Aksi Solidaritas Kemanusiaan “Tangkap Pembunuh & Pelaku Fitnah Terhadap Gamma” berlangsung di depan Kantor Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah pada Kamis (28/11/24).
Aksi tersebut digelar dengan tujuan menuntut keadilan bagi Gamma Rizkynata Oktafandy, seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Semarang yang menjadi korban penembakan oleh pihak kepolisian.
Kasus ini bermula saat Gamma yang diduga tidak sengaja menyenggol motor kepolisian, tetapi kepolisian membalas dengan menembakkan senjata api sehingga Gamma dikabarkan meninggal dunia pada pada Minggu, 24 November 2024.
Dengan adanya kasus tersebut, mahasiswa Universitas Diponegoro, pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan masyarakat sipil yang tergabung dalam Aksi Kamisan Semarang menggelar aksi untuk menyuarakan keadilan terhadap Gamma kepada pihak kepolisian.
Para peserta aksi ini mengenakan pakaian serba hitam sebagai simbol duka dan perlawanan. Aksi ini dibuka dengan penampilan teatrikal oleh massa aksi dilanjut dengan beberapa perwakilan orasi mulai dari mahasiswa hingga pelajar SMA.
Menanggapi aksi ini, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto, mengakui bahwa pelaku pembunuhan merupakan anggota Polisi yang telah menggunakan senjata api secara berlebihan (eksesif) dan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku
“Jadi kita menyebut yang bersangkutan melakukan tindakan eksesif atau tindakan berlebihan, dimana saat dia menggunakan alat kepolisian khusus seperti senjata api, pistol, dsb, harus sesuai SOP atau standar yang ada,” ujar Kombes Artanto.
Muhammad Safali dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, berharap aksi ini dapat menuai titik terang bagi kasus kematian Gamma.
“Kita berharap bahwa pelaku akan diperiksa dan diadili seadil-adilnya sesuai keinginan keluarga korban, Harapannya kita juga ada penggantian kerugian segala macam, tetapi yang paling utama adalah memastikan keadilan terhadap keluarga korban,” pungkasnya.
Amin Muktafah dari Aksi Kamisan Semarang berharap dengan adanya aksi ini, kasus pembunuhan Gamma dapat diusut secara tuntas.
“Harapan teman-teman gerakan mahasiswa Semarang dan aliansi masyarakat sipil berharap bahwasanya polisi segera mengusut tuntas korban yang hari ini belum mendapatkan balasan yang setimpal. Apalagi ini soal nyawa, bukan soal barang yang bisa dibeli dengan harga,” ujar Amin.
Aksi Kamisan kali ini berakhir dengan pembacaan pernyataan sikap dan doa bersama, setelah itu, massa aksi mulai membubarkan diri secara damai pada pukul 18.48.
Reporter : Allegra, Febby, Lia, Erinna, Mutiara, Iwan, Farhan, Fajri, Nevissa Sabrina
Penulis : Afifah, Nevissa Sabrina
Editor : Farhan