Kamis (9/6/2023), pemaparan program rencana kerja Bakal Calon Rektor Universitas Diponegoro (Undip) periode 2024-2029 dilaksanakan di gedung pertemuan Prof. Sudarto, Tembalang. Acara diadakan setelah sempat terjadi penundaan pada Maret lalu.
Acara dihadiri oleh dewan panelis, para dekan, dosen, karyawan dan mahasiswa Undip yang mendapatkan surat undangan. Dewan panelis unsur mahasiswa diwakili oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip yaitu Hanif Alfattah.
Hanif dalam acara ini membawa suara mahasiswa berupa Pakta Integritas yang berisi berbagai macam permasalahan dan isu yang ada di Undip. Para bakal calon rektor diminta untuk menandatangani Pakta Integritas sebagai bentuk kepedulian terhadap isu dan masalah yang disuarakan mahasiswa.
Pakta integritas yang sudah disusun oleh mahasiswa dari berbagai organisasi kemudian ditandatangani keempat bakal calon rektor. Mengenai pakta Integritas, Hanif Alfattah menjelaskan bahwa Pakta Integritas merupakan ikhtiar mahasiswa untuk menjadikan Undip semakin lebih baik.
“Harapannya dapat dilihat dari pakta integritas dan di dalam pakta itu landasannya ada kajian-kajian baik dari sarana-prasarana, Uang Kuliah Tunggal (UKT), Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU), satgas Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dsb,” kata Hanif.
Hanif juga menyatakan kekecewaan atas program-program dan rencana kerja yang dipaparkan oleh para bakal calon rektor.
“Jujur kalau dari saya pribadi belum puas. Karena, pertama keterbatasan waktu, kemudian kedua ketika bertanya kita belum bisa mengkritisi lebih dalam,” kata Hanif.
Unsur mahasiswa yang hadir dalam acara ini salah satunya adalah Ketua BEM Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Stephani Amelia. Menurutnya hasil pemaparan rencana program kerja bakal calon rektor masih belum bisa dinilai meskipun dia senang bakal calon rektor setuju untuk menandatangani Pakta Integritas.
“Hari ini teman-teman (mahasiswa FIB, red) cukup menghargai. Terutama ketika ternyata pakta yang kita bawa didengar dan ditandatangani,” kata Stephani.
Mengenai penundaan pemaparan program kerja, salah satu bakal calon rektor Prof. dr. Muhamad Thohar Arifin, Ph.D., PA., Sp.BS (K) dari Fakultas Kedokteran menyatakan bahwa dirinya dan bakal calon rektor lain tidak mengetahui alasan dibalik penundaan tersebut.
“Nggak ngerti. Bakal Calon nggak ngerti itu semua. Hanya mengikuti proses. Ada Pendaftaran, lalu mendaftar,” ujarnya saat ditemui seusai acara.
Hingga acara selesai, tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai jadwal berikutnya dari rangkaian pemilihan Rektor Undip periode 2024-2029.
Reporter: Farhan, Zul
Penulis: Farhan
Editor: Aan