
Identitas Film
Judul Film: Kpop Demon Hunters
Sutradara: Maggie Kang, Chris Appelhans
Genre: Fantasy
Tanggal Rilis: 20 Juni 2025
Durasi Penayangan: 95 Menit
Peran K-Wave di era sekarang ini telah menjadikan Korea sebagai pasar hiburan global. Tak ubahnya dari kepopuleran kpop, film dan drama korea turut meramaikan hiburan dari negeri gingseng ini. Kpop Demon Hunters ini merupakan sebuah film garapan Maggie Kang dan Chris Appelhans yang dirilis pada 20 Juni 2025 lalu.
Kpop Demon Hunter diawali dengan narasi tentang suatu girl group bernama Huntrix yang memulai konser mereka namun perhatian mereka dialihkan oleh sekelompok iblis yang menyamar. Setelah sukses menggelar konser, Honmon, atau dunia dalam animasi tersebut, menjadi aman sehingga membuat raja iblis murka. Iblis tersebut berencana untuk melenyapkan dan merebut Honmon dari tangan Huntrix, maka dia mengutus sebuah boy group yang akan menjadi saingan Huntrix bernama Saja Boys.
Saja Boys berhasil menemukan sebuah cara untuk menyerang kota tersebut dengan menyamar sebagai idol kpop yang akhirnya digemari oleh masyarakat. Lagu yang terkenal dan menjadi ikon dari film ini, Soda Pop, terkenal begitu film dirilis. Tidak hanya melodi dan liriknya yang enak didengar, namun juga memberikan nuansa ceria yang begitu menunjukkan aura musik pop.
You’re all I can think of
Every drop I drink up
You’re my soda pop
My little soda pop
Cool me down, you’re so hot
Pour me up, I won’t stop
You’re my soda pop
My little soda pop
Lagu ini mengutarakan jika Saja Boys ingin menjadi candu bagi penggemar mereka seperti soda dengan rasa manis dan menyegarkan dan merujuk pada orang yang diidamkan. Namun, jika dilihat dari sisi film ini, lagu Soda Pop menyiratkan jika para Saja Boys atau iblis ingin menguasai manusia sebagai sosok yang mereka idamkan tersebut.
Film ini memang karya unik dimana para produser menempatkan demonologi Korea dalam sebuah film animasi yang dikemas baik. Selain itu, film ini juga menampilkan perubahan-perubahan style musik di Korea dari era ke era.
Huntrix yang terdiri dari Rumi, Joey, dan Mira merupakan tiga sosok yang dipilih untuk menjadi hunter di era sekarang. Mereka bertugas untuk menjaga Honmon dari para iblis. Namun, saat Saja Boys datang, popularitas mereka menurun dan membuat para iblis lebih mudah untuk mendapat korban.
Di sini, terjadi perebutan antara Huntrix dan Saja Boys untuk mendapat atensi masyarakat. Jika Saja Boys menang, tentu saja Honmon akan terancam dan para iblis akan mendapat lebih banyak korban. Kisah ini tidak hanya menyoroti kedua group tersebut, namun juga menyelipkan banyak adegan komedi dan lagu-lagu yang kini tengah terkenal di masyarakat. Selain lagu Soda Pop, film ini juga mengaransemen lagu dari Huntrix terdengar mirip dengan lagu girl group asli, seperti IVE yang berjudul I Am.
We’re goin’ up, up, up
It’s our moment
You know together we’re glowing
Gonna be, gonna be golden
Oh, up, up, up
With our voices
Yeong-wonhi kkaejil su eobsneun
Gonna be, gonna be golden
Oh, I’m done hidin’, now I’m shining
Like I’m born to be
Oh, our time, no fears, no lies
That’s who we’re born to be
Lagu ini memuat perasaan yang mendalam seseorang yang merasa baru saja terbebas dari sisi gelapnya dan mengawali hidup baru yang lebih bersinar. Bersama-sama, mereka mewujudkan sebuah mimpi untuk menjadi emas dalam artian bersinar seperti dalam lirik you know together we’re glowing, gonna be, gonna be golden.
Plot twist yang disajikan dalam film animasi ini juga tak kalah menarik. Namun, hal tersebut malah menonjolkan sosok Jinu yang yang memiliki perdebatan batin antara ingin membantu Rumi atau setia pada tuannya. Sosok Jinu di sini digambarkan memiliki kepribadian yang baik, meskipun dia berasal dari kalangan iblis. Dibuktikan dengan interaksi Jinu dan Rumi yang terbilang cukup baik, animasi ini membawa kesan tersendiri bagi penonton.
Animasi yang diawali dengan narasi tentang bagaimana para pemburu atau hunters lahir sebagai penyelamat Honmon dari Iblis dengan nyanyian mereka. Setiap kelompok hunters memiliki tiga penyanyi yang akan bertugas sebagai hunters. Bila kita lihat dari sisi ini, kebaikan yang terus dijaga akan selalu mengalahkan kejahatan.
Di sini juga terlihat visual menarik dari pakaian-pakaian adat tradisional korea dari masa ke masa yang mengartikan bahwa producer tidak hanya ingin menampilkan visual yang menarik namun juga engembangkan ide-ide tentang budaya korea kepada masyarakat luas. Apalagi Netflix, salah satu platform menonton online yang digunakan secara universal, merupakan salah satu ide kreatif untuk menyebarkan budaya tersebut.
Meskipun mendapat rating yang cukup tinggi di beberapa platform, ada beberapa kekurangan dalam film ini. Sebagai contoh, style animasi yang digunakan terlalu banyak sehingga ada beberapa momen yang dianggap kurang bagus. Style yang digunakan merupakan gabungan dari animasi jepang atau anime dan animasi berjudul The Mitchells vs.The Machines, serta beberapa style lainnya. Contoh lainnya adalah interaksi antara para anggota Saja Boys. Meskipun mereka bukan tokoh utama, seharusnya ada beberapa interaksi yang ditampilkan selain bagian penampilan mereka. Selain itu, durasi penayangan animasi ini dianggap terlalu singkat (kurang dari dua jam) dan isi cerita hanya berfokus pada lagu-lagu serta ending yang mudah ditebak.
Film animasi ini sangat direkomendasikan terlepas dari beberapa kekurangan tersebut. Saya pribadi sangat menyukai animasi, terutama dengan gaya cerita menarik, baru, serta membawa beberapa budaya lokal. Animasi ini banyak dijadikan referensi dan ajang kreasi oleh banyak seniman dengan style yang berbeda-beda. Bahkan, animasi ini juga mendapat cerita fiksi atau fanfiction dari penggemarnya. Selain karena kepopulerannya, Kpop Demon Hunters juga tidak menyertakan adegan yang tidak pantas sehingga patut untuk ditonton segala usia.
Penulis: Afis
Editor: Marricy