
Jaringan Lintas Agama untuk Kemanusiaan (Jalak) menjalankan aksi “Iwan Boedi Nagih Janji” sebagai bentuk peringatan setahun sejak peristiwa pembunuhan salah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Semarang yang kebenarannya masih belum terungkap hingga saat ini. Aksi ini diselenggarakan di halaman Mapolda Jateng, Kamis (24/08/2023) sekitar pukul 15.00 WIB dengan mengajak elemen masyarakat se-Jawa Tengah.
“Jadi tadi kami minta perkembangan kasus dari Polda Jateng, tapi tak kunjung mendapatkan sedikit kata pun dan kami tidak tahu. Jadi, yang kami tahu ini belum terungkap,” ucap Natanel Bremana, selaku koordinator aksi.
Natanel juga mengungkapkan bahwa kemungkinan adanya relasi kuasa mengakibatkan polisi memiliki keterbatasan dalam mengusut kasus ini. Sehingga ia berharap dugaan-dugaan masyarakat bahwa ada pihak yang bermain di ‘belakang’ ini cepat terungkap kebenarannya.
Lalu, menurut Dewa, aktivis Jalak dan perwakilan dari Gereja Katolik, peristiwa “Iwan Boedi” ini sangat menodai kemanusiaan dan keadilan. Dewa menyatakan bahwa Iwan Boedi dibunuh dengan cara yang sangat keji dan tidak manusiawi di mana kebenarannya bahkan belum dipertanggungjawabkan hingga saat ini. Sehingga menurutnya, besar kemungkinan bahwa Iwan Boedi memiliki banyak informasi yang dapat mencederai para oknum.
“Karena dari ketika ngobrol dengan keluarga korban, dari kerabat, dari teman-teman sahabat, Pak Iwan Boedi ini orang yang jujur. Orang yang bersahaja. Orang yang tidak pernah kotor, lha kok dibunuh?” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan makna dibalik aksi teatrikal yang ditampilkan pada aksi itu yaitu suatu sindiran yang tidak hanya ditujukan kepada para penguasa, tapi juga kepada masyarakat. Keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam kasus ini karena jika hanya satu dua orang saja yang bersuara, para penguasa tidak akan mendengar.
“Jadi memang ini sindiran tidak hanya untuk para penegak hukum, tidak hanya untuk para penguasa, tapi juga para masyarakat. Karena memang kasus ini kok tidak ada apa, keterlibatan masyarakat membela kebenaran ini. Ya nggak akan didengar.” jelasnya
Natanel berharap masyarakat, khususnya Semarang, dapat melihat kerentanan yang dimiliki terhadap potensi terjadinya kasus kemanusiaan.
“harapannya masyarakat bisa melihat bahwa saat ini rentan bagi kami masyarakat awam, baik ASN juga terlibat dalam kasus-kasus kemanusiaan bahwa saat ini bukti kasus Iwan Boedi seorang Aparatur Sipil Negara Kota Semarang yang memang anak kandung negara melalui ASN itu tadi juga mendapatkan apa ya, ketidakadilan gitu loh,” tambah Natanel
Penulis: Alena
Reporter: Farhan, Alena
Editor: Juno