Pojok Iklim : Untuk Wujudkan SGDs Diperlukan Ketahan Iklim Melalui NDC

Sumber Gambar : Instagram @pojokiklim

Rabu, (24/02/01) Pojok Iklim mengadakan acara bertajuk “Ketahanan Iklim, SDGs dan NDC” sebagai respon dalam menanggapi perubahan iklim yang tengah menjadi persoalan serius berskala global.

Dalam ruang daring yang diakses melalui media Zoom tersebut dipaparkan bahwa selain menghadapi pandemi Covid-19, dunia saat ini juga tengah mengalami isu iklim dan lingkungan yang ekstrem.

Arifin Rudiyanto selaku Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/BAPPENAS) mengungkapkan bahwa saat ini lebih dari setengah Negara anggota G20 menetapkan komitmen net zero emission sebagai respons terhadap peningkatan iklim dunia.

“Krisis iklim dapat menimbulkan ancaman yang menghambat pembangunan berkelanjutan,” terangnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Novia Widyaningtyas, S.Hut., M.Sc. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim dan KLHK (DPPI KLHK), yang mewakili Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (DPPI KLHK), Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc.

“Dari dokumenter Indonesia Third National Communication dan hasil modeling iklim dari Representative Concentration Pathway, proyeksi perubahan iklim Indonesia adalah kenaikan suhu permukaan ini meningkat, namun sebenarnya masih lebih rendah daripada kenaikan suhu global yang kita ketahui sudah mungkin mencapai lebih dari 2℃. Kedua, perubahan hujan, curah hujan musim kemarau lebih kering, musim hujan lebih basah,” jelas Novia.

Ketua DPPI KLHK, Sarwono Kusumaatmadja berpendapat bahwa saat ini terdapat empat variabel besar yang memengaruhi dunia, yaitu iklim global, pandemi Covid-19, dinamika hubungan antarbangsa, dan perkembangan pesat teknologi informatika digital.

Perubahan iklim yang tengah terjadi saat ini merupakan salah satu dari mega crisis yang akan berdampak pada ketahanan pangan, ketersediaan air dan juga energi.

Demi mencapai SGDs dan menanggulangi perubahan iklim, maka perlu direalisasikan Nationally Determined Contribution (NDC) untuk mengurangi jumlah emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia sampai pada tahun 2030.

Untuk mencapai target NDC pada tahun 2030 diperlukan seluruh potensi masyarakat Indonesia melalui pogram kampung iklim yang mencakup 20.000 desa di tahun 2024. Lebih lanjut, Novia Widyaningtyas mengungkapkan bahwa usaha tersebut tidaklah mudah, diperlukan kerjasama yang baik antar masyarakat dan pemerintah juga dukungan dana serta teknologi yang memadai dan tepat guna.

“Tujuan adaptasi perubahan iklim adalah menciptakan masyarakat dan ekosistem yang berketahanan terhadap risiko dan dampak perubahan iklim yang meliputi ketahanan ekonomi, ketahanan sosial & sumber penghidupan, dan ketahanan ekosistem & lanskap,” lanjut Novia.\

 

Reporter: Putri, Augesye, Aida, Faalih

Penulis: Ian

Editor: Ban

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top