Walhi Yogyakarta: Pengukuran Tanah di Wadas Masih Berlangsung, Aparat Razia Ponsel Warga

Sumber Gambar: Instagram @wadas_melawan

Selasa, (8/2/22) ribuan aparat gabungan unsur TNI, Polri, dan Satpol PP mendatangi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah untuk mengawal tim pengukur Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang akan mengukur lahan batuan andesit untuk keperluan pembangunan Bendungan Bener sebagai bagian Proyek Strategis Nasional (PSN).

Hal ini memicu berbagai reaksi, lantaran sejak 2016 rencana pembangunan Bendungan Bener yang membutuhkan batuan andesit dari Desa Wadas mendapat penolakan dari warga. Peristiwa diperparah dengan adanya pencopotan banner penolakan Bendungan Bener dan penangkapan puluhan orang oleh aparat kepolisian tanpa alasan yang jelas pada Selasa (8/2/22).

Dikutip dari Instagram @wadas_melawan per Rabu, (9/2/22), pukul 12.30 WIB total 67 orang ditangkap termasuk Dhanil Al Ghifari kuasa hukum Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta dan seniman Yayat Yatmaka. “Total ada sekitar 60-an lebih warga, termasuk anak-anak,” ujar Himawan Kurniadi (Adi), perwakilan divisi advokasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta, (9/2/22).

Dikutip dari CNNIndonesia.com, warga yang ditahan tersebut kini telah dibebaskan. “Saat ini sedang pendataan untuk melakukan berita acara pelepasan. Ada 67 orang, satu diisolasi di rumah sakit karena positif, 66 semua pulang, termasuk dari LBH Jogja,” kata Julian Dwi Prasetya dari LBH Yogyakarta kepada CNNIndonesia.com, Rabu (9/2/22).

Namun hingga kini, Adi mengungkapkan, proses pengukuran masih berlangsung dan aparat belum meninggalkan Desa Wadas. Bahkan sekitar pukul 09.00 WIB, aparat melakukan sweeping (razia) ponsel warga tanpa alasan yang jelas. “Tadi pagi ada sweeping hp di Wadas. Kita juga ga tahu itu apa maksudnya,” katanya.

Belum jelas razia yang dilakukan entah menyita atau memeriksa paksa isi dari ponsel masing-masing warga, namun menurut Adi tindakan tersebut merupakan bentuk kegagalan negara dalam menjamin rasa aman warga.

“Karena ternyata mereka sendiri yang bikin tidak aman. Bagaimana bisa polisi seenaknya masuk properti, pekarangan, dan rumah orang,” pungkasnya.

Reporter: Rilanda
Penulis: Rilanda
Editor: Restutama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top