Panglima Sebagai Wadah Musik Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya

 

Dok. Hayamwuruk/Majid

Selasa (14/11/2023), Wadah Musik Sastra (WMS) yang merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Diponegoro (Undip) membuat pagelaran musik bernama Panglima (Panggung Liar Mahasiswa) di crop circle Fakultas Ilmu Budaya. 

Bukan pertama kali acara semacam ini digelar di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya (FIB), terutama di area crop circle. Sebelumnya, beberapa acara seni lainnya sering dihelat di crop circle FIB. https://lpmhayamwuruk.org/2023/04/teater-emka-protes-uu-cipta-kerja-lewat-parodi.html.

Panglima sendiri merupakan sebuah acara yang disajikan untuk mewadahi talenta-talenta mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya yang memiliki ketertarikan pada musik. Panglima turut mengundang beberapa band di lingkup Undip. line-up ditempati oleh Tenggara, The Shinobi, Kemarin Bubar, Sekarang Reuni (KBRS), The Silas, dan beberapa penampilan dari kelompok-kelompok yang dibentuk oleh WMS.

Cikal Gibrani selaku Wakil Ketua WMS mengungkapkan Panglima ditujukan sebagai tempat latihan, sekalian menjadi batu loncatan anggota-anggota WMS, terkhusus anggota-anggota magang.

“WMS (Wadah Musik Sastra) sesuai namanya, sengaja mengadakan Panglima yang merupakan acara untuk mewadahi talenta-talenta bermusik di Fakultas Ilmu Budaya. Karena berhubung baru open recruitment jadi ini sebagai ajang batu loncatan atau tempat latihan”, jelasnya.

Berbagai persiapan juga dilakukan untuk menyukseskan acara ini. Ibanesta Almanenza selaku Ketua WMS menyatakan bahwa acara Panglima telah dipersiapkan secara matang dan penuh perhitungan.

“Persiapan Panglima sudah dipersiapkan secara matang, bisa dilihat pada hari H dan kita juga memperhatikan atau memperhitungkan ketika tiba-tiba terjadi hujan. Semuanya sudah dipersiapkan secara matang”, tegasnya.

“Kalo dari acaranya sendiri udah keren sejauh ini, fasilitas buat penampil juga memadai udah make soundsystem juga, penampilan-penampilannya juga keren-keren dari anak WMS maupun di luar WMS,” tutur Diana, salah satu penonton Panglima yang juga merupakan mahasiswi Sastra Indonesia.

Diana juga berharap semoga ada acara semacam Panglima kedepannya. “Semoga kedepannya tetep ada terus panglima-panglima berikutnya,” tambahnya.

Dalam pertanyaan terakhir ketika wawancara, Ibanesta Almanenza menyatakan harapannya pada pihak kampus untuk lebih aware terhadap beragam bakat yang dimiliki mahasiswa FIB.

“Mungkin kampus disini lebih bisa memiliki banyak andil untuk mewadahi setiap bakat tersebut”, tegasnya.

Reporter: Majid, Nazil, Nevissa, Dinda
Penulis: Majid & Nevissa
Editor: Juno

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top