
Komunitas Film Milik Kita (Kofimilk) Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) melaksanakan penayangan film dokumenter bertajuk Ngrumat di Pendopo Sendang Kaliancar, Podorejo, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang pada Kamis (29/5/2025). Film ini merupakan hasil proyek konsorsium akademisi dan pegiat organisasi masyarakat sipil yang melibatkan masyarakat.
Ngrumat menceritakan bagaimana masyarakat mempertahankan dan merawat sumber air melalui upacara atau ritual-ritual sebagai ucapan syukur, serta penghormatan. Lokasi pembuatan film berada di Kali Pelang, Dusun Joho, Yogyakarta dan Sendang Kaliancar, Podorejo, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang.
Usai penayangan film Ngrumat dilaksanakan, diskusi lebih lanjut diadakan dengan mengundang empat narasumber, yaitu: Akademisi Universitas Negeri Semarang (Unnes) Wahyu Setyaningsih, warga Podorejo Kyai Ali, akademisi Unika Donny Danardono, dan perwakilan Amerta Air Indonesia Syukron Salam.
Kyai Ali mengatakan bahwa upacara seperti nyadran, merti desa, dan merti kali bukanlah bentuk kegiatan musyrik melainkan sarana untuk mengucap syukur akan sumber air yang melimpah. “Itu bukan berarti musyrik, tetapi kita menghormati sumber air yang sudah membantu kehidupan kita,” ujar Kyai Ali.
Selain itu, Donny membacakan makalah terkait kepercayaan pada hal-hal mistis dan rasionalitas di tengah masyarakat. Ia percaya bahwa mitos hanya muncul di tengah masyarakat homogen.
“Mitos hanya bisa diwujudkan dengan perayaan dan muncul hanya di tengah masyarakat homogen atau yang dipaksa berpikir secara homogen,” pungkasnya.
Di sisi lain, Syukron menjelaskan terkait hal yang harus dilakukan untuk menjaga sumber air. Ia mengungkapkan bahwa warga sudah memiliki segalanya, sehingga aktivis dan mahasiswa rasanya tidak perlu melakukan apa pun selain menunggu komando. Namun, tidak menutup mata bahwa kelembagaan sosial masyarakat juga dibutuhkan untuk mempertahankan kualitas air.
“Aktivis dan mahasiswa hanya perlu menunggu komando dari warga. Jadi, masyarakat yang membentuk norma agar air tetap terjaga,” ucap Syukron.
Reporter: Marricy
Penulis: Marricy
Editor: Mahes