PESANTREN AL-ZAYTUN SESAT? SALAH SIAPA?

Sumber Gambar: liputan6.com

Pada Hari Raya Idul Fitri yang lalu, publik digemparkan oleh video yang menunjukan cara salat dan adzan di Pesantren Al-Zaytun (selanjutnya disebut Al-Zaytun) yang berbeda dan dapat dikatakan nyeleh dari umumnya ibadah masyarakat islam di Indonesia.

Sejak saat itu dugaan ‘sesat’ kepada Al-Zaytun yang dipimpin oleh Syekh Panji Gumilang ini pun mencuat ke publik. Jauh sebelum kasus viralnya salat Id yang menggemparkan publik, Al-Zaytun sudah diduga berafiliasi dengan gerakan Negara Islam Indonesia atau NII.

Pesantren Al-Zaytun ini didirikan pada 1 Juni 1993 di Kecamatan Hargeulis, Kabupaten Indramayu dibawah naungan Yayasan Pesantren Indonesia. Pesantren ini kemudian diresmikan oleh Presiden RI ketiga, Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie pada 27 Agustus 1999.

Sebagai sebuah Pesantren, dapat dikatan Al-Zaytnn ini adalah sebuah pesantren megah yang pernah dinobatkan oleh Washington Times sebagai pesantren terbesar di Asia Tenggara. Pesantren tersebut dilengkapi fasilitas seperti gedung-gedung bertingkat 6 lantai dengan total luas wilayah Al-Zaytun tercatat hingga 3 ribu meter persegi.

LATAR BELAKANG GERAKAN NII DI AL-ZAYTUN
Taufik Nugroho dalam artikel ilmiahnya berjudul “Ma’had Al-Zaytun Artikulasi Ke -Islaman dan Ke-Indonesiaan di Pendidikan Pesantren” menjelaskan bahwa Ma’had (pesantren) Al-Zaytun adalah perwujudan dari gerakan baru NII (Negara Islam Indonesia) yang mengambil pendekatan lain dalam mendirikan negara Islam di Indonesia.

Generasi baru NII ini merupakan penerus dari NII era Kartosuwiryo yang pernah memberontak kepada negara pada 1950an. Pada rentang waktu 1970-1990, terjadi perubahan dalam basis sosial di kalangan para pendukung NII.

Generasi sebelumnya adalah generasi yang sangat mengedepankan ideologi politik dalam mengartikulasikan Islam. Mereka percaya bahwa “ber-Islam adalah bernegara Islam,” dan setiap muslim wajib berjuang untuk mendirikan Negara Islam, baik melalui jalur parlemen maupun non-parlemen. Bagi mereka, Islam akan tegak kuat jika didukung oleh kekuasaan negara, dan Negara Islam adalah keharusan bagi masyarakat muslim.

Generasi baru NII telah lahir seiiring perkembangan zaman dengan ciri-ciri yang berbeda. Mereka memiliki latar belakang Islam yang saleh dan memperoleh pendidikan Islam dari jalur formal dan non-formal, bahkan banyak dari mereka menempuh pendidikan sekuler di universitas ternama seperti ITB, UI, Gadjah Mada, Unair, dan bahkan Chicago di USA. Mereka adalah anak muda Islam terdidik dengan semangat ke-Islaman yang tinggi, dan banyak dari mereka memiliki gelar sarjana hingga gelar PhD. Generasi baru ini siap menghadapi masa depan yang global dan kosmopolit.

Dengan demikian, terjadi pergeseran dalam pendekatan dan latar belakang generasi pendukung ideologi politik Islam NII. Generasi terdahulu lebih mengedepankan cara-cara ideologi politik dalam memperjuangkan Islam dan Negara Islam.

Berbeda dengan generasi terdahulu maka generasi baru ini lebih terbuka terhadap pendidikan sekuler dan memiliki kemampuan teknis yang tinggi untuk menghadapi era global yang maju.

Generasi baru NII ini kemudian membangun sebuah wadah perjuangan di bidang pendidikan yang bernama Al-Zaytun.

Dari adanya perubahan bentuk perjuangan dari para pendahulunya maka kita dapat memahami bahwa Al-Zaytun merupakan simbol perubahan bergerak mengartikulasikan ke-Islaman mereka dari alur struktur menjadi jalur kultur yang lembut.

Namun, harus dipahami juga bahwa Al-Zaytun sebagai pesantren formal beserta lembaga-lembaga pendidikannya tidak terafiliasi dengan NII secara langsung, meskipun hasil penelitian dari Majelis Ulama Indonesia pada 2022 menyatakan bahwa Al-Zaytun terafiliasi dengan NII.

Berdasarkan pengakuan alumni, memang ada beberapa guru dan karyawan pesantren yang terafiliasi dengan gerakan NII. Akan tetapi, Isu-isu mengenai keterkaitan Al-Zaytun dengan NII ini selalu ditepis dan dibantah oleh Panji Gumilang.

APAKAH AL-ZAYTUN SESAT?
Sebagaimana sudah dijelaskan diawal, Al-Zaytun viral baru-baru ini karena sebuah video yang menunjukan keanehan dan penyimpangan dalam tata cara ibadah salat Idul Fitri dan adzan.

Pertama, dalam salat id terlihat adanya seorang perempuan yang salat di saf depan membelakangi beberapa jamaah laki-laki. Hal ini tentu saja melanggar syariat yang mengharuskan adanya pemisahan saf salat antara laki-laki dan perempuan,

Kedua, adanya seorang non-muslim yang duduk didepan para jemaah namun masih dibelakang imam, ini juga hal yang aneh, karena untuk apa ada seorang non-muslim di salat id?

Ketiga, saat adzan terlihat muadzin menghadap ke arah jemaah, padahal dalam adzan seorang muadzin diharuskan menghadap kiblat. Kemudian dari segi bacaan adzan yang sepotong-potong (ada jeda antara kalimat adzan), ini juga terdengar janggal, bahkan bagi orang awam pun akan tahu bahwa adzan yang dikumunadangkan terdengar aneh dibanding adzan yang umumnya masyarakat lakukan.

Lalu apakah hal ini dapat dikatakan sesat? tentu saja bisa dilabeli sesat jika hal-hal yang mereka lakukan itu tidak memiliki dalil dan dasar yang sah. Namun, hanya Majelis Ulama Indonesia atau organisasi keagamaan Islam seperti Nahdlatul Ulama atau Muhamadiyah yang memiliki hak untuk memberikan fatwa sesat terhadap Al-Zaytun, namun yang jelas Al-Zaytun sudah mengalami penyimpangan.

Namun apakah penyimpangan Al-Zaytun dalam beberapa aspek ibadah ini berkaitan dengan gerakan NII? Para alumni Al-Zaytun menyatakan bahwa adanya keanehan-keanehan yang dilakukan oleh Panji Gumilang yang terjadi disana bermula pada tahun 2010 dan tidak pernah terjadi sebelumnya.

Jadi, mengingat sejarah panjang Al-Zaytun yang sudah berdiri sejak 1999 maka kita dapat menyimpulkan bahwa kecil kemungkinan adanya hubungan antara penyimpangan Al-Zaytun dengan gerakan NII.

PERMAINAN INTELIJEN DI SEKITAR AL-ZAYTUN
Meski sudah berulangkali dinyatakan terafiliasi dengan NII oleh beberapa pihak, Al-Zaytun masih tetap berdiri tegak, mendapatkan dana dari pemerintah dan masih diberikan izin beroperasi. Lalu mengapa hal ini terjadi?

Beberapa pihak menduga bahwa ada permainan beberapa tokoh intelijen dan militer yang mendukung Al-Zaytun, Mahfud M.D. mengakui bahwa benar ada permainan intelijen dibalik Al-Zaytun.

Pernyataan Mahfud M.D. ini juga didukung oleh Al Chaidar, seorang pengamat terorisme di Indonesia, menurutnya Al-Zaytun ini adalah produk intelijen. Ia mengatakan untuk menangani orang-orang yang anti terhadap Pancasila, pemerintah Orde Baru berupaya untuk mengumpulkan orang-orang yang memiliki ide-ide mendirikan negara Islam.

Menurut Al Chaidar, dalam kasus Al Zaytun, terjadi blunder dalam program defeksi yang dapat kita amati. Dalam kasus ini, terungkap bahwa Panji Gumilang bukanlah seorang intelijen, tetapi merupakan seseorang yang direkrut oleh intelijen sebagai partner, bukan sebagai agen. Perbedaannya adalah agen berada di lingkaran internal intelijen, sementara partner berada di luar lingkaran namun mendapatkan proteksi dan dukungan yang besar dari intelijen.

Dalam mengembangkan program defeksi tersebut, Panji Gumilang yang menjadi partner intelijen harus merebut faksi NII. Ia berhasil merebut faksi NII Komandemen Wilayah 9 yang sebelumnya dipimpin oleh Adah Jaelani. Dengan merebut kekuasaan dari mereka, Panji Gumilang atau dikenal sebagai Abu Maarik atau Abu Toto mengambil alih kepemimpinan.

Namun, blunder terjadi dalam program ini dan kasus Al Zaytun menjadi sorotan. Terungkap bahwa Panji Gumilang, yang seharusnya menjadi partner, berhasil mengambil alih kekuasaan dan bahkan menyusup ke dalam faksi NII, yang seharusnya merupakan target program defeksi. Hal ini menunjukkan adanya kegagalan dalam pelaksanaan program dan dampaknya terhadap situasi yang lebih rumit dan membingungkan.

Ada beberapa tokoh yang namanya muncul sebagai pendukung balik layar Al-Zaytun yaitu Hendropriyono, Kepala Badan Intelijen Nasional tahun 2001-2004, dan Moeldoko, yang sekarang menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia.

Kedua tokoh ini pernah datang ke Al-Zaytun dan memiliki hubungan baik dengan Panji Gumilang, namun mereka membantah bahwa mereka mendukung dan membacking Al-Zaytun.

Permasalahan Al-Zaytun lebih rumit dari sekedar sesat atau lurus saja, lebih dari itu, disini ada permainan proksi berbagai kepentingan ekonomi dan politik, termasuk adanya kemungkinan permainan intelijen, malah hilang seolah-olah permasalahan Al-Zaytun hanya mengenai pandangan keagamaan saja

Untuk menyelesaikan masalah Al-Zaytun perlu diungkap lebih komprehensif lagi relasi-relasi Al-Zaytun dengan berbagai pihak, termasuk dengan orang-orang yang bermain dibalik layar menyokong kepentingan Al-Zaytun atau bahkan kepentingan gerakan NII.

Karena bagaimanapun juga, Pesantren adalah lembaga pendidikan, dan sebaikanya sebuah lembaga pendidikan itu terbebas dari segala kepentingan politik praktis golongan tertentu.

Pemerintah melalui Kementerian Agama perlu mengawasi pesantren-pesantren yang ada, dalam kasus Al-Zaytun ini Kementerian Agama khsusunya Direktorat Pesantren bisa dikatakan lalai dalam melakukan pengawasan.

Penahanan Panji Gumilang oleh kepolisian atas dugaan penistaan agama diharapkan dapat membawa harapan atas penyelesaian masalah Al-Zaytun yang kontroversial ini, sejalan dengan pernyataan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, bahwa Al-Zaytun tidak akan dibubarkan melainkan akan dibina.

Pembinaan Al-Zaytun kelak perlu campur tangan dan pengawasan dari umat Islam Indonesia, memastikan bahwa tidak akan ada lagi penyimpangan dan permainan proksi dari berbagai pihak disana, tentunya dibawah naungan yayasan yang baru.

Wallahu a’lam

Penulis: Muhamad Farhan Prabulaksono
Editor: Juno

Referensi
Antara, Andrain S, & Ridwan, F. (2023, Juli 13). Mahfud MD Akui Al Zaytun Terkait dengan Operasi Intelijen. Diambil kembali dari Republika: https://news.republika.co.id/berita/rxp0ea377/mahfud-md-akui-al-zaytun-terkait-dengan-operasi-intelijen

BBC News Indonesia. (2023, Juni 23). Al Zaytun, Panji Gumilang, dan dugaan keterkaitan dengan NII. Diambil kembali dari BBC News Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/articles/cv2jpdyjxgwo

CNN Indonesia. (2023, Juli 11). Alumni Bicara soal NII di Al Zaytun: Panji Gumilang Berubah Sejak 2010. Diambil kembali dari CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230711065229-20-971845/alumni-bicara-soal-nii-di-al-zaytun-panji-gumilang-berubah-sejak-2010

Hidayat, M. (2023, Juni 10). Ponpes Al-Zaytun Dinobatkan Pesantren Terbesar Se-Asia Tenggara, Ini Alasannya. Diambil kembali dari bandung.viva.co.id: https://bandung.viva.co.id/news/23151-ponpes-al-zaytun-dinobatkan-pesantren-terbesar-se-asia-tenggara-ini-alasannya?page=2

Ma’had Al-Zaytun. (t.thn.). Profil. Diambil kembali dari Ma’had Al-Zaytun: https://www.al-zaytun.sch.id/profil.html

Nugroho, T. (2020). Ma’had Al-Zaytun Artikulasi Ke -Islaman dan Ke-Indonesiaan di Pendidikan Pesantren. Ulumuddin: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top