
Pengaruh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sangat besar bagi negara Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Tengah. Pasalnya dalam setiap pemilihan anggota legislatif maupun kepala daerah dan negara, berdasarkan data dari Kompas.com PDIP kerap meraih kemenangan telak dalam setiap perhelatan pemilu atau pilkada. Sehingga muncul istilah atau anggapan bahwa jawa tengah adalah “kandang banteng”, dikarenakan partai PDIP menggunakan simbol Banteng.
Istilah “kandang banteng” ini tidak hanya menggambarkan dominasi PDIP secara elektoral, tetapi juga menunjukkan kuatnya pengaruh ideologi dan mesin politik partai tersebut di Jawa Tengah. Basis massa yang loyal, strategi kampanye yang efektif, serta kemampuan PDIP dalam merangkul berbagai elemen masyarakat menjadi faktor utama keberhasilan partai ini dalam membangun hegemoni politik di Jawa Tengah.
Dikutip dari Kompas.com, pada Pemilu 2019 PDIP berhasil menguasai 28 kabupaten kota dari 35 kabupaten kota di Jawa Tengah yang mencapai 21% dari total suara nasional. Bahkan pada pemilu Legislatif 2019, PDI Perjuangan mengantongi 128 kursi di DPR RI dari 34 provinsi di Indonesia, dari jumlah tersebut 26 di antaranya disumbangkan oleh Jawa Tengah. Adapun total kursi di seluruh daerah pemilihan (dapil) Jateng berjumlah 77. Pada pilpres 2014, Jateng juga menjadi penyumbang suara terbesar bagi pasangan Jokowi-JK yang mencapai 12.959.540 suara. Bahkan sebelum era Jokowi, Jateng juga menjadi penyumbang suara terbesar bagi pasangan Megawati-Prabowo yang mencapai 38,28% suara di Jateng. Masih ada banyak lagi data yang mengungkapkan kemenangan PDIP di Jateng.
Pada tahun ini PDIP, baik dalam perhelatan Pilpres maupun Pilgub mengalami kekalahan di wilayah Jawa Tengah. Pasangan Ganjar-Mahfud hanya memperoleh 7.827.335 suara atau 34,35% dari total pemilih di Jateng. Sedangkan pasangan Prabowo-Gibran mampu merebut 12.096.454 suara atau 53,08%. Tidak hanya itu pada Pilgub 2024 kemarin, pasangan Andika-Hendrar yang diusung oleh PDIP hampir pasti dinyatakan kalah atas pasangan Lutfi-Yasin. Pasalnya semua lembaga survei menyatakan bahwa pasangan Lutfi-Yasin unggul memperoleh lebih dari 55% suara, sedangkan Andika hendrar hanya memperoleh kurang lebih 40% suara. Hal ini menjadi kekalahan yang menyakitkan bagi partai PDIP, dikarenakan PDIP tumbang secara beruntun di Jawa tengah yang sudah lekat diasosiasikan sebagai kandang banteng dalam konstelasi politik.
Muncul berbagai anggapan bahwa partai PDIP sudah tidak lagi berkuasa di daerah Jawa Tengah pasca kekalahan di Pilgub 2024. Dikutip dari Tempo Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan partai banteng akan melakukan evaluasi dan perbaikan setelah jagoan mereka kalah di pilkada Jawa Tengah, yang disebut sebagai kandang banteng. Bahkan Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarnoputri mengkritisi penyelenggaraan pilkada serentak 2024. Megawati mengatakan dalam sebuah video
“Demokrasi kini terancam mati akibat kekuatan yang menghalalkan segala cara. Kekuatan ini mampu menggunakan sumber daya dan alat-alat negara,” ujar Megawati.
Megawati menyebut, dia mengenal Jawa Tengah dengan baik, karena terpilih sebagai anggota DPR tiga kali dari sana. Jawa Tengah bukan hanya kandang banteng, namun menjadi tempat persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme.
Berdasarkan pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati sukarnoputri tersebut, telah menunjukan munculnya kekhawatiran akan melemahnya kekuatan PDI Perjuangan di Jawa Tengah. Sedangkan menurut saya pribadi hal tersebut tidak perlu menjadi kekhawatiran yang mendalam bagi Partai PDIP. Karena dalam proses berlangsungnya Pilgub Jateng 2024 pasangan Andika-Hendrar hanya diusung dan didukung oleh satu partai yaitu PDIP, sedangkan pasangan Lutfi-Yasin diusung dan didukung oleh Koalisi KIM yaitu oleh partai Nasdem, PKS, PAN, PKB, Golkat, Gerindra, PPP, Demokrat, PSI. Artinya adalah kalau hanya satu partai saja sudah mendapatkan sekitar 40% apalagi kalau lebih, sedangkan Lutfi Yasin perlu dukungan sembilan partai sekaligus hanya untuk mendapatkan 55% suara.
Pasangan Lutfi-Yasin dalam proses Pilgub Jateng 2024 juga mendapatkan dukungan atau endorsement dari berbagai politikus kondang seperti Presiden Prabowo, Mantan Presiden Joko Widodo, Ketua Gerindra Jateng Sudaryono, Ketua PKB Jateng Yusuf Chudlori, Mantan KSAD Letnan Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Sutarman, mantan Gubernur Jateng Letnan Jenderal TNI (Purn) Bibit Waluyo, bahkan sampai artis ternama Raffi Ahmad dan juga berbagai tokoh agama ternama di Jawa. Sedangkan dari paslon Andika-Hendrar tim kampanye diketuai oleh adik Gus Dur Umar Wahid Hasyim, Ganjar Pranowo juga termasuk dalam jajaran juru kampanyenya. Hal ini tidak sama dengan apa yang terjadi pada Pilgub Jakarta yang didukung mantan gubernur Jakarta seperti Ahok, Anies, Sutiyoso hingga komedian ternama Cak Lontong.
Jadi pada intinya, pada Pilkada 2024 masih menunjukan keperkasaan dan perjuangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam melawan partai-partai koalisi. Hasil menyebutkan bahwa dengan satu partai saja PDI Perjuangan telah memperoleh 40% suara di Jawa Tengah, yang mana hal tersebut menunjukan bahwa Provinsi Jawa Tengah masih menjadi kandang banteng. Yang menjadi tantangan bagi PDI Perjuangan adalah dengan siapa mereka beroposisi apabila semua partai masuk dalam koalisi. Karena Winston Churchill mengatakan “The opposition is an essential part of the structure of the government.” Yang artinya “Oposisi adalah bagian yang sangat penting dari struktur pemerintahan.”
Penulis: Alim Rizka Mahardika
Editor : Farhan