Sabtu (28/9), Teater Emper Kampus (EMKA) mengadakan acara Malam Gairah Bulan Purnama (MGBP) dengan tema “Liang Humanis” yang diadakan di Crop Circle Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Pada MGBP kali ini, Emka juga menyuguhkan forum diskusi dengan topik “Ruang Aman Kampus: Menaungi atau Membui?”.
Pada diskusi tersebut panitia menghadirkan Laura Andri Retno Martini, serta Izmy Khumairoh sebagai pemantik diskusi.
Salma selaku moderator diskusi menjelaskan bahwa ruang aman adalah konsep aman dan nyaman yang menjamin seluruh warga kampus dalam berekspresi.
“Menurut aku ruang aman itu adalah sebuah konsep aman dan nyaman yang menjamin seluruh warga kampus dari diskriminasi, kejahatan-kejahatan pelanggaran ruang aman dan lain sebagainya,” ujar Salma.
Ketua pelaksana, Indira menjelaskan alasan mengangkat tema ini adalah keresahan tentang pelanggaran ruang aman tersebut.
“Ternyata yang memang dari dulu sampai sekarang masalahnya yang belum terselesaikan adalah ruang aman. Contohnya yang baru-baru ini sangat viral, yang (kasus -ed) kedokteran itu, makanya kenapa kita membawa ruang aman. Dan ruang aman ini tidak hanya berfokus ke kekerasan seksual saja tetapi juga ke pembullyan dan lain-lain,” jelasnya.
Izmy mengungkapkan bahwa situasi kekerasan seksual di FIB banyak kasus yang tidak muncul karena korban tidak berani untuk speak up.
“Saya rasa situasi sekarang hanya tip of iceberg. Di sisi lain pasti ada di bawah radar yang tidak muncul. Jadi kita jangan kaget karena sebenarnya peristiwa ini sudah banyak tapi tidak pernah diungkapkan sampai ke atas (birokrat-red). Jadi menurut saya ini bukan kondisi yang fenomenal, jadi balik lagi ke kemampuan seseorang untuk speak up atau tidak,” ujar Izmy.
Dio, sebagai penonton yang hadir berharap semakin banyak orang terutama laki-laki yang concern terhadap isu kekerasan seksual, sehingga ruang aman itu dapat tercipta.
“Semoga siapapun yang hadir di sini, siapapun yang mengetahui soal ruang aman dapat memberikan edukasi satu sama lain, kita bisa menjaga dan menciptakan ruang aman itu sendiri,” ujar Dio.
Reporter: Alena, Diaz, Wildan, Diyah
Penulis: Diyah
Editor: Farhan