Ketua Majelis Permusyawatanan Rakyat RI, Zulkifli Hasan, memberikan ceramah dalam kuliah umum bertajuk “Membangun Politik yang Beradab dengan Landasan Empat Konsesnsus Kebangsaan untuk Indoesia yang Maju dan Bermartabad” di Gedung Serba Guna Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Rabu pagi (28/9). Acara yang digelar dalam rangka Dies Natalis Universitas Diponegoro ke-59 tersebut, dihadiri oleh hampir seluruh mahasiswa baru angkatan 2016. Selain itu, hadir pula perwakilan Rektorat serta jajaran Dekanat FIB Undip.
Zulkifli mulai berbicara sekitar pukul 10.30 WIB, setelah Sutedjo K Widodo selaku moderator mempersilahkan. Di awal ceramahnya, Zulkifli menjelaskan, cita-cita kemerdekaan untuk memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat belum bisa tercapai hingga saaat ini. Bahkan setelah 18 tahun bergulirnya reformasi, ketika demokratisasai terjadi di Indonesia, kesenjangan—baik sosial, ekonomi maupun politik—masih menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan. “Kedaulatan kita, demokrasi dan otonomi daerah ternyata juga melahirkan kesenjangan antara individu, antara kekuasaan daerah. Hal inilah yang harus kita benahi,” katanya.
Hal tersebut, menurutnya, antara lain karena nilai-nilai keindonesiaan telah pudar di masyarakat. Ia mengungkapkan, misalnya, dari hasil jajak pendapat, 96 persen responden menyatakan bahwa sikap mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi melemah. Selain itu, hanya 3 persen dari total responden yang mengatakan bahwa sikap mengedepankan musyawarah-mufakat, yang merupakan salah satu nilai dalam Pancasila, menguat. “Di mana itu Pancasila? Di mana itu nilai-nilai yang menjadi pegangan kita? Kalau suatu bangsa tidak punya nilai-nilai, tidak memiliki jati diri. Mau kemana bangsa kita ini!” ujarnya.
Karena itulah, ia melanjutkan, untuk memperbaiki itu semua, “kita harus kembali ke empat konsesus kebangsaan.” Empat konsesus tersebut adalah Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Empat konsesnsus tersebut lah yang harus dijiwai dan menjadi karakter warga negara Indonesia, agar cita-cita kemerdekaan dapat tercapai.
“Kita punya 4 konsesus kebangsaan untuk bangsa kita. Ini lah yang yang kita sosialisakn terus menerus. Dan ingat, membangun karakter bangsa itu bukan lagi (hanya) tugas MPR, bukan lagi tugasnya pemerintah ya, tapi tugaas kita semuanya. Kalau hanya MPR tidak akan bisa,” ujar politisi Partai Amanat Nasional tersebut. Di sinilah menurutnya, kampus memiliki peran cukup penting. Sebab, “mahasiswa dan pemuda itulah yang menjadi kunci sukses bagi masa depan bangsa. Mahasiswa yang mimiliki nilai-nilai pancasilais,” katanya.
(HW/Friana)