Culture Cup adalah ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Kemahasiswaan Fakultas (UKMF) Olahraga yang menggandeng Bidang Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (BEM FIB) Universitas Diponegoro. Tujuan diadakannya Culture Cup adalah untuk penjaringan atlet delegasi ke ajang Olimdipo (Olimpiade Diponegoro).
Pelaksanaan Culture Cup 2023 diwarnai dengan keluhan para peserta dan pengurus bidang olahraga dari himpunan mahasiswa program studi di FIB. Keluhan itu mengenai kurangnya pemberitahuan tentang pelaksanaan Culture Cup tahun ini hingga mahalnya biaya registrasi.
Rindu Agung, ketua Komodo (Komunitas Olahraga Sasindo) mengatakan bahwa tahun ini persiapan Culture Cup masih kurang memadai.
“Lamanya pemberian informasi mengenai tanggal pelaksanaan sama kemarin ada masalah terkait uang pendaftaran yang ternyata masih bisa dikurangi lagi setelah adanya protes dari Bidang Mikat (Minat dan Bakat) Sasindo,” ujar Rindu Agung.
Rindu Agung menjelaskan bahwa pada awalnya, biaya registrasi Culture Cup tahun ini berkisar pada angka Rp1.000.000. Setelah adanya protes dari Bidang Minat dan Bakat Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia, biaya registrasi kemudian turun menjadi Rp880.000.
Para atlet yang turut bertanding pun juga mengutarakan permasalahan Culture Cup 2023. Luqman, atlet futsal tim Bahasa dan Kebudayaan Jepang (BKJ) juga mengeluhkan hal yang senada dengan Rindu Agung.
“Untuk informasi cukup mendadak, ekspektasinya kurang lebih sebulan tapi baru diinformasikan sekitar 2 minggu sebelum main. BKJ sendiri biasanya tim buat Culture Cup itu disaring dulu di PORJEP (Pekan Olahraga Jepang) tapi nggak sempet karena PORJEP tanggalnya setelah Culture Cup. Jadi pemainnya yang mau-mau saja,” kata Luqman.
Elang, atlet basket yang juga dari Bahasa dan Kebudayaan Jepang mengeluhkan bahwa Culture Cup 2023 diadakan di lapangan yang disewa dari pihak luar. Ia mempertanyakan mengapa tidak memanfaatkan fasilitas yang dimiliki oleh Undip saja.
“Kalau dari sarana dan prasarana tempat yang disediakan itu sejak tahun lalu juga kayak nggak kompeten, nggak pas tempatnya. Padahal kita (Undip) punya tuh di stadion. Kenapa harus nyewa? Kenapa nggak memanfaatkan fasilitas sendiri? Dari tahun lalu pun tempatnya sama saja nggak ada perubahan,” ujar Bintang.
Ardhan, Wakil Ketua Bidang Minat dan Bakat BEM FIB sekaligus panitia Culture Cup bidang Perlengkapan mengaku bahwa dia telah mendengar keluhan-keluhan yang diutarakan oleh peserta. Kepada Hayamwuruk, Ardhan memberikan jawaban atas beberapa keluhan peserta dalam Culture Cup 2023.
Mengenai pemberitahuan jadwal Culture Cup yang mendadak, Ardhan memberikan keterangan bahwa jadwal Culture Cup mengikuti jadwal Olimdipo yang saat itu masih simpang siur. Sehingga panitia Culture Cup belum segera mengambil langkah untuk menentukan tanggal dimulainya acara tersebut.
“Karena sudah mepet juga sama persiapan untuk Olimdipo, ya sudah kita ambil keputusan untuk pelaksanaan di akhir Agustus. Walaupun sebenarnya persiapan kita mungkin kurang matang tapi kita usahakan semaksimal mungkin,” ujar Ardhan.
Mengenai ketiadaan cabang olahraga Voli, Ardhan menjelaskan bahwa akan ada kompetisi Voli yang akan diadakan oleh UKM Voli Universitas Diponegoro sehingga tidak perlu ada cabang olahraga Voli di Culture Cup.
“Voli kenapa ditiadakan? Karena dari pihak Olimdipo menjelaskan kalo nantinya akan ada lomba voli itu sendiri dari UKM Universitas” tegas Ardhan.
Mengenai tingginya biaya registrasi, Ardhan menjelaskan bahwa hal itu ditujukan tidak hanya untuk keperluan Culture Cup seperti sewa lapangan dan wasit, namun juga untuk biaya pendampingan menuju Olimdipo. Ardhan mengaku bahwa untuk pendampingan atlet menuju Olimdipo, panitia tidak menerima alokasi dana dari Fakultas.
“Karena untuk pendampingan ke Olimdipo itu kita nggak dapat pendanaan lagi dari fakultas jadi otomatis pakai itu (hasil biaya registrasi),” tegas Ardhan.
Penulis: Farhan
Reporter: Farhan, Dinda, Reva (magang), Sinta (magang), & Allegra (magang).
Editor: Andriv