. Mahasiswa punya prestasi, dosen juga punya prestasi, tendik (tenaga
pendidik) juga punya prestasi, tujuannya satu; yaitu WCU,”
ujar Suharyo.
tentu bukan cuma fasilitas komputer, pendingin ruangan
baru, dan gedung-gedung saja yang mampu mendongkrak performa Undip untuk
mencapai predikat WCU. Pengembangan akademik mahasiswa juga menjadi fokus
pengalokasian dana DIPA tahun ini. “Sekarang ditekankan bagaimana kegiatan
mahasiswa itu bisa untuk mencapai prestasi, ‘kan gitu, dik. Mahasiswa punya prestasi, dosen juga punya prestasi, tendik (tenaga
pendidik) juga punya prestasi, tujuannya satu; yaitu WCU,”
ujar Suharyo.
Senada dengan Suharyo, Alamsyah selaku Wakil Dekan I
menyatakan “Kita berharap ada penekanan pada prestasi Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM), sama prestasi nasional, dan internasional. Tidak
hanya sekadar kegiatan rutin, tapi ada lompatan yang difokuskan pada hal itu tadi.
Meningkat PKM-nya, meningkat prestasi mahasiswanya di tingkat nasional (dan)
internasional.”
menyatakan “Kita berharap ada penekanan pada prestasi Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM), sama prestasi nasional, dan internasional. Tidak
hanya sekadar kegiatan rutin, tapi ada lompatan yang difokuskan pada hal itu tadi.
Meningkat PKM-nya, meningkat prestasi mahasiswanya di tingkat nasional (dan)
internasional.”
Reporter: Teguh, Lina, Yuan, Naufal
Penulis: Teguh
Editor: Qanish