Laboratorium Naskah 2023: Teater Emka Angkat Isu Pendidikan

Dok. Hayamwuruk/ Dinda

Menceritakan kepiluan seorang anak perempuan cerdas yang tidak direstui untuk melanjutkan perguruan tinggi oleh ayahnya. Kisah tersebut menjadi latar dari pementasan Laboratorium Naskah Teater Emper Kampoes (Emka) berjudul “Andam Karam” di Gedung Serba Guna (GSG), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Diponegoro, Selasa malam (27/06/2023).

Laboratorium Naskah (LabNas) diadakan setiap tahun sebagai ajang debut mahasiswa yang mengikuti magang Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Emka. Kini dipentaskan secara offline untuk pertama kalinya setelah tahun 2019 kemarin.

Melibatkan enam pemeran, pertunjukkan teater ini menyuguhkan kehidupan keluarga masyarakat Jawa. Dikisahkan seorang anak perempuan bernama Elok yang mengalami hambatan untuk melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan.

Pandangan terbelakang yang dimiliki ayahnya Elok, menganggap kuliah itu hanya membuang uang, tenaga, dan waktu saja. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi Bayu, si kakak sebagai anak pertama yang menganggur setelah melepas sarjana. Alhasil, keinginan Elok melanjutkan kuliahnya harus kandas karena alasan ini. Kondisi tersebut semakin kacau setelah Elok terjerumus pergaulan bebas dengan pacarnya.

Via Angelina selaku sutradara menjelaskan bagaimana beratnya menjadi anak perempuan berada di posisi tertindas secara batin karena kurangnya perhatian yang di dapat.

“Sebenernya aku pernah berada di posisi Elok gitu. Jadi, di sini, di posisi kayak gitu tuh sangat-sangat berat. Ga direstuin, ternyata malah bapaknya ada pandangan untuk menjodohkan ke orang, kamu kalo nikah sama ini biar sejahtera, padahal kan kita gatau. Kalau aku itu sih, cukup resah, apalagi sekarang orang-orang punya persepsi kalau kita kuliah ga cuma buat cari kerja aja. Bisa jadi ada hal yang lain tapi pemikiran orang-orang tua apalagi di kampung tuh kayak bapaknya tadi”, jawab Via.

Sosok Elok sebagai perempuan ambisius dengan mimpi melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi berbanding terbalik dengan karakternya yang gagal dibangun oleh keluarga, karena dampak dari media sosial di zaman sekarang memiliki pengaruh besar untuk memerosotkan moral generasi muda seperti yang dialami Elok.

Menariknya, kelompok Emka melakukan riset dengan observasi sebelum dibuatnya naskah untuk pertunjukkan ini.

Sebagian aspek cerita terhadap isu terkait, latar tempat dan suasana, bangunan rumah, hingga
latar belakang tiap-tiap karakter diadopsi ke dalam pertunjukkan ini.

“Latar yang aku tampilin itu sebenernya ada di Semarang, di daerah ini perbatasan Demak, Mranggen. Kita survey di situ dan ternyata kasus kayak gitu tuh lumayan.” jelas Angel.

Berperan sebagai Elok, Nahar Hidayah juga menyimpulkan tema pendidikan dalam pertunjukkan “Andam Karam” yang ditampilkan itu sesuai kondisi realita dan dekat dengannya. Tentang kejadian salah satu anggota keluarga yang pintar secara akademik namun terjebak ke dalam pergaulan bebas.

“Karena ya itu tadi pendidikan entah itu formal, informal, maupun nonformal ya penting banget terlebih lagi di zaman yg menurutku tuh orang jadi gampang dipengaruhi oleh teknologi kalo kita ga bijak gitu. Nah agar kita bisa menguasai teknologi ya itu tadi dengan pendidikan tersebut bukan teknologi yg menguasai kita”, imbau Nahar selaku pemeran Elok.

Pernyataan tersebut dipertegas oleh salah satu penonton sebagai pengingat kalau keadaan seperti itu benar-benar ada di sekitar kita dan harus jadi perhatian bersama.

“Tanggapan untuk isu tersebut, sangat relate untuk beberapa dari kita [mahasiswa] yang dulunya pernah mengalami isu tersebut. Menurut saya isu tersebut masih ada di sekitar kita”, ujar salah satu penonton.

Nahar melanjutkan bahwa dihadirkannya isu pendidikan dalam cerita “Andam Karam” ini untuk LabNas Emka kedepannya adalah semakin meningkatnya antusias dalam menciptakan gelar panggung selanjutnya.

Selain itu, bertolak dari pertunjukkan Emka ini, Nahar berharap di kemudian hari permasalahan pendidikan baik bagi orang tua maupun anak seperti kasus yang terdapat pada cerita teater tersebut dapat menurun.

“Harapannya semoga kedepannya lebih gacor lagii meskipun yg kemarin juga gacor abiss sihh, dan juga semoga tetep semangat buat pentas-pentas yg lainnya dan buat isunya yaa, aku berharap semoga isu-isu kek gitu tuh kedepannya makin berkurang sih”.

Reporter: Jae, Icy, Faruq
Penulis: Faruq
Editor: Jun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top