Shadow Beauty, Gambaran Tingginya Kasus Perundungan dan Pretensi Dunia Maya di Korea Selatan

Sumber Gambar: Asianwiki

Bagi para pencinta serial Korea Selatan (Korsel), web drama Korsel telah menjadi tontonan yang mengasyikkan. Selain menghadirkan episode maupun durasi yang cukup singkat, web drama kini menjadi salah satu tontonan yang sukses menguras emosi penonton dengan jalan cerita yang menarik.

Di tahun 2021, sudah banyak web drama Korsel yang telah dirilis. Salah satu yang terbaru dan jadi banyak perbincangan adalah Shadow Beauty. Web drama yang diproduksi oleh Kakao TV ini menyajikan 13 episode yang merupakan adaptasi dari Webtoon populer dengan judul yang sama karya penulis A-Heum. Dibintangi oleh Shim Dal Gi (Goo Ae Jin), Lee Nagyung Fromis_9 (Genie), Bomin Golden Child (Kim Ho In), dan Hongsoek PENTAGON (Lee Jin Sung), web drama ini mencuri perhatian karena mengangkat kisah mengenai seorang korban perundungan yang diam-diam menjalani kehidupan ganda sebagai seorang influencer. Menariknya, drama ini juga menyoroti isu-isu sosial. Tidak hanya itu, isu-isu yang disajikan dalam drama ini menjadi sangat terasa dalam realitas sosial kehidupan anak muda. Nah, isu apa saja yang diceritakan dalam drama ini? Berikut ulasannya!

Isu Perundungan

Drama Shadow Beauty dibuka dengan adegan yang menampilkan kehidupan siswi SMA bernama Goo Ae Jin yang sangat penyendiri dan kerap dirundung oleh dua teman kelasnya. Perundungan yang dilakukan tidak hanya sebatas verbal namun melibatkan kekerasan secara fisik dan mental, seperti didorong, ditampar, hingga dipermalukan di depan teman-teman kelasnya. Perlakuan buruk yang diterima hampir setiap hari memberikan dampak buruk bagi Goo Ae Jin yang membuat dirinya menjadi pribadi yang rendah diri.

Tindakan perundungan masih menjadi isu sosial yang kerap terjadi di dalam kehidupan kita. Mirisnya aksi perundungan sering terjadi di dalam institusi pendidikan, yang mana seharusnya institusi pendidikan seperti sekolah dapat menjadi tempat yang aman dalam membentuk karakter baik bagi para pelajar. Dilansir dari sebuah survei yang dilakukan oleh Latitude News (2018), Korsel menjadi salah satu negara yang menduduki peringkat atas dalam kasus perundungan. Sebuah penelitian dalam jurnal pediatrik JAMA (2017) juga menemukan bahwa angka perundungan di Korsel sangatlah tinggi. Selain itu ditemukan 40% murid di Korsel pernah terlibat dalam aktivitas perundungan.

Di Korsel, perundungan dilakukan dengan berbagai cara. Namun, cara yang paling umum dilakukan adalah eksklusi sosial terhadap mereka yang dianggap sebagai wangtta atau pecundang. Seperti dalam drama ini, Goo Ae Jin menjadi korban perundungan karena terlihat berbeda dan tidak memenuhi standar kecantikan yang ada. Tak mengherankan bagaimana masyarakat Korsel menaruh perhatian khusus terhadap konformitas atau keseragaman sehingga siapapun yang terlihat berbeda ataupun mencolok akan dijadikan target perundungan. Padahal dari adanya tindakan tersebut banyak sisi negatif yang akan ditimbulkan, seperti merasa rendah diri, sulit bersosialisasi dengan banyak orang, bahkan berujung depresi. Maka segera kenali tanda-tanda seseorang yang mengalami perundungan, bagaimanapun hal tersebut akan berpengaruh secara psikologis, bahkan hingga hubungan pertemanan. Tanpa bantuan, korban perundungan dapat berakhir dengan bunuh diri.

Isu Kepalsuan Media Sosial

Dalam dunia nyata, sosok Goo Ae Jin merupakan seorang siswi SMA yang selalu dirundung dan merasakan kesepian. Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan kehidupan ganda yang dilakukan melalui media sosialnya. Goo Ae Jin menjelma menjadi seorang gadis yang menerima banyak pujian di akun media sosialnya. Sosok Goo Ae Jin di dunia nyata hanyalah siswi yang berwajah pas-pasan (tidak memenuhi standar, red) dengan rambut pendek sebahu disertai tahi lalat di wajahnya. Sedangkan di dunia maya, sosok tersebut “berubah” menjadi seorang gadis cantik bak boneka Barbie bernama Genie, yang bahkan dikenal sebagai seorang influencer hits. Bagaimana bisa kehidupan nyata dan maya dapat sangat berbeda? Goo Ae Jin tampil mengubah hidupnya menjadi dua individu yang berbeda dengan memalsukan dirinya dan kehidupan media sosialnya.

Isu terkait kehidupan media sosial menjadi hal tidak biasa yang diangkat dalam drama ini. Isu tersebut menggambarkan bagaimana kehidupan dunia nyata dan dunia maya bisa sangat berbeda. Seperti saat kita menggunakan media sosial dan terlintas pemikiran betapa menariknya kehidupan orang lain dibandingkan dengan apa yang kita miliki. Pemikiran seperti itu yang sangat berkaitan dengan kehidupan modern anak muda, terlebih dalam kehidupan sosialnya yang sangat berpatokan pada influencer atau selebgram (selebritas Instagram) seperti Genie. Segala hal yang terlihat dalam media sosial belum tentu semuanya adalah benar, seperti pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan teknologi HTC (2015), terdapat 67% orang di dunia yang memalsukan kehidupannya di media sosial dan sebanyak 75% orang percaya terhadap apa yang mereka lihat di media sosial, seperti Instagram, Snapchat, ataupun Facebook. Hidup di dunia dengan komunikasi yang instan, drama ini dapat menjadi pengingat untuk kita agar tidak mudah percaya terhadap apa yang dilihat di media sosial, mensyukuri setiap apa yang dimiliki dan tidak membanding-bandingkan kehidupan dengan orang lain.

Secara keseluruhan drama ini memiliki konsep cerita yang unik, menarik, dan relate dengan isu sosial di kalangan anak muda, seperti kutipan pada salah satu dialognya, “Tidak apa-apa jika tidak sempurna.” Meskipun begitu, dalam drama ini terdapat beberapa episode yang menimbulkan sebuah plot hole, seperti terdapat alur yang secara garis besar tidak memberikan kejelasan terkait kisah selanjutnya. Hal ini membuat penonton menjadi kebingungan dengan alur yang disajikan. Terlebih terkait dengan kisah akhir drama ini yang terlihat sangat “memaksa” dan “menggantung” membuat detail penting dalam beberapa alur menjadi terlewatkan begitu saja sehingga meninggalkan rasa penasaran penonton terhadap jalan cerita yang tidak tuntas. Akan tetapi, drama ini dapat dijadikan rekomendasi web drama yang unik dan berbeda dengan yang lain.

Penulis: Risha Mutia (Magang)
Editor: Rilanda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top