Program MBG di SDN Kelurahan Tembalang Selama Ramadan

Dok. Hayamwuruk/Erinna

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diselenggarakan oleh pemerintah telah diterapkan di beberapa Sekolah Dasar (SD) di Semarang, antara lain SD Negeri Tembalang, SD Negeri Bulusan, dan SD Negeri Kramas. Selama bulan Ramadan, MBG tetap berlangsung dengan penyesuaian menu agar dapat dikonsumsi saat waktu berbuka puasa.

Kepala Sekolah SD Negeri Bulusan, Harmana mengungkapkan bahwa program yang telah berjalan hampir tiga minggu dan mencakup seluruh siswa dari kelas satu hingga enam dari total 385 siswa. Dia juga menambahkan adanya perbedaan menu makanan pada bulan Ramadan ini. 

“Sebelum Ramadan itu berbentuk nasi, lauk pauk, dan sebagainya. Kalau di Ramadan ini bersifat makanan kering, nasi bisa diganti dengan roti. Kalau lauknya ayam, nanti pakai ayam goreng. Buahnya kadang-kadang kurma, jeruk, apel, pisang gitu,” tambahnya.

Hal serupa juga terjadi di SD Negeri Tembalang, jika sebelumnya berupa nasi dan lauk, kini lebih banyak makanan kering seperti roti, kurma, dan susu yang bisa dibawa pulang. “Siswa tidak makan di sekolah, tapi membawanya untuk berbuka puasa di rumah,” jelas Kepala Sekolah SDN Tembalang, Hadi.

Dok. Hayamwuruk/Erinna

Seorang siswa kelas 2 SD Negeri Kramas bernama Ica (bukan nama sebenarnya -Red) mengaku senang karena bisa menghemat uang jajan. Selain itu, ketika ditanya menu kesukaan selama bulan Ramadan, dia mengatakan kurma.

“Biasanya uangnya dipakai buat infaq atau disimpan,” ungkapnya. 

Hal ini juga dirasakan siswa kelas 6 di SDN Tembalang, Luna (bukan nama sebenarnya -Red). Ia merasa keluarganya terbantu karena mendapat makanan bergizi setiap hari dan mendapatkan takjil selama bulan Ramadan. 

“Pastinya sih ngerasa senang karena dapat makan siang gratis, terus bisa juga dibawa ke rumah buat makan takjil nanti pas buka puasa,” ujarnya. 

Meski secara umum berjalan lancar, terdapat beberapa kendala dalam distribusi makanan. Di SDN Bulusan, pengiriman terkadang mengalami keterlambatan, sehingga makanan yang seharusnya dikonsumsi saat sarapan terkadang dijadikan makan siang. 

“Harusnya pukul 07.30, tapi kadang baru datang pukul 10.00, tapi itu jarang terjadi, biasanya tepat waktu. Mungkin kalau kendala dalam dua minggu ini cuma dua kali,” kata Harmana. 

Sementara itu, di SD Negeri Tembalang, beberapa siswa merasa bahwa menu yang disediakan kurang sesuai dengan selera mereka. Meskipun variasi makanan bergizi telah diberikan setiap hari, ada beberapa pilihan yang kurang diminati oleh sebagian siswa. Namun, beberapa menu lain, seperti roti dan susu, tetap menjadi favorit di kalangan mereka.

“Kadang dikasih kacang hijau, tapi banyak yang nggak doyan,” ujar Hadi.  

Terkait rencana kenaikan anggaran MBG menjadi Rp71 triliun, Harmana menilai sebaiknya dana dialokasikan ke daerah yang lebih membutuhkan. 

“Di sini anak-anaknya dari keluarga menengah, jadi lebih baik untuk peningkatan fasilitas pendidikan,” katanya.  

 

Reporter: Diaz, Zahrani, Erinna, Tini, Irsyad, Sania, Aida, Afis, Ijas, Rafi, Allegra

Penulis: Ratu

Editor: Marricy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top