Foto: LPM Hayamwuruk Diambil saat aksi online “Panggung Politik: 27 Perempuan untuk 27 Tahun Kematian Marsinah Tanpa Keadilan” |
8 Mei 1993, 27 tahun yang lalu, aktivis buruh
perempuan Marsinah ditemukan dalam keadaan tewas mengenaskan di hutan dusun
Jegong, desa Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur. Beberapa hari sebelumnya, diketahui
bahwa Marsinah terlibat dalam aksi demonstrasi dan pemogokan menuntut upah yang
layak di tempat kerjanya, PT. Catur Putra Surya (CPS) di Porong, Sidoarjo, Jawa
Timur. Hingga sekarang, keadilan masih belum hadir untuk Marsinah, pembunuhnya
tidak juga ditangkap apalagi diadili.
perempuan Marsinah ditemukan dalam keadaan tewas mengenaskan di hutan dusun
Jegong, desa Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur. Beberapa hari sebelumnya, diketahui
bahwa Marsinah terlibat dalam aksi demonstrasi dan pemogokan menuntut upah yang
layak di tempat kerjanya, PT. Catur Putra Surya (CPS) di Porong, Sidoarjo, Jawa
Timur. Hingga sekarang, keadilan masih belum hadir untuk Marsinah, pembunuhnya
tidak juga ditangkap apalagi diadili.
Sebagai pengingat 27 tahun meninggalnya Marsinah.
Aksi Kamisan bersama GERAK Perempuan berkolaborasi mengadakan aksi secara daring
melalui akun media sosialnyapada Jumat malam (08/05/2020).Aksi tersebut
bertakjuk “Panggung Politik: 27 Perempuan untuk 27 Tahun Kematian Marsinah
Tanpa Keadilan.”
Aksi Kamisan bersama GERAK Perempuan berkolaborasi mengadakan aksi secara daring
melalui akun media sosialnyapada Jumat malam (08/05/2020).Aksi tersebut
bertakjuk “Panggung Politik: 27 Perempuan untuk 27 Tahun Kematian Marsinah
Tanpa Keadilan.”
Dalam acara tersebut, Sumarsih salah satu
peserta Inisiator Aksi Kamisan mengaku, atas nama Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK), ada belasan surat yang telah dikirimkan kepada presiden melalui
Aksi Kamisan terkait pembunuhan Marsinah.
peserta Inisiator Aksi Kamisan mengaku, atas nama Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK), ada belasan surat yang telah dikirimkan kepada presiden melalui
Aksi Kamisan terkait pembunuhan Marsinah.
“Di dalam surat itu, JSKK menuntut agar Marsinah
ini diberi gelar pahlawan,” kata Sumarsih.
ini diberi gelar pahlawan,” kata Sumarsih.
Tuntutan lainnya, lanjut Sumarsih, adalah agar Komnas
HAM melakukan penyelidikan atas kasus Marsinah. Namun, Sumarsih mengakui jika
surat kepada presiden pun tidak cukup. Perlu ada langkah yang konkret.
Misalnya, sesama putri daerah, Gubernur Jawa Timur dapat mendorong pemerintah
agar memberikan gelar pahlawan kepada Marsinah.
HAM melakukan penyelidikan atas kasus Marsinah. Namun, Sumarsih mengakui jika
surat kepada presiden pun tidak cukup. Perlu ada langkah yang konkret.
Misalnya, sesama putri daerah, Gubernur Jawa Timur dapat mendorong pemerintah
agar memberikan gelar pahlawan kepada Marsinah.
“Komnas Perempuan juga bisa mendorong Komnas HAM
untuk melakukan penyelidikan,” kata Sumarsih.
untuk melakukan penyelidikan,” kata Sumarsih.
Sumarsih juga mengatakan Marsinah adalah sosok
yang perlu diteladani dan dilanjutkan perjuangannya. “Karena kondisi di negara
kita juga belum baik-baik amat. Jadi kalau menurut saya, saya rasa, kita masih
harus tetap menuntut, kita masih tetap melangkah, agar kita semua bisa
mewujudkan perjuangan Marsinah,” kata Sumarsih.
yang perlu diteladani dan dilanjutkan perjuangannya. “Karena kondisi di negara
kita juga belum baik-baik amat. Jadi kalau menurut saya, saya rasa, kita masih
harus tetap menuntut, kita masih tetap melangkah, agar kita semua bisa
mewujudkan perjuangan Marsinah,” kata Sumarsih.
Peserta yang lain, Marsini, yang adalah kakak
dari Marsinah, juga memberikan pernyataan dan ceritanya terkait kasus adiknya
tersebut.“Keluarga tetap menunggu siapa pembunuh Marsinah,” kata Marsini.
dari Marsinah, juga memberikan pernyataan dan ceritanya terkait kasus adiknya
tersebut.“Keluarga tetap menunggu siapa pembunuh Marsinah,” kata Marsini.
Selain Sumarsih dan Marsini, terdapat perempuan
lain yang juga angkat bicara pada aksi ini. tak kurang dari 27 perempuan secara
bergantian memberikan pernyataan serta cerita sebagai pengingat atas kematian
dan perjuangan Marsinah.
lain yang juga angkat bicara pada aksi ini. tak kurang dari 27 perempuan secara
bergantian memberikan pernyataan serta cerita sebagai pengingat atas kematian
dan perjuangan Marsinah.
Reporter: Airell
Penulis: Airell
Editor: Zanu