[ULASAN FILM] Mulan: Sekadar Cukup, Tak Lebih

Sumber: cnnindonesia.com

Informasi Film

Judul Film            : Mulan

Produksi               : Walt Disney Pictures

Sutradara              : Niki Caro

Produser               : Chris Bender, Tendo Nagenda, Jason Reed, Jake Weiner

Penulis                 : Rick Jaffa, Amanda Silver, Elizabeth Martin, Lauren Hynek

Durasi                  : 115 Menit

Tanggal Rilis        : 4 September 2020

Film berjudul ‘Mulan’ (2020) ini, merupakan film live action garapan Niki Caro dengan bintang utama Liu Yifei. Ketimbang banyak cerita dan lagunya, film ini lebih mirip dari keadaan perang yang sesungguhnya, dari Balled of Mulan oleh Guo Maoqian.

Berawal dari kepercayaan yang dipegang teguh oleh keluarga Hua Zhou (Tzi Ma), seorang prajurit terhormat, bahwa seorang putri membawa kehormatan keluarga melalui pernikahan. Tenang, tersusun, anggun, elegan, siap, dan sopan adalah refleksi kualitas istri yang baik. Namun hal ini sangat bertolak belakang dengan apa yang ada dalam diri Hua Mulan (Yifei Liu), putri tertuanya. Di mana, dia adalah gadis yang menentang tradisi, tomboy, berani, dan berjiwa pejuang.

Mulan adalah putri tertua dari dua bersaudara Hua Zhou, terlahir dengan kekuatan Chi, yang biasanya hanya kaum lelaki dan ksatria yang memiliki kekuatan Chi. Inilah yang dikhawatirkan oleh ibunya, karena pikirnya, pria mana yang mau menikahi gadis seperti Mulan.

Suatu hari, Sang Kaisar (Jet Li) mengeluarkan dekrit bahwa seorang laki-laki dari sebuah keluarga harus bertugas di Tentara Kekaisaran Tiongkok untuk melindungi negara dari Kekaisaran Hun. Sementara di keluarga Mulan tidak memiliki anggota pria selain ayahnya sendiri. Mulan mengambil langkah untuk menggantikan ayahnya yang sedang sakit, ia kabur dari rumah dengan membawa peralatan dan pakaian perang ayahnya. Mulan berangkat ke Kota Kekaisaran, dengan menyamar sebagai seorang pria bernama Hua Jun. Disini Mulan dibebani tugas untuk membawa kehormatan bagi keluarganya. Hari-hari ia lewat dengan prajurit lain untuk mengikuti latihan sebelum perang.

Tung Yong (Donnie Yen), seorang komandan kekaisaran, dapat melihat kekuatan Chi yang dimiliki Mulan. Ia kenal baik ayah Mulan, semasa ayah ya menjadi prajurit perang. Melihat potensi dan kekuatan Chi yang dimiliki Mulan, Tung meminta Mulan untuk mengembangkan bakatnya. Komandan Tung sempat kecewa saat mengetahui bahwa Hua Jun adalah seorang wanita. Kebohongan yang sangat memalukan dan aib bagi keluarga Mulan. Namun, pada akhirnya Komandan Tung mau menerima Mulan kembali sebagai prajurit, setelah diyakinkan oleh Honghui (Yoson An), teman Mulan.

Böri Khan (Jason Scott Lee) yang terkenal dengan kehebatan para tentaranya. Böri Khan memiliki dendam pada Sang Kaisar, karena telah membunuh ayahnya. Belum lagi sang jenderal punya tangan kanan seorang penyihir wanita, bernama Xianniang (Gong Li) . Ia membantu Bõri Khan dengan cara-cara yang tidak ksatria, penuh tipuan. Mulan membantu kerajaan dalam mempertahankan diri dari serangan seorang jendral jahat bernama Böri Khan (Jason Scott Lee), yang terkenal dengan kehebatan para tentaranya yang senantiasa membantu dengan cara-cara tidak ksatria.

Mulan versi live action ini tidak ada unsur komedi, bisa dibilang serius di sepanjang cerita. Padahal, di versi animasinya, banyak unsur komedi yang menyenangkan. Mulai dari hilangnya Mushu sang naga ikonik yang tingkah dan celetukannya yang kocak, diganti dengan burung Phoenix yang lebih mewakili mitologi China ketimbang Naga. Untuk soundtrack-nya, lagi-lagi sangat disayangkan tidak adanya musikal khas Disney sepanjang film, sempat hanya beberapa kali instrumental dari lagu “Loyal, Brave and True” mengiringi, itu pun rasanya kurang mengena.

Menurut saya, film garapan Disney ini terasa kurang mempunyai nyawa. Dari kurangnya pendalaman karakter Mulan hingga cerita tentang musuhnya. Banyak scene yang seharusnya bisa dikembangkan lagi dan tokoh yang sangat berpotensial untuk membuat cerita lebih menarik. Seperti halnya tokoh penyihir dengan masa lalunya, apa yang membuat karakternya menjadi seperti itu. Lalu tokoh penyihir yang tiba-tiba berubah 180 derajat, terkesan buru-buru, alurnya cenderung datar, penyelesaian masalah masih mudah ditebak. Dukungan nama besar artis laga dalam film pastinya menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggila film silat. Tapi nampaknya sang director belum memaksimalkan mereka, khususnya untuk membuat sisi aksi film ini lebih juara.

Dari segi sinematografi, tidak ada yang spesial. Namun saya suka pemilihan warna-warna cerah di dalam film ini, baik dari pemandangan desanya, istana kekaisaran, maupun kostum yang dipakai para pemeran utama dan penduduk desa. Terlihat lebih fresh dan sangat memanjakan mata.

Secara keseluruhan, saya tidak mendapatkan pengalaman yang sama seperti biasanya ketika saya menonton film-film Disney. Namun, tidak ada salahnya saya merekomendasikan Mulan versi live action untuk ditonton bersama keluarga atau teman Anda. Filmnya cukup menghibur, namun kurang memuaskan.

Penulis : Putri Melinda Rahayu

Editor: Della Cintya Raisma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top