Kurikulum Kampus Merdeka untuk Mahasiswa Baru

sumber gambar: kompas.com
 

Universitas Diponegoro telah resmi mengganti kurikulum 2017 menjadi kurikulum kampus merdeka untuk mahasiswa baru angkatan 2020. Hal ini disampaikan olehWakil Dekan IFakultas Ilmu Budaya (FIB), Dr. Alamsyah, M.Hum. dalam PKKMB FIB hari kedua, Selasa(15/09/2020), yang digelar secara daring. Kurikulum yang didasarkan pada Permendikbud nomor 3, 4, 5, 6, dan 7 tahun 2020 ini, digadang-gadang akan melahirkan budaya belajar di perguruan tinggi yang semakin inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

“Tujuan (makro) dari merdeka belajar adalah untuk mencetak generasi yang unggul. (Secara mikro) menjadikan mahasiswa individu yang unggul. Yang mampu berkompetisi, menjadi mahasiswa yang berkualitas, yang mempunyai kompetensi dan skill, dan mampu beradaptasi dengan segala medan dan menjadi individu yang siap berkompetisi dengan kalangan manapun dan dari universitas manapun,” imbuh beliau.

Dalam kurikulum kampus merdeka, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengikuti pembelajaran di luar program studi dalam perguruan tinggi yang sama selama satu semester atau setara dengan 20 sks. Namun, pembelajaran ini terbatas pada mata kuliah wajib yang ditetapkan oleh universitas.

Selain itu, terdapat jatah maksimal dua semester yang dapat digunakan untuk: pembelajaran dalam program studi yang sama pada perguruan tinggi yang berbeda, pembelajaran program studi yang berbeda pada perguruan tinggi yang berbeda, atau pembelajaran di luar perguruan tinggi.

“Contoh antropologi, sudah membangun kerjasama pada kurikulum merdeka 2020 dengan Universitas Hasanudin (Unhas), Universitas Indonesia (UI).Adamata kuliah etnografi sejumlah 3 sks, jadi mahasiswa Antropologi Undip tidak harus mengambil matkul tersebut di Undip.Namun bisa mengambil di Antropologi UI. Tapi kembali lagi, dilihat dulu repot tidaknya,” tutur Alamsyah.

Untuk pembelajaran di luar perguruan tinggi, mahasiswa dapat memanfaatkannya dengan mengikuti magang, proyek desa, mengajar di SD atau SMP, penelitian, pertukaran pelajar, atau bahkan membangun start up.

“Dengan inovasi belajar seperti ini, maka mahasiswa dapat mengukur kebutuhan. Karena di era teknologi dan informasi yang begitu pesat, diharapkanUndip tidak hanya menghasilkan orang yang pintar saja, tetapi juga menghasilkan individu yang inovatif. Sehingga bisa menjadi pencipta kerja juga atau job creator atau wirausahawan, sesuai dengan kemampuan para mahasiswa, “ ujar Alamsyah.

Reporter: Ian, Tamia, Sela

Penulis: Sela

Editor: Airell

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top