Dok. Hayamwuruk |
Ribuan orang memadati Stadion Universitas Diponegoro (Undip) untuk mengikuti acara Undip Bersholawat, Sabtu malam (3/11/2018). Acara yang bertemakan “Pangeran Diponegoro Teladan Pemersatu Bangsa” ini turut mengundang Rektor Undip, Yos Johan Utama, Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Al Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf, dan K.H. Ahmad Muwaffiq. Acara ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam rangka memperingati Dies Natalis Undip ke-61.
Acara yang dimulai pada pukul 19.00 WIB ini, dibuka dengan penampilan grup Rebana Diponegoro University (Ready), dilanjutkan dengan tahlil bersama, serta sholawat dan pembacaan Maulid Simtudduror yang dibawakan oleh Al Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf dengan diiringi oleh Hadroh Az-Zahir dari Pekalongan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian maui’idhoh hasanah oleh K.H. Ahmad Muwaffiq. Dalam penyampaiannya, ia menceritakan tentang bagaimana peran Pangeran Diponegoro dalam perjuangannya melawan penjajahan Belanda di Indonesia, sehingga menumbuhkan rasa nasionalisme rakyat Indonesia untuk membentuk bangsa dan negara Indonesia yang merdeka. Oleh karena itu, ia menegaskan tentang pentingnya menjaga keutuhan NKRI.
Hal serupa juga disampaikan oleh Yos Johan Utama dalam sambutannya yang mengajak untuk senantiasa menjaga persatuan bangsa, salah satunya dengan bersholawat. “Mari kita merawat ini semua persatuan, semuanya. Bhinneka Tunggal Ika menjadi pedoman kita dan acara sholawat ini merupakan bagian dari upaya dalam kita merawat bangsa dan negara ini,” ujarnya.
Sholawat sebagai media pemersatu bangsa juga turut dibenarkan oleh Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. “Dengan bersholawat kepada Nabi Sollallahu Alaihi Wassalam meningkatkan kecintaan kami kepada baginda Nabi Sollallahu Alaihi Wassalam, kepada para ulama, kepada tanah airnya karena itu benteng yang kokoh untuk keutuhan NKRI,” ujarnya pada penutupan mau’idhoh hasanah yang dibawakannya.
Menurut Taufiqur Rohman, ketua panitia acara, pemilihan tema “Pangeran Diponegoro Teladan Pemersatu Bangsa” bertujuan agar generasi muda tidak mudah terpengaruh dengan golongan-golongan separatis yang mengatasnamakan isu-isu agama dan lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. “Sekarang kan itu lagi marak-maraknya golongan-golongan yang separatis, yang sifatnya separatis. Golongan agama terus dibuat dalih untuk memecah belah, Nah, dari situ kita angkat tema “Pangeran Diponegoro sebagai pemersatu bangsa”. Tujuannya agar anak-anak muda itu mengerti betapa indahnya persatuan dan kesatuan,” ujarnya saat diwawancarai Hayamwuruk pada Minggu pagi (4/11/2018).
Sementara itu, Zainuri Ahmad, salah satu pengunjung yang juga merupakan alumni Undip, merasa senang bisa ikut menyemarakkan Undip Bersholawat. “Sebetulnya kalau hadir acara ini tuh ada senang dan bahagia. Yaitu pertama karena bisa ikut sholawatan, bisa ikut dzikir, ada ilmunya itu pasti, dan satu lagi jadinya ada kangen sama almamater ini,” tuturnya.
Reporter : Arifah dan Rizky (magang Hayamwuruk)
Penulis : Arifah
Editor : Dwi
Terima kasih buat Mas Rizky atas keramahtamahanya selama acara Undip bershalawat. Semoga tahun depan jika ada acara Undip bershalawat bisa hadir lagi.
Zaenuri Achmad