Malam Minggu Sastra Volume III Angkat Isu Soal Suicidal Awareness

Dok. Hayamwuruk/ Khansa

Malam Minggu Sastra (Mangsa) kembali digelar di Crop Circle, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro pada Sabtu (23/09/2023). Mangsa kali ini, merupakan pre-event dari acara Festival Budaya—yang sebelumnya bernama Mahakarya—dengan membawa tema mengenai kasus bunuh diri dan kesehatan mental mahasiswa. Berbeda dari Mangsa sebelumnya, kali ini acara tersebut dilengkapi dengan pemutaran film pendek berjudul “Suduk Jiwa” dan sesi diskusi terkait tema acara.

Ali Akbar, selaku ketua pelaksana dan sutradara film “Suduk Jiwa”, menjelaskan alasan pemilihan tema kali ini muncul dari keresahannya mengenai kondisi kurangnya kesadaran terkait adanya orang-orang yang memiliki masalah kesehatan mental.

“Mungkin karena adanya kerasahan terhadap teman-teman yang kurang sadar mengenai kondisi orang lain, dimana mungkin saja orangnya ini memiliki suicidal thoughts tapi kita tidak sadar dan malah makin menjeremuskan orang tersebut,” jelas Ali.

Ali juga menjelaskan kesulitan yang dihadapi pada persiapan Mangsa kali ini. Ia mengatakan proses pembuatan film pendek-lah yang menjadi tantangan tersendiri karena sebelumnya belum pernah dilaksanakan.

“jadi ada beberapa kesulitan dari persiapan, seperti bikin film, terus edit dan lain-lain-lah,” ucapnya.

Dhaivina, salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi yang hadir mengatakan dirinya terkesan dengan acara Mangsa yang diwarnai banyak kegiatan.

“Menurut aku sangat menggambarkan budaya FIB banget yang sangat ekspresif,” ucapnya.

Selain itu, Dhaivina juga mengapresiasi dan mendukung tema yang diangkat pada Mangsa kali ini.

“sebagai mahasiswa Psikologi, aku sangat mendukung acara ini karen concern kita sebagai mahasiswa salah satunya, yaitu meningkatkan kesadaran untuk tidak melakukan bunuh diri,” tambahnya.

Hamdan Mukafi, dosen FIB yang menjadi salah satu pemantik pada sesi diskusi, menyatakan bahwa perlunya untuk lebih sering membicarakan pengalaman seorang penyintas kesehatan mental dibandingkan dengan korban.

“Menurut saya perlu dikulik, untuk mengubur berita-berita negatif. Karena ketika berbicara soal korban maka kita akan berbicara soal motivasi orang lain untuk menjadi seperti korban. Tapi kalau kita perbanyak membicarakan penyintas akan semakin banyak orang untuk termotivasi seperti penyintas,” ujarnya.

Ali Akbar menyatakan harapannya acara ini dapat membuat orang-orang lebih peduli dengan kondisi orang sekitarnya dan meningkatkan suicidal awareness.

“harapannya selepas acara ini teman-teman lebih terbuka mata dan hatinya terhadap teman-teman kita yang di sini memiliki banyak tekanan sehingga lebih aware” tutur Ali.

 

Reporter: Dini, Khansa, Juno, Zunov (magang)

Penulis: Juno

Editor: Ningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top