Puluhan mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) menggalang dana sebagai bentuk kepedulian terhadap korban banjir di Semarang pada Minggu (14/02/2021).
Banjir yang menerjang sejumlah daerah Semarang pada beberapa hari lalu menimbulkan korban, salah satunya mahasiswa Undip. Hal ini disampaikan oleh Bandhung Satriyo Argo, salah satu massa solidaritas.
“Ada kawan Undip juga yang wilayah rumahnya terdampak (banjir). Kemarin sempet ngobrol dan memang butuh bantuan,” kata Bandhung.
Adapun penjelasan mahasiswa tersebut yang diterima oleh Bandhung dengan rincian sebagai berikut:
“Secara logistik gak ada masalah, karena memang bantuan yang serupa sudah banyak. (Bantuan ini) bisa diarahkan ke hal-hal yang berupa bantu bersih-bersih, alat kebersihan dan semacamnya. Itu nanti mau kita diskusikan lagi ke sananya.“ kata Bandhung.
Bandhung mengatakan, kebutuhan korban terdampak yang coba dibantu oleh massa solidaritas ini melalui penggalangan dana adalah soal pakaian dan kebersihan. “Apalagi di masa Covid-19, kebersihan adalah hal yang lumayan (perlu) diperhatikan secara detail,” katanya.
Aksi penggalangan dana ini dilakukan di 4 titik lokasi, antara lain di sekitaran depan Masjid Kampus Undip; pintu masuk dan keluar tol Banyumanik; sekitar patung Pangeran Diponegoro; dan sekitar perempatan Tusam Banyumanik.
Organisasi-organisasi mahasiswa Undip yang tergabung dalam aksi solidaritas, di antaranya: BEM FIB, BEM FSM, BEM Psikologi, BEM SV, BEM FPIK, BEM FH, BEM FT, FMN, PMII, HMI FISIP, KAMMI, PMKRI, dan GMNI FISIP.
Meskipun aksi solidaritas ini hanya diinisiasi beberapa organisasi saja, Bandhung berharap itu tidak malah menjadi masalah sehingga membuat batas dengan teman-teman mahasiswa lainnya. “Harusnya kita (mahasiswa Undip) mulai sadar untuk bersama dalam hal apapun,” katanya.
Mengenai banjir di Semarang, Bandhung berpendapat bahwa kejadian bencana tidak dapat diprediksi, namun resiko dari akibat bencana bisa diminimalisir dengan upaya mitigasi. Pemerintah daerah, lanjut Bandhung, perlu mempersiapkan ulang dan memperhatikan segala keadaan apapun.
“Dan tolong banget pemerintah daerah jangan menyalahkan hujan aja, karena di masa kayak gini rasanya lucu menjadi seorang panutan yang mengelola daerahnya menyalahkan apa yang tidak bisa kita salahkan,” kata Bandhung.
Reporter: Airell, Raihan
Penulis: Airell
Editor: Ban