
Minggu (29/10/23), suasana Gedung Serbaguna (GSG) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (UNDIP) mendadak dipenuhi orang untuk menyambut selebrasi Parade Bulan Bahasa (Parlansa) yang diadakan oleh Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KMSI) dengan tema “Gista Gantari (Gelorakan Indahnya Bahasa Sastra, Gemakan Cinta Tanah Air)”.
Kiraz Jauzi Arkhan, ketua pelaksana Parlansa 2023 menjelaskan tema Parlansa tahun memiliki makna untuk menghargai sumpah pemuda secara lengkap.
“Kita (panitia Parlansa 2023-red) lebih menghargai bahwa sumpah pemuda itu bisa berbentuk visual dan bisa berbentuk dalam cerita mana saja. Ibaratnya dalam bentuk karya tulis, puisi atau bahkan dalam bentuk lisan seperti musik. Jadi kita melakukan selebrasi ini bukan hanya sekedar dari musik saja, bukan hanya dari karya tulis saja tapi kita dalam semua nya untuk kebahasaan itu semuanya dilengkapi.” jelasnya.
Kiraz juga menambahkan bahwa rangkaian acara Parlansa ini ada tiga mulai dari pre-event, talkshow, hingga puncak acara yakni selebrasi Parlansa.
“Pre Event pertama kemarin yang konser intim panji sakti. Kedua itu kita ada ngadain talkshow gitu. Di talkshow itu menceritakan tentang atau lebih mengedukasi ke temen temen sih. Gimana mereka ini khususnya gen z, ‘gimana sih cara bikin novel?’. Yang ketiga terus event puncaknya. Kita mengundang UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) seperti tahun lalu. Tapi bedanya disini ada temen temen dari seni rupa Universitas Negeri Semarang (UNNES). Jadi gak hanya beberapa penampilan aja, jadi kita menampilkan seni tuh bukan tulisan doang tapi banyak banget. Masih ada yang ibaratnya bisa dilihat gitu, contohnya ada mural, ada sketcher ini kan salah satu pameran seni juga kan.”
Mahasiswa Seni Rupa UNNES turut memeriahkan acara ini dengan live mural. Dika, salah satu anggota dari komunitas ini menjelaskan bahwa mural yang mereka gambar memiliki makna Indonesia.
“Sebenarnya lebih ke tanah air ya. Soalnya kan warna dominannya merah. Putih juga ada. Terus gambar yang dominan gambar paling besar adalah garuda. Kalo dari segi gambarnya lebih sedikit ke abstrak.” ujarnya.
Dika juga mengaku senang dengan respon positif penonton, karena tidak hanya dari kalangan mja. “Tadi ada anak kecil sama ibu-ibu juga malah pengen pengen ikutan dan dari kita ngebebasin untuk ikut.” tuturnya
Akan tetapi, beberapa penonton merasa Parlansa tahun lalu jauh lebih meriah daripada Parlansa tahun ini. “Kalau tahun lalu meski ga ada guest star seru banget sih.” ujar Hana, salah satu penonton.
Aliya, mahasiswa FIB yang juga menonton acara ini menyebutkan bahwa salah satu alasan Parlansa tahun lalu lebih banyak penonton adalah harga tiket yang jauh lebih ramah kantong mahasiswa.
“Kemarin banyak yang datang karena tiketnya lebih murah, jadi banyak tahun lalu (penontonnya-red).” tuturnya.
Salah satu penonton yang tidak ingin disebutkan namanya menganggap dekorasi Parlansa tahun lalu lebih colourful dibandingkan dengan dekorasi tahun ini.
“Menurut aku buat dekorasinya kurang, sepi banget, padahal tanya sama panitia temanya colourful, tapi di background nya ga keliatan colourful.” ujarnya.
“Semoga tahun depan guest Star lebih baik dan semoga promosi juga lebih baik.” imbuhnya
Salah satu penonton berharap tahun depan bisa dimaksimalkan untuk guest star internal. “Lebih dimaksimalkan guest star internal kita, karena anak FIB banyak yang bertalenta” ujar Hana
Reporter: Zaila, Diyah
Penulis: Diyah
Editor: Juno