Diskusi Film dan Buka Bersama KMSI

Hari
kesebelas di bulan Ramadhan, Kamis (16/6), Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
(KMSI) Universitas Diponegoro mengadakan buka bersama dan diskusi film “
Pulau Buru Tanah Air Beta di Joglo utama Fakultas Ilmu Budaya.
Acara ini tak hanya dihadiri oleh mahasiswa dari jurusan Sastra Indonesia, tapi
dari berbagai jurusan dan fakultas. Setelah buka bersama usai, sekitar pukul 18.40, acara langsung dilanjutkan dengan pengumuman pemenang Pekan Olahraga Sastra Indonesia
(Porindo) lalu  pemutaran film
dan diskusi.

Diskusi yang dimoderatori oleh Riri Safitri (Sastra Indonesia 2013) tersebut
berjalan lancar meski di beberapa tempat, acara serupa pernah dibubarkan karena
dianggap menyebarkan ideologi tertentu. Film dokumenter karya Rahung Nasution
ini menguak kehidupan masyarakat yang menjadi tahanan di Pulau Buru. karya yang
sempat dianggap berbahaya dan kontroversial ini merupakan visualisasi singkat
dari buku yang berjudul Memoar Pulau Buru
yang ditulis Heri Setiawan. Ia adalah tokoh dalam film tersebut yang juga
mengalami langsung tragedi 1965 dan menjadi tahanan di Pulau Buru selama kurang
lebih 9 tahun.

Menurut
Ketua Panitia, Rara, film ini sangat menarik untuk ditayangkan di Universitas
Diponegoro (Undip). Selain belum pernah diputar di lingkungan Undip, film ini
juga bertujuan sebagai upaya edukasi bagi mahasiswa untuk dapat memeroleh
pemahaman lebih tentang sejarah bangsa. Ia beserta rekan-rekannya mulai
penasaran setelah diberitahu oleh Pudijaya (Ketua KMSI) mengenai film tersebut.

Khotibul
Umam (Dosen Sastra Indonesia), salah satu pembicara dalam diskusi, mengatakan, sebuah
karya seni, baik film atau karya fiksi seperti novel dapat dimanfaatkan sebagai
media penyampai kebenaran yang lain. “Bahwa 20 tahun setelah Indonesia merdeka,
terjadi sebuah tragedi kemanusiaan yang disebut dengan berbagai istilah”
ungkapnya.
Diskusi
yang usai sekitar pukul 21.30 WIB ini diakhiri dengan tanggapan dari Heri
Anggoro (perwakilan dari Syarikat Indonesia) bahwa manipulasi sejarah tidak
hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara-negara yang lain. 
(HW/Iftaqul & Qonita)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top