
Identitas Film:
Judul: Roman Holiday (1953)
Sutradara: William Wyler
Penulis: Dalton Trumbo
Produser: William Wyler
Distribusi: Paramount Pictures
Pemeran: Audrey Hepburn, Gregory Peck, Eddie Albert
Tanggal Rilis: 2 September 1953
Durasi: 118 Menit
Menilik seni visual hitam-putih pasti mengingatkan kita pada Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Tentang bagaimana film hitam-putih zaman sekarang sering kali dipandang rendah dan tak memiliki daya saing yang cukup kuat. Berbeda dengan masa kini, dahulu film hitam-putih dianggap terobosan yang luar biasa baik. Terlebih penilaian khalayak menekankan pada kualitas cerita, kemampuan seni peran para aktor, dan akhir yang realistis.
Roman Holiday muncul di tahun 1953. Film ini menjadi karya ke-4 Audrey Hepburn sejak debutnya di tahun 1950. Selain itu, Roman Holiday berhasil menerima 11 nominasi Oscar pada tahun 1954 dan memenangkan tiga di antaranya. Ketiga penghargaan tersebut adalah: Aktris Utama Terbaik (Audrey Hepburn), Skenario Terbaik (Dalton Trumbo), dan Costume Designer Terbaik (Edith Head).
Roman Holiday berlatarkan cerita di Roma, Italia. Dimulai dari kemunculan Princess Ann (Audrey Hepburn) melalui perjalanannya mengunjungi negara-negara di Eropa. Di suatu malam, ia tertarik untuk pergi ke luar untuk berjalan-jalan, namun sebagai seorang putri, ia tak diizinkan untuk meninggalkan istana sampai pagi tiba. Keputusannya untuk mengendap-ngendap keluar istana pun sudah bulat, hingga akhirnya ia terpenjara di Roma dan keindahannya.
Ketika warga istana digemparkan akan kehilangan Princess Ann, mereka memilih untuk mengumumkan bahwa Princess Ann jatuh sakit sehingga jadwal hari itu terpaksa diberhentikan. Koran-koran gempar, tak terkecuali Jurnalis Amerika Joe Bradley (Gregory Peck) yang seharusnya berada di istana siang hari untuk melakukan wawancara eksklusif. Ia yang tak pernah melihat wajah Princess Ann pun terkejut karena perempuan yang menginap di rumahnya semalaman adalah ‘sang putri yang jatuh sakit’.
Cerita dalam film ini disampaikan begitu sederhana namun tetap indah. Saya sebut sederhana karena menonton Roman Holiday tidak membutuhkan banyak tenaga untuk berpikir. Ikuti saja alurnya, maka penonton akan menikmati keindahan Roma dan segala problematika unik yang dimiliki sang putri. Kisah cinta di antara Princess Ann dan Mr. Bradley pun disajikan dengan tidak berlebihan.

Hal utama yang ingin saya soroti dalam film ini adalah bagaimana Mr. Bradley berniat memanfaatkan waktu dan kepolosan Princess Ann untuk mendapatkan berita eksklusif serta bayaran $5.000. Ia sangat berusaha mengulur waktu yang dimiliki Princess Ann dan mengajaknya ke mana pun sang putri inginkan. Dengan bantuan Irving (Eddie Albert), sahabatnya, Mr. Bradley berhasil mendapatkan foto-foto dengan nuansa menyenangkan tentang aktivitasnya bersama Princess Ann.
Menjual kesempatannya bertemu dengan seorang putri untuk uang sejumlah $5.000 sebenarnya tidak terlalu masuk ke pikiran saya. Entah karena Princess memang mahal harganya untuk sebuah berita, atau pertemuan mereka hanya senilai ribuan dolar. Saya rasa, kesempatan yang Mr. Bradley miliki jauh lebih berharga ketimbang sebuah berita. Saya sempat khawatir akan akhir yang tidak menjanjikan itu. Saya takut sekali kalau sampai sebuah berita tentang kebohongan Princess Ann naik ke permukaan, padahal itu semua hanya di dalam sebuah layar kaca.
Foto-foto yang dikumpulkan oleh Irving berhasil dicetak beberapa lembar. Ia mengirimnya kepada Mr. Bradley secara langsung tanpa tahu bahwa sang putri telah kembali semalam sebelumnya. Dengan ciuman mendalam, Mr. Bradley dan Princess Ann berpisah di tikungan. Mereka memilih untuk pura-pura tidak saling mengenal keesokan paginya. Foto-foto yang Irving cetak, ia berikan kepada Princess Ann di hari pada saat sang putri menampakkan diri di depan khalayak setelah menghilang selama seharian penuh.
Film berdurasi kurang lebih 2 jam ini cukup menguras tenaga karena plot tak muluk-muluk dan pacing-nya yang lambat. Saya membutuhkan beberapa hari untuk menamatkan Roman Holiday. Yang unik dari film ini, mereka sama sekali tidak menyebutkan warna dan penonton diajak menerka-nerka seperti apa rupa gaun Princess Ann dan sepatunya yang indah itu. Film hitam-putih nyatanya tidak kalah menarik dari film berwarna.

Penonton sebaiknya tidak perlu berekspektasi akan akhir yang ramai, pernikahan, atau sebuah keluarga antara jurnalis dan seorang putri. Akhir cerita Roman Holiday begitu realistis, membuat saya begitu lega karena pada akhirnya berita itu tak naik, sementara seorang lelaki (saya katakan sedikit brengsek) itu berjalan sendirian keluar dari istana tanpa memperoleh cintanya. Akhir seperti itu sejujurnya lebih memuaskan daripada memaksakan kehendak untuk akhir yang sangat-sangat bahagia.
Mengenai popularitasnya, saya rasa cukup dapat dipercaya sebab secara pribadi Roman Holiday mengajak saya berpetualang ke Roma tanpa menilai dari warna-warna mereka. Diabadikan dalam konsep hitam-putih, Roma sudah tampak begitu memukau. Belum lagi kisah Princess Ann yang bertualang selama sehari dan meninggalkan kekangan norma-norma kerajaan.
Roman Holiday mengajak penonton merefleksikan bagaimana sebuah kebebasan itu tak ternilai harganya. Kebebasan tak pernah dapat didefinisikan melalui mata uang, bahkan untuk $5.000 jumlahnya, Mr. Bradley, sejatinya adalah lelaki yang dibebaskan dari belenggu norma-norma dan aturan-aturan ketat, sementara Princess Ann mendapatkan sebaliknya. Hal tersebut mengingatkan saya akan keterkaitannya dengan kebiasaan masyarakat yang cenderung mengekang perempuan ketimbang laki-laki.
Di samping itu, saya rasa Mr. Bradley paham benar akan nilai kebebasan bagi Princess Ann, sampai akhirnya ia memutuskan hal yang bijak daripada perkiraan saya. Akhir yang indah nan realistis ini mendorong saya berpikir lebih dalam akan bagaimana cinta sejati sebaiknya beraksi dan betapa bernilainya sebuah kebebasan bagi setiap orang yang belum mencicipinya setetes pun.
Secara keseluruhan, Roman Holiday adalah sebuah film yang tak hanya menarik, namun memiliki jiwa. Jiwa yang hidup dan nyata meleleh di hati penonton. Kisah sederhana, alur yang lurus tidak terjal, serta akhir yang realistis merupakan keunggulan utama dari Roman Holiday.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pembaca akan cara memperoleh $5.000 maka jawabannya hanya satu. Bersikaplah tidak bijak dan memanfaatkan kebahagiaan orang lain demi keuntungan diri sendiri. Maka tak hanya $5.000, mungkin Anda semua akan memperoleh satu juta dolar. Selamat menyaksikan Roman Holiday (lebih seru ditonton bersama gebetan).
Penulis: Marricy
Editor: Alena