Seminar Nasional GUD Angkat Isu Perempuan dan Kemiskinan Struktural

Dok. Hayamwuruk/Lia

Girl Up Diponegoro (GUD) menyelenggarakan seminar nasional bertajuk Saat Suara Menjadi Kekuatan: Representasi Perempuan yang Mewujudkan Perubahan Nyata pada Sabtu (08/11/2025) di Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah. Seminar ini adalah program tahunan Girl Up Diponegoro yang berfokus untuk menyuarakan kesetaraan gender.

Seminar Nasional GUD tahun ini mengusung topik ekonomi yang membicarakan tentang hubungan perempuan dengan kemiskinan struktural, serta representasi perempuan di ruang publik.

Diahhadi Setyonaluri, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) sebagai salah satu pembicara dalam seminar ini menyampaikan bahwa masalah infrastruktur dan norma sosial kerap menghambat perempuan dalam mengakses hak mereka.

“Kalau dalam konteks kemiskinan kita sering melihat bahwa jumlah sekolah sudah bertambah, jumlah fasilitas kesehatan sudah bertambah, ada asuransi kesehatan, tetapi orang yang mampu untuk mendapatkan fasilitas kesehatan tersebut masih terbatas. Misalnya ada infrastruktur yang tidak beres serta masalah institusional lain seperti norma gender atau norma sosial yang menutup dan menghambat perempuan untuk mengakses informasi atau hak-hak dasar seperti itu,” terangnya.

Sementara itu, pembicara lain Nada Salsabila dari Yayasan Jurnal Perempuan mengajak audiens untuk dapat menjadikan Kolektif Puspita Bahari, kelompok perempuan nelayan yang bergerak di akar rumput, sebagai contoh dalam sebuah gerakan perlawanan.

“Kita bisa mencontoh gerakan mereka (Kolektif Puspita Bahari, -red) karena sedikit banyak kelompok yang aktif di akar rumput ini meskipun struktur dan tantangan-tantangannya berbeda konteks, tetapi secara garis besar memiliki tantangan yang sama dalam menghadapi masyarakat yang patriarkis, sehingga kita bisa mereplikasi perjuangan mereka dalam kelompok-kelompok kecil kita untuk melawan penindasan-penindasan yang terjadi dalam keseharian kita secara lebih terstruktur,” ujar Nada.

Berbeda dengan seminar nasional pada tahun sebelumnya, acara ini tidak hanya menyajikan talkshow, tetapi juga mengadakan sesi workshop interaktif bersama para peserta.

Annisa Firdaus, mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang hadir sebagai salah satu peserta mengaku mendapat banyak pengetahuan baru dari seminar ini.

“Pengetahuan baru kalau kemiskinan itu paling banyak dampaknya bagi perempuan. Banyak banget insight yang aku dapat, cuman yang paling utama adalah tentang bagaimana perempuan itu dipandang dalam kemiskinan struktural itu sendiri,” jelasnya.

Reporter: Arya, Lia

Penulis: Lia

Editor: Marricy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top