Oleh: Achmad Dwi Afriyadi
Selasa pagi (23/8), taman atau lebih tepatnya tempat parkir Fakultas Ilmu Budaya Undip disesaki oleh kendaraan bermotor meskipun sedang dalam masa libur panjang. Kendaraan-kendaraan tersebut kebanyakan adalah milik para Mahasiswa Baru (maba) yang akan melanjutkan pendidikannya di fakultas ini. Semuanya datang untuk mengikuti agenda penyambutan bertajuk Pengenalan Dasar Kampus Terpadu (PDKT) yang dikoordinir oleh BEM FIB Undip. Kesemuannya sudah dimulai sejak 22 Agustus 2011 lalu.
Kira-kira pukul 8 pagi, mahasiswa baru sudah berjubel memasuki ruang-ruang kelas yang disiapkan oleh panitia. Agenda hari itu adalah sosialisasi perpustakaan, Sistem Informasi Akademik (SIA), organisasi kampus, dan pengenalan jurusan. Dari beberapa agenda tersebut pengenalan organisasi kampuslah yang membuat mahasiswa baru banyak terhibur karena mereka bisa melihat kelebihan masing-masing organisasi.
Entah kebetulan atau tidak. Perpindahan FIB ke Tembalang sepertinya membawa berkah tersendiri. Atau mungkin promosi fakultas yang memang digencar-gencarkan hingga membuat jumlah mahasiswa tahun ini semakin meningkat. Jurusan sastra Indonesia angkatan 2010 yang berjumlah 2 kelas kini meningkat menjadi 3 kelas. Selain itu jurusan D3 Jepang yang rumornya akan ditutup ternyata masih memiliki peminat. Sementara jurusan Ilmu Perpustakaan kini jumlah mahasiswanya mencapai 200-an. Tidak kalah hebohnyanya jurusan Sastra Inggris juga mengalami peningkatan yang drastis.
Tentu ini kabar yang menggembirakan, terbukti bahwa FIB tidak kalah dengan fakultas lain di Undip. Namun, dengan jumlah ruang kuliah yang terbatas dan minimalis sementara jumlah mahasiswa ditingkatkan, apakah FIB telah memiliki persiapan yang matang? semoga saja.
Memasuki pukul 3 sore, sesuai dengan jadwal yang ditentukan panitia dan peraturan yang ditetapkan oleh universitas seharusnya para maba sudah meninggalkan kampus. Tetapi yang terjadi sebagian dari mereka masih “bergentayangan” di sana. Mereka ini mondar-mandir kesana kemari sambil menenteng buku tulis bersampul warna sesuai jurusan masing-masing, seperti yang telah diintruksikan oleh para panitia. Mereka mendekati mahasiswa yang sudah lama berdiam di kampus alias para senior untuk meminta tanda tangan. Untuk apa? Menurut kesaksian salah satu maba tersebut, kegiatan ini ditujukan sebagai cara pengenalan dan pengakraban mahasiswa baru dan senior. Itu adalah perintah dari pelaksana acara. Jika benar, seberapa efektifkah dan relevankah cara seperti ini, karena selama ini cara seperti ini tidak berefek besar. Bukannya keakraban yang didapatkan, malahan yang ada hanya defisit tenaga.
*tulisan ini di salin langsung dari blog Achmad selakuk staf pengurus LPM Hayamwuruk >> http://miniaturrumahkertas.blogspot.com