
Kamis (06/10/2023), Acara Nobar Offline Laut Bercerita yang berlangsung pada Kamis, 5 Oktober 2023 di Gedung Serbaguna (GSG), Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro (Undip) ini dapat dikatakan berhasil. Penonton dari luar maupun mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Undip sendiri tampak memenuhi Gedung Serbaguna (GSG) FIB Undip ini.
Acara nobar ini terselenggara berkat kerja sama Penerbit KPG dengan Bukit Buku, Grobak Hysteria, FIB Undip, Gramedia Pandanaran, serta dukungan dari Hysteria Magazine dan Dewan Kesenian Semarang. Acara ini juga turut mengundang Leila S. Chudori selaku penulis novel dan skenario Laut Bercerita serta Pritagita Arianegara, sutradara dari film Laut Bercerita.
Film Laut Bercerita mengisahkan tentang perjuangan para aktivis dalam melawan kekejaman pemerintah masa Orde Baru. Film ini juga menyoroti emosional keluarga korban yang ditinggalkan.
Pembahasan mengenai kekejaman pemerintah pada masa Orde Baru menjadi pembahasan yang sensitif, tetapi Leila S. Chudori berhasil membawakannya dalam Laut Bercerita. Dalam sesi diskusi yang dilakukan setelah pemutaran film Laut Bercerita kemarin, Leila mengatakan selama berkarir tidak memikirkan tentang sensitif atau tidaknya, tetapi terdorong oleh tokoh.
“Pertama-tama, ketika saya berkarir tidak memikirkan tentang sensitif atau tidaknya, saya selalu terdorong karena tokoh begitu,” ucap Leila S. Chudori.
Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Leila S. Chudori ini terdapat banyak perbedaan dari novelnya, hal itu diungkapkan oleh Rida, mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Diponegoro angkatan 2019.
“Pasti banyak ya perbedaannya, kalau di novel itu lebih detail daripada di film, karena itu juga durasinya cuma 30 menit. Terus kalau di film menurut aku, dia lebih menekankan ke bagian emosional orang-orang yang ditinggalkan gitu sama orang-orang yang hilang. Kalau di novel kan kaya runtut gitu ceritanya, dari gimana laut menghadapi dia sebagai buron, baru habis itu masuk ke bagian keluarga yang ditinggalkan. Kalau di film, dia emang tujuannya biar orang-orang merasa aware terhadap isu ini,” ucap Rida.
Shyafna, salah satu penonton Nobar Offline Film Laut Bercerita dari Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip mengatakan film ini membuat dia tahu perjuangan aktivis pada saat itu.
“Filmnya itu cukup bikin kita merasa, wah ternyata setersiksa itu ya, perjuangan aktivis waktu itu. Terus juga ini filmnya terlalu pendek, belum menggambarkan seluruh cerita di novelnya gitu, sih,” ucap Shyafna.
Ann Evelin Rahajeng, panitia dari acara Nobar Offline Laut Bercerita ini mengungkapkan film Laut Bercerita sudah melebihi ekspektasi dari yang dia pikirkan.
“Melebihi bahkan, karena setahu aku semua yang berkontribusi dalam film Laut Bercerita kan tanpa dibayar, semuanya volunteer dan dengan sepenuh hati melakukannya. Film ini juga ditaburi oleh aktor dan aktris yang terkenal dan sudah tidak bisa diragukan lagi bakat aktingnya, jadi sudah melebihi ekspektasi aku,” ungkap Ann.
Ketika ditanya lebih suka versi novel atau filmnya, salah satu penonton yaitu Andi lebih memilih novelnya, karena versi novelnya lebih detail dan durasi filmnya yang pendek.
“Jelas pasti lebih memilih novelnya, karena emang novelnya itu lebih rinci dan lebih detail daripada filmnya, karena filmnya juga pendek juga kalaupun memang yang berdurasi panjang mungkin tidak terlalu sama dengan novelnya, jadi tetap memilih novelnya,” kata Andi.
Reporter: Amel, Nevissa
Penulis: Amel
Editor: Juno