Melatih Berfikir Kritis dan Kemampuan Berbahasa Melalui Debat

Sumber Gambar : Instagram @kmsiundip

 

Melatih befikir kritis dan kemampuan berbahasa dapat dilakukan melalui kegiatan debat. Tak terkecuali melalui perlombaan debat parade bulan bahasa (Parlansa) tingkat nasional yang digelar Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KMSI) Universitas Diponegoro, Semarang pada Sabtu dan Ahad (16-17/10/21).

Ketua Program Studi (Kaprodi) Sastra Indonesia Undip, Sukarjo Waluyo menjelaskan bahwa perlombaan debat sangat penting dan startegis, sebab dalam dunia akademik perlu diisi dengan membaca, menulis, diskusi, dan debat. Sehingga debat sendiri merupakan bagian dari ruh akademik.

Berfikir kritis itu ruhnya dunia akademik. Sukarjo melanjutkan, bahwa berfikir kritis juga termasuk kemerdekaan berbicara, berpendapat, dan objektifitas dari sisi substansi yang harus diperjuangkan. Kegiatan debat akan memberikan dampak yang baik untuk berfikir lebih toleran, menghargai, sportif, dan sebagainya. 

“Berfikir kritis kan menjadi barang mahal ketika sekarang ini dunia informasi dipenuhi oleh sampah-sampah seperi ujaran kebencian, kekerasan, pornografi. Maka untuk mengatasi itu dibutuhkan kegiatan yang berkualitas salah satunya debat. Kegiatan seperti ini bagus untuk menyadarkan kita bagaimana berfikir kritis,” terang Sukarjo.

Hal senada juga disampaikkan Nabila Nada, ketua panitia lomba debat Parlansa. Menurutnya lomba debat sebagai bentuk memperdebatkan sebuah argument, bukan data-data yang ada. hal tersebut mengharuskan untuk berfikir kritis. Selain itu, perlu menemukan formulasi untuk penyampaian argumen yang baik.

“Debat sendiri untuk melatih mahasiswa berfikir kritis dalam kehidupan sehari-hari.  Karena itu kan mosinya yang ditemui setiap hari seperti kebahasaan. Seharusnya sebagai mahasiswa bisa berfikir untuk menyelesaikan masalah yang ada. Kami berharap dengan perlombaan ini bisa membawa mahasiswa berfikir lebih jauh untuk menyelesaikan masalah di sekitar,” ujar Nabila.

Selain berfikir kritis, Nabila menyatakan jika debat merupakan suatu kemampuan dalam berbahasa, karena perlombaan diadakan himpunan mahasiswa Sastra Indonesia maka mahasiswa Sastra Indonesia harus memiliki kemampuan itu. Maka mosi yang dilombakan mengangkat tema bahasa dan sastra.

Perlombaan debat parlansa sendiri merupakan perlombaan debat pertama yang diadakan KMSI Undip dan diikuti oleh 36 tim yang setiap timnya terdiri dari tiga orang. 36 tim tersebut berasal dari 26 universitas dan institusi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Nabila bersyukur acara debat berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan berarti. Ia berharap dari perlombaan debat Parlansa, dapat merekatkan hubungan antar prodi Sastra Indonesia di seluruh Indonesia. Lomba ini pun diharapkan dapat menjadi wadah bagi yang memiliki ketertarikan, minat, dan bakat di bidang debat. Selain itu, dapat memperkenalkan dunia debat kepada khalayak umun agar mereka dapat berlatih mengenai kemampuan kebahasaan.

Melov Tan, ketua tim Serendipity yang menjadi juara satu lomba debat Parlansa mengatakan bahwa perlombaan debat Parlansa membuahkan materi baru, karena mosi yang diusung belum pernah ia temui dari perlombaan debat sebelumnya. Sehingga ia perlu memposisikan diri untuk menghadapi rival debat.  Ia juga berharap debat Parlansa sukses dan terus eksis di tahun selanjutnya.

Melihat atensi besar dari para peserta lomba, Sukarjo sangat mengapresiasi dan mendukung perlombaan debat tersebut. Ia berharap jika perlombaan semacam itu dapat menjadi perlombaan tahunan dan perguruan tinggi lain dapat mengikuti jejak KMSI Undip.  

 

Reporter: Lala

Editor: Restutama

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top