Pameran
kartun “International Cartoon Exhibition” digelar oleh Semarang
Cartoon Club (Secac) 29-30
Oktober, dua pekan lalu. Di aula gedung Wisma Perdamaian, acara tersebut berhasil menggaet para kartunis dari 64
negara di seluruh dunia. Secac
merupakan sebuah komunitas yang beranggotakan kartunis, penikmat kartun, dan
orang-orang yang berkecimpung di Dunia kartun khususnya di Semarang. Menuirut keterangan panitia, setiap tahun Secac memang melaksanakan acara serupa, namun lingkupnya hanya
nasional. Tahun ini, mereka
mencoba berkespansi dengan dengan melaksanakan kegiatan internasional, yaitu “Secac International
Cartoon Exhibition” atau SICE.
Atas
dukukngan dari Pemprov Jawa Tengah, pameran tersebut akhirnya terselenggara,
meskipun terpaksa
diundur ke tanggal 29–30 Oktober dari yang sebelumnya 22-24 Oktober. Diundurnya
tanggal pelaksanaan, seperti yang diungkapkan oleh Selamet Widodo selaku ketua
Secac, dikarenakan adanya kendala birokrasi. “Karena masalah birokrasi, kan ini
rumah negara kita sebagai rakyat harus mengalah,” ungkapnya. Namun, meski
terjadi beberapa masalah dalam penyelenggaraannya, acara ini tetap berlangsung
dan dapat menyuguhkan karya-karya apik dari kartunis luar negeri dan dalam
negeri.
Antusias
para kartunis dunia dalam mengikuti lomba yang diadakan oleh Secac terbilang
bagus karena terdapat hampir 1000 karya yang dikirimkan untuk dikurasi oleh
panitia. 340 dari keseluruhan karya yang masuk berasal dari 64 negara di luar
Indonesia. SICE
yang diadakan di Wisma Perdamaian merupakan launching
dari serangkaian acara roadshow yang
akan diselenggarakan secara bergiliran. Hari
Minggu lalu, SICE
diselenggarakan kembali di Simpang Lima, dan pada bulan Desember mendatang rencananya akan kembali diadakan Gedung Lawan Sewu.
Karya-karya kartunis yang masuk ke pameran ini diseleksi terlebih dahulu oleh para
kurator yang berasal dari berbagai kalangan seperti anggota Secac, kartunis dan
wartawan. Proses penyeleksian kartun yang dipamerkan dinilai berdasarkan ide
yang lucu, teknik menggambar, dan keorisinilan karya. SICE sengaja tidak membatasi karya dengan tema tertentu, alasannya
agar karya yang
masuk memiliki keragaman tema, baik itu ekonomi,
politik, olahraga dan sebagainya. Hasil seleksi
dari karya-karya tersebut, selanjutnya akan ditampilkan secara bergiliran di tempat-tempat yang telah disebutkan
tadi.
Jika
diamati, karya
yang mengisi aula Gedung
Wisma Perdamaian dua pekan
lalu memang terlihat
sedikit. Sangat
kontras dengan
ukuran ruangan yang sangat besar.
Hal itu lantaran dari hampir seribu karya yang masuk hanya sekitar 72
karya saja yang ditampilkan. “Karya-karya yang dipamerkan kurang padat,”
kata Maisatyo, salah satu pengunjung SICE.
Namun
demikian, meski karya yang ditampilkan sedikit, SICE dua pekan lalu itu
terbilang sukses. Hal ini bisa dilihat tak hanya dari antusiasme para kartunis
dalam mengirimkan karya, namun juga warga dan pelajar Semarang yang hadir ke
acara tersebut. Sayang, Ganjar Pranowo selaku gubernur Jawa Tengah tak dapat menghadiri undangan dari SICE karena telah memiliki agenda lain di Jakarta. Selamet Widodo juga
mengungkapakan, bahwa dua hari sebelum acara Ganjar Pranowo meneleponnya secara
pribadi dan meminta maaf karena tidak dapat hadir ke acara tersebut. (HW/Risma)