‘La Grande Borne’ dan Potret Pribadi NH DINI

Oleh Zumala Nahari

Senin malam (5/3), gedung Prof. Soenardi Undip tampak ramai. Satu per satu pengunjung mulai berdatangan. Di sana tengah diadakan peluncuran buku dan diskusi ‘La Grande Borue’ karya NH. Dini. Acara tersebut terselenggara atas kerja sama Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT), Penerbit Gramedia, dan Fakultas Sastra Undip.
Siapa yang tak kenal NH. Dini ? Meski tak mengenalnya secara langsung, namun namanya sudah tak asing lagi di dunia sastra. Meskipun usianya sudah senja (71 th), dia masih tetap berkarya.

Hadir sebagai pembicara S Prasetyo Utomo dan Ratna Asmarani tersebut, dan Yudiono KS sebagai moderator. Acara dimulai dengan sambutan dari dekan Fakultas Sastra Undip, Prof. Dr. Noordien H Kristanto, MA. Dalam sambutanya Noordien memberi ucapan selamat dan berterima kasih kepada NH. Dini karena banyak dari karya-karyanya yang telah dijadikan bahan skripsi untuk mahasisiwa, khususnya di kampus Sastra Undip.

Selanjutnya, pembukaan dan peluncuran buku secara simbolik disampaikan oleh Prof. Ir. Eko Budihardjo, MSc, ketua DKJT sekaligus mantan rektor Undip. Hal yang menarik dalam sambutannya Prof. Eko membacakan sebuah puisi yang dipersembahkan untuk NH. Dini.

Diskusi diawali dengan pemaparan makalah dari S. Prasetyo Utomo. Menurutnya, buku ‘La Grande Borne’ merupakan cerita kenangan NH. Dini (Otobiografi). Tepatnya pada saat hubungan rumah tangga NH. Dini dengan suaminya, Yves Coffin, mengalami pelapukan dari dalam. Namun, NH. Dini tidak gampang menyerah pada tekanan-tekanan kehidupan. NH. Dini menemukan pencerahan kembali pada spiritualisme Timur , khususnya Jawa. Misalnya, dia menjalani lelaku yang dikenal dalam adat Jawa.

Berbeda dengan S. Prasetyo Utomo, Ratna –panggilan akrab dosen Sastra Inggris Undip yang sedang menempuh studi doktornya di Universitas Indonesia ini– lebih menekankan bahwa Dini yang ada dalam `La Grande Borne` adalah sebagai tokoh, bukan yang sebenarnya (NH. Dini). Ratna lebih condong menilai dengan pendekatan Feminis Psikoanalisis.

Menurut Ratna, jika kita ingat konsep id-ego-superegonya Freud, maka dalam buku tersebut digambarkan bahwa tokoh Dini mencari superego ideal bagi dirinya. Superego ideal di sini maksudnya, yang bisa memberi tempat pada `suara` perempuan; yang bisa mengerti, menghargai dan merealisasikan keinginan perempuan yang sering tidak terkatakan; yang tidak mendominasi, toleran; mau bermusyawarah dengan perempuan daripada keputusan sepihak dari laki-laki. Ternyata mendapatkan superego ideal-idaman yang riil itu tidak gampang.

Selain pendekatan tersebut, Ratna juga memakai pendekatan Feminisme Multikultural. Dalam rumah tangga Dini tidak ada dialog atau titik temu dari dua budaya, Perancis dan Jawa. Selain itu, adanya kecenderungan `frankofilia` (mengagumi dan menyukai segala sesuatu yang berbau Perancis) yang menimpa pada tokoh Dini. Tokoh Dini digambarkan terlihat lebih memilih `sosis` dan `sosok` Perancis daripada Jawa.

Dari hasil diskusi hadirin bisa mengetahui bahwa NH Dini bukanlah seorang feminis. Menurutnya, segala sesuatu yang dia kerjakan merupakan suatu kebenaran. Kebenaran yang yang tidak harus ditutup-tutupi, karena memang itu yang benar-benar terjadi. Termasuk perselingkuhan yang dituangkan dalam `La Grande Borne`. Dia tidak menginginkan ada pihak-pihak yang memanfaatkannya untuk hal-hal yang negatif.

Cerita menarik mengenai masa kecilnya masih diingat karena dia mempunyai catatan harian. Dia dengan telaten menuliskan kejadian yang menarik pada masa lampau. Sehingga tak jarang dituangkan dalam karya-karyanya, bahkan sampai hal-hal yang mendetail.

Acara yang berjalan selama lebih kurang dua jam ini terbilang sukses, terlihat dari banyaknya kursi yang tersedia hanya beberapa yang kosong. Hal ini dikarenakan publikasi yang telah dilakukan jauh-jauh hari sebelum acara berlangsung.
Prof. Eko berharap dosen-dosen sastra tidak kalah dengan NH. Dini yang telah menghasilkan karyanya yang ke-27. Bahkan Prof. Eko merasa tertantang dengan keberhasilan NH. Dini, karena karyanya masih di bawah angka tersebut. Ayo siapa mau nyusul?****

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top