Oleh: Redaksi
Semarang (1/04/2012) LPM Hayamwuruk melaksanakan agenda Magang Madya 2012 bagi peserta Magang LPM Hayamwuruk 2012. Pada tahun ini, Magang Madya dilaksanakan di Masjid Agung Semarang. Pada tahun sebelumnya, agenda kelitbangan ini dilaksanakan di tempat berbeda. Tahun 2011 di Kebon Binatang Semarang, sedang setahun sebelumnya dilaksanakan di Kota Lama Semarang.
Masjid Agung dipilih sebagai lokasi Magang Madya karena memiliki banyak ruang reportase. Salah satunya adalah peralihan fungsi tempat ibadah yang menjurus ke tempat wisata bahkan tempat berpacaran. Selain itu, di sekitar Masjid Agung juga terdapat Pasar Tumpah, semacam pasar tradisional yang buka pada hari Sabtu dan Minggu.
Peserta Magang Madya dan Pengelola LPM Hayamwuruk berangkat dari GSG (Gedung Serba Guna) Undip pukul 08.00 WIB. Setibanya di lokasi sejam setelahnya, acara dibuka dengan ice breaking “Swit Jepang”. Gelak tawa mewarnai perlombaan adu kecepatan dan konsentrasi tersebut. Bahkan salah satu peserta bernama Santi merasa keram di perut karena terlalu keras tertawa.
Agenda berlanjut dengan pengarahan dari panitia sebelum peserta Magang Madya melakukan reportase. Ketujuh kelompok yang dipimpin masing-masing seorang PJ menyebar mencari topik yang akan diangkat. Selama dua jam (10.30-12.30) mereka melakukan reportase; penentuan topik, wawancara, dan pengolahan isu.
Setelah beristirahat sampai pukul 13.00. Peserta Magang Madya melanjutkan agenda transkrip wawancara, menulis berita, dan edit tulisan. Proses ini diwarnai turunnya hujan selama dua jam.
Pukul 14.30 agenda dilanjutkan dengan presentasi hasil reportase. Kondisi joglo tempat berteduh tidak memungkinkan untuk melanjutkan kegiatan karena atapnya yang bocor. Untuk itu, seluruh peserta dan panitia berpindah ke teras masjid. Ada yang unik dari momen ini. Karena tidak memiliki payung, maka tikar anti air digunakan sebagai alternatif.
Presentasi dan diskusi berlangsung sampai pukul 17.30. Setiap hasil reportase dibacakan lalu mendapat tanggapan dari peserta dan panitia Magang Madya. Setelah salat Maghrib mereka pun kembali ke Tembalang menuju kediaman masing-masing membawa beragam kesan sebagai calon pewarta dan generasi baru LPM Hayamwuruk. Selamat!
menulis adalah pekerjaan mulia, dan mengajak orang untuk menulis satu tingkat di atas pekerjaan mulia. tetap semangat. saya mendapatkan banyak pelajaran dari hayamwuruk, dan sampe sekarang bangga pernah menjadi bagian dari komunitas ini